Kelompok Satou telah menempuh setengah perjalanan untuk melewati tebing curam, ketika Emily memperhatikan seberapa tinggi mereka berada, ia mulai merasa mual.
Ada aliran sungai mengalir di bawahnya meski demikian dengan jarak setinggi ini jelas jika mereka jatuh kematian yang hanya akan menunggu, di sisi lain Yuna berjalan di belakang tampak khawatir akan sesuatu. Sebelumya Satou telah menghabisi salah satu Homunculus dan itu sudah cukup membuat Homunculus lain akan berusaha mengejar mereka.
Sebab itu juga Satou memilih jalan berbeda agar pergerakan mereka tidak bisa ditebak dengan mudah.
Ketika semua orang merasa lega beberapa monster merayap mulai bermunculan dari tebing, hanya dengan memerintahkan mereka untuk menjauh makhluk tersebut mulai berjalan pergi.
"Kau tidak membunuhnya?"
"Meski merepotkan mereka akan berguna jika ada orang-orang yang berusaha menyusul kita dari belakang, sedikit yang terbunuh olehku maka akan bagus."
"Aku tidak menduga bisa mendengar perkataan seperti itu darimu."
"Nah, sebaiknya kita cepat.. aku sedikit tidak nyaman terlalu lama di tempat ini," Emily segera memberikan pernyataan yang membuat Satou dan Yuna memilih melanjutkan obrolan mereka nanti.
Satou mengulurkan tangannya untuk membantu kedua gadis di belakangnya agar bisa mendarat dengan baik di tanah, melihat dari peta seharusnya di depan mereka bisa menemukan sebuah desa tenang dengan pemandangan ladang anggur sebagai matapencaharian mereka.
Kemunculan kelompok Satou membuat semua orang tertarik untuk mendekat, atau lebih tepatnya karena keberadaan sosok Yuna.
"Anda pasti seorang Arc Priest."
"Iya, ngomong-ngomong tolong jangan terlalu dekat."
"Ini pasti tuntunan sang dewi karena telah mengirimkan seorang pendeta ke desa kita."
Satou melirik ke sekeliling dan melihat bahwa beberapa kebun mereka tampak rusak. Dia pura-pura tidak menyadarinya agar salah satu orang yang merupakan kepala desa menjelaskan.
"Ini semua karena Green Grizzly, mereka mulai masuk ke dalam perkebunan dan mulai memakan hasil pertanian kami, beberapa orang berusaha untuk mengusir mereka namun berakhir terluka."
"Karena itulah kalian berfikir bahwa Yuna datang kemari demi membantu kalian," ucap Emily yang dijawab anggukan semua orang.
"Sebagai pendeta aku tidak bisa mengabaikan jika ada seseorang terluka, biarkan aku melihat keadaannya."
"Sialan nona Priest."
Sementara dua gadis dipandu oleh kepala desa menuju balai desa, Satou berada di luar untuk membaca bukunya, banyak orang berdatangan hanya ingin melihat Yuna sedang mengobati karenanya Satou memilih sebisa mungkin menjaga jarak. Dirinya sudah cukup membuat anak-anak ketakutan sementara orang dewasa akan sedikit kurang nyaman di dekat dirinya.
"Tuan, Anda datang bersama nona Arc Priest kan, bolehkah saya menawarkan minum pada Anda?"
"Aku memang haus, terima kasih.. jika kau tidak memiliki keperluan lainnya silahkan untuk pergi."
Gadis yang berusaha mencoba berbicara dengan Satou terkejut sesaat sebelum tertawa, dia adalah putri dari kepala desa yang dia temui sebelumnya.
"Jika sikapmu jelek, kamu tidak akan populer di kalangan para gadis."
"Aku tidak terlalu memikirkan hal-hal seperti itu, yang jelas aku tidak peduli."
Gadis tersebut mendesah pelan sebelum duduk di sebelah Satou yang tetap memiliki sikap acuh tidak acuh.
"Desa kami merupakan penghasil anggur terbaik di kerajaan Vermilion, aku biasanya akan memberikan tamu beberapa botol untuk dinikmati namun sayangnya kami tidak memiliki botol lebih untuk orang lain."
"Itu wajar untuk tidak memberikan anggur kalian pada orang asing, dilihat dari yang aku lihat kalian mungkin baru menanam kembali anggur kalian sementara stok anggur yang kalian miliki hanya bisa dijual untuk memenuhi kebutuhan kalian setiap harinya."
"Anda terlalu cermat."
Ketika mereka saling diam, sekumpulan pemuda telah datang untuk membuat keributan. Putri kepala desa bersembunyi di belakang Satou dengan wajah panik.
"Orang itu muncul lagi, dia adalah putra dari kepala desa sebelah yang menyukaiku, demi memilikiku mereka menghajar tunanganku hingga mati."
"Pembunuhan?"
"Benar, aku sudah mengadukan mereka ke kepala desa mereka, sayangnya karena dia anaknya tidak ada yang mau menangkapnya, bagi mereka kepala desa adalah hukum itu sendiri."
Saat mereka sadari pemuda yang berjumlah tujuh orang itu telah mendekat, salah satunya berkata.
"Tunanganmu sudah mati dan desamu pasti dalam kesulitan, bukannya lebih baik kau menerima lamaranku saja."
"Jawabanku tetap sama."
"Kau benar-benar keras kepala, lalu siapa pria di dekatmu itu?"
"Seperti yang kau lihat dia tunanganku, aku mohon menyerahlah."
Satou tidak bereaksi sedikitpun, saat seorang dari bawahan pemuda itu mencengkeram kerahnya, dia tiba-tiba jatuh ke bawah tak sadarkan diri atau lebih tepatnya.
"Mati."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
SR07
menghina orang yang ingin menyelamatkan nya🗿
2024-03-04
2