Di depannya adalah sebuah desa yang kelihatan sepi dan sunyi, Satou berjalan di antara rumah-rumah tersebut yang seolah penduduknya sendiri terlihat ketakutan dan hanya bersembunyi di belakang pintu dan jendela.
Jelas sekali bukan Satou yang mereka takutkan melainkan orang berkuasa di tempat inilah yang sesungguhnya mereka khawatirkan, yang kini telah berdiri di tanah lapang luas dengan Yuna diikat di batang tiang sementara penduduk desa yang mengantarnya sedang dihajar oleh penduduk tempat ini dengan tangan mereka diikat.
Adapun orang yang berkuasa duduk di kursi dengan senapan panjang di tangannya, untuk melihat sebuah senapan ada di dunia ini Satou cukup mengerti bahwa penduduk di sini tidak terbelakang seutuhnya.
"Jadi kau orang yang bernama Satou, kudengar kau membunuh putraku dan menyuruh mereka untuk mengantarkan mayatnya? Aku tidak bisa mengambil resiko untuk menghabisi pendeta dari kota Vines namun jika membunuh sisanya bukanlah hal sulit."
Dia mengarahkan softgun ke kepala seorang pria dan dalam sekejap kepalanya meledak dashyat, cairan otak dan darah memuncrat ke udara memenuhi tanah dengan warna merah.
Yuna yang memperhatikannya tampak shock tanpa memperdulikan darah segar menempel di pipinya.
"Tidak! Apa yang kau lakukan? Dia adalah orang baik yang rela bekerja untuk keluarganya tapi kau malah menghabisinya, tidak, tidak."
Yuna jelas mulai depresi.
"Bawa yang lainnya."
"Jangan bunuh aku, jangan bunuh aku... aku akan."
Dan kepala lain telah meledak di hadapan semua orang. Orang bertanggung jawab yang sekaligus kepala desa tersebut mengangkat senjatanya ke arah Satou yang masih tenang sembari mendorong kacamatanya ke belakang.
Tidak ada ekpresi yang dia tunjukkan selagi mengalihkan pandangan ke arah Yuna yang gemetaran.
"Ini semua salahku, aku terlalu naif, ini semua salahku."
Dia menangis hingga orang-orang yang meliriknya tidak kuat untuk memalingkan wajahnya.
"Dengar, akulah hukum di tempat ini, siapa yang membantah atau tidak setuju denganku, mereka akan mati dan selanjutnya kau yang yang akan..."
Dia tiba-tiba berhenti berbicara saat menyadari bahwa tangan kepala desa telah terpotong dari siku ke bawah, bersama itu tangan-tangan anak buahnya menyusul selanjutnya kaki mereka hingga lumpuh.
Tidak ada yang bereaksi bagaimana Satou melakukanya, yang jelas dia sudah berjalan melewati mereka sembari menggendong sosok Yuna di depannya.
Kepala desa terlihat shock saat satu persatu anak buahnya di bunuh di depan matanya hanya dengan diinjak kepalanya, tidak seperti yang dia bayangkan Satou bahkan tidak terlihat memiliki simpati ataupun rasa kasihan, dibandingkan dirinya Satou benar-benar monster sesungguhnya.
Selagi menggendong Yuna, dia menginjak kepala desa tanpa memberikan cindera berarti.
"Orang menyedihkan, bagiku kau hanya bermain-main dengan orang-orang lemah selama ini tanpa tahu letak langit di atasmu."
Satou menyembuhkan orang-orang dari desa anggur dan meminta mereka untuk membawa jasad yang kepala desa ini bunuh.
Yuna bertanya.
"Kenapa kau tidak menolong mereka sejak awal?"
"Aku hanya tidak berfikir bahwa dia benar-benar akan menembak mereka, aku pikir orang ini bukan lagi manusia."
Satou memilih berjalan pergi meninggalkan kepala desa yang masih hidup yang berteriak mengutuk ke arahnya. Tanpa perlu bertanya Yuna tahu bagaimana nasib kepala desa ini selanjutnya.
Dia memberi ketakutan pada orang-orang dan sekarang ketakutan yang mereka terima berubah menjadi kebencian mendalam.
Orang-orang yang sebelumnya bersembunyi di dalam rumah mulai bermunculan untuk mendekat dengan pisau di tangan mereka.
Yang selanjutnya terjadi Yuna sendiri tidak ingin melihatnya, hanya teriakan kematian saat mereka keluar dari desa seutuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments