Pekerjaannya sendiri hanya mengumpulkan tanaman herbal di bukit di dekat kota, meski pekerjaan ringan selalu ada slime yang bersembunyi di balik semak-semak yang akan dengan senang melompat ke arah Emily sebagai sebuah serangan, karena tidak mengakibatkan damage sedikitpun, Satou yang duduk di atas batu sembari membaca buku tidak menggubrisnya.
Skill pendeteksinya akan mudah memberitahukannya jika ada sesuatu yang mendekat.
Emily berteriak imut saat dia didorong mundur ke belakang oleh beberapa slime hingga dia terduduk sembari mengelus pantatnya, sebagai balasan Emily balas mengayunkan tongkat dengan gerakan pukulan hingga para slime itu hancur dan hanya menyisakan sebuah kristal sihir kecil setelahnya.
"Kristal sihir itu bisa ditukar di guild, pastikan untuk mengumpulkannya juga."
"Ba... baik," balas Emily lemas.
Perlu waktu lama untuk mengalahkan slime, di tingkatnya melawan mereka secara banyak sangatlah merepotkan, walau demikian sebelum sore tiba mereka telah kembali ke guild untuk melaporkan hasil misi sekarang.
Gadis loket menghitung herbal yang didapatkan oleh Emily termasuk kristal sihir yang didapatkannya dari para Slime.
"Semuanya jadi lima perak."
Emily melompat riang.
"Dengar itu Satou, aku dapat uang banyak di hari pertamaku bekerja, biaya penginapan 1 perak dan hanya perlu 10 koin tembaga untuk setiap makannya berarti 30 koin tembaga perhari, bukannya sisanya masih banyak."
Satou bertepuk tangan untuk memuji bagaimana Emily tersenyum bangga atas pencapaiannya. Sebelum kembali mereka mencoba memesan sesuatu di bar yang dijalankan pihak guild ini dan kembali setelah perut mereka terisi.
"Tidak aku sangka guild juga memiliki makanan enak, sayangnya aku tidak boleh minum."
"Anda masih di bawah umur kalau bisa meski dewasa lebih baik untuk menjauhi namanya alkohol."
"Kau benar-benar ketat Satou, ngomong-ngomong apa tidak masalah hanya untuk melayaniku? Dilihat dari kekuatanmu kamu bisa mengabdikan diri ke keluarga bangsawan atau sebagainya? Maksudku seperti kehidupan yang terjamin."
Satou menggelengkan kepalanya, dia sudah memutuskan untuk melayani gadis yang telah memangilnya ke dunia ini dan hal itu tidak berubah.
"Aku tidak begitu tertarik dengan itu," jawabnya pasti.
"Begitu, terlepas dari alasanmu bukannya kamu begitu ahli melayani seseorang, memang ada kalanya Satou terlihat menakutkan namun di saat yang sama Satou terlihat seperti terbiasa melayani orang lain."
Satou diam untuk memikirkannya sebelum kembali membalas.
"Di dunia lamaku aku terlahir dari keluarga cabang, sebagai keluarga cabang sejak kecil aku dilatih untuk melayani orang-orang dari keluarga atas jadi aku sudah terbiasa."
"Kamu sudah terlatih?"
"Benar, aku sudah dilatih berbagai hal."
Satou memilih untuk tidak mengatakan bahwa dirinya dilatih juga sebagai pembunuh, terkadang apa yang tidak bisa dilakukan keluarga atas harus diambil keluarga bawah dan salah satunya adalah melenyapkan seseorang. Begitulah kehidupannya selama ini.
Satou merasakan bahwa dirinya telah diikuti seseorang hingga skill pendeteksinya menangkap gerakan seseorang, tanpa membuat keributan dia meminta Emily untuk mengikutinya dari samping menuju jalan yang sedikit sepi.
Ketika keduanya sampai Emily berada di belakang Satou saat dia berbalik ke arah satu-satunya jalan yang kini telah ditutup oleh seorang wanita dengan pedang di tangannya.
Rambut pirangnya bergoyang tertiup angin beserta aura gelap menyelimutinya.
"Akhirnya aku menemukan kalian di tempat yang aku inginkan, lama tidak bertemu tuan putri atau lebih tepat memanggilmu sebagai gadis bencana."
"Nona Victoria Folk?" begitulah Emily memanggilnya.
"Mengejutkan bahwa kau masih mengingatku, saat itu aku tidak diperintahkan untuk membunuh Anda tapi saat ini berbeda, maaf atas kelancangannya."
Satou menutup pandangannya.
"Seperti aku akan mengizinkan kau berbuat seenaknya."
Victoria melemparkan sebuah buku di bawah kaki Satou lalu menjelaskan.
"Aku menemukan ini di antara mayat-mayat anak buahku, apa kau pikir roh sepertimu dapat mengalahkanku... Aku tidak tahu bagaimana cara kau membunuh mereka namun di hadapan pedangku semua sihir tidak akan berguna."
Dia salah jika menganggap Satou adalah roh, dalam kasus tertentu roh tidak akan bertahan lama jika mereka dipanggil seseorang ke dunia ini.
Emily berkata dari arah belakang Satou.
"Pedang itu dibuat khusus untuk menangkis sihir apapun, nona Victoria dianggap paling kuat diantara resimennya dan di usia muda ia sudah menjadi seorang pemimpin."
Kekuatan yang digunakan Satou tidak tersangkut dalam sihir, meski pedang itu kuat jelas mustahil untuk menangkis sesuatu yang tidak berbentuk seperti perintah mutlak.
Satou merasa akan lebih merepotkan jika dia tidak menangani hal-hal seperti ini saat ini. Paling tidak dia berfikir untuk menghancurkan kepercayaan wanita di depannya dan membuat agar seluruh kerajaan Vermilion tidak akan mengusiknya kembali.
"Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan, tapi bersiaplah untuk mati."
Victoria sudah berlari ke depan untuk melompat ke depan Satou dengan gaya tusukan, gerakannya cepat serta diimbangi dengan kontrol yang sempurna. Ujungnya membelah angin tapi tidak mengenai target yang diinginkannya, hanya dengan satu jari Satou telah menahannya untuk tidak melukai jantungnya.
"Dari orang-orang sebelumnya, memang benar kau lumayan," kata Satou santai.
"Mustahil? Bagaimana kau bisa menahannya?"
"Serangan lemah seperti ini bukannya mudah."
Victoria melompat mundur dengan ekpresi jengkel di wajahnya. Tidak ada yang pernah menahan pedangnya secara langsung terlebih hanya dengan satu jari, jika pun itu roh seharusnya dia langsung menghilang hanya dengan menyentuhnya. Satu hal yang kini membebaninya hanyalah, siapa sosok di depannya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Hioshi
coment dulu semangat
2024-04-04
0