"Bukankah kau kekasihnya? Harusnya kau yang lebih tau tentangnya tapi sekarang kau justru bertanya padaku?" Shiro menyeruput cangkir kopinya dengan elegan.
"Berisik kau pirang! Katakan saja jika kau tahu" Akio menghentakkan tangannya dimeja suara nyaring bentrokan gelas dan meja membuat orang-orang melihat ke arah mereka.
Flashback
Saat pertandingan Akio selesai ia tiba-tiba teringat pada Shiro. Meskipun enggan mengakuinya namun tidak ada orang yang terlihat akrab dengan Yuki selain Shiro. Akio mencoba menanyakan alamat lengkap Yuki pada Shiro harapan terakhirnya.
Sebenarnya tentu saja hal ini sangat menyebalkan bagi Akio namun ia tidak punya pilihan lagi dia ingin segera mendapatkan alamat Yuki.
Dengan sangat kebetulan sepulangnya dari perlombaan Akio melihat Shiro yang tengah berjalan di trotoar ia segera menghampirinya.
"Hei brengsek jawab pertanyaan ku. Apa kau tahu alamat lengkap rumah Yuki" Akio meraih pundak Shiro dan membuat langkahnya terhenti.
"Apakah ini cara yang baik saat bertanya pada seseorang?" Shiro tersenyum pada Akio dan melangkah pergi.
"T-tunggu! Oke aku salah! Maaf. Sekarang jawab" Akio berusaha keras menurunkan ego dan gengsinya.
"Hmm sebelum itu aku lapar, tapi uangku sudah habis. Aku akan sangat berterimakasih dan memberitahukan padamu jika kau mentraktirku makan" Shiro tersenyum manis ia berencana untuk sedikit mengerjai Akio yang selama ini selalu terang-terangan tidak suka padanya.
"Baik...disana ada cafe ayo kesana" Akio mengatur nafasnya dan mengepalkan tangannya ia berusaha menahan emosinya yang hampir meledak.
*****
Kembali ke sekarang
"Haahhh...sudahlah aku akan mencarinya sendiri kau membuang waktuku. Aku semakin khawatir karena dia belum membalas pesanku seharian ini" Akio menghela nafas panjang dia beranjak dari tempat duduknya untuk pergi.
Mendengar alasan Akio, Shiro menghentikan dirinya yang hendak menyeruput kopi. Ia ikut khawatir dengan Yuki "Okayama, tepatnya xxxx, kau perlu naik bus setelah sampai stasiun". Shiro melanjutkan menyeruput cangkir kopinya.
Akio menghentikan langkahnya terdiam sejenak. Ia menyeringai dan tanpa menoleh kearah Shiro ia melangkah pergi dari cafe.
*
*
*
Sementara malam harinya Yuki pergi ke pesisir pantai ia masih berharap bisa mendapatkan sinyal untuk mengirim balasan pada Akio namun usahanya sia-sia yang ia dapatkan hanyalah udara yang kian mendingin.
Yuki duduk di tepi pantai yang telah tertutupi salju sambil meniup telapak tanganya yang terasa dingin. Ia merasa bersalah pada Akio karena tidak bisa membalas pesannya bahkan mengabarinya.
Ia meringkuk dan membenamkan wajahnya. Belum lama berpisah namun hatinya sudah ingin bertemu dengan Akio kembali. Meskipun terkadang merasa Akio menyebalkan namun saat tidak ada dia rasanya sangat hampa dan resah.
"Masuklah, kau akan membeku jika terus disini" Ucap Haru yang memakaikan jaket tebal pada Yuki yang masih meringkuk.
"Sebentar lagi, aku masih ingin mendengar suara ombak" Suara Yuki terdengar serak.
"Ombak yang mana? bahkan air laut sudah membeku" menatap lekat Yuki yang terus duduk meringkuk.
Yuki tidak menjawab Haru suasana menjadi hening hanya ada suara angin yang semakin kencang diantara mereka.
"Seseorang yang kau maksud, apakah kekasihmu?" Haru memecah keheningan firasatnya mengatakan Yuki memang sudah mempunyai seorang kekasih.
"....ya" jawab Yuki
"Haru? Kenapa diam-" Ucapan Yuki terpotong, Ia terkejut melihat Haru yang tampak kecewa.
"Bukan apa-apa aku akan masuk dulu. Kau juga segera masuklah" Haru masuk ke dalam rumah Yuki meninggalkan Yuki.
Haru melemparkan dirinya ke ranjang ia terlentang dengan lengan yang menutupi matanya pikirannya terhanyut pada jawaban Yuki.
Kilasan ingatan masalalu menghampirinya ketika Yuki dan Haru berjanji akan menikah saat sudah dewasa.
MASALALU
Yuki dan Haru usia 4 tahun dirumah Yuki
"Ibu! Bibi! Paman! Halu sudah putustan mau menitah cama yuti saat dewaca nanti!" Haru menggandeng tangan Yuki.
"Aduhh manisnya..tapi emang Yuki mau sama Haru?" Ibu Haru meledek Haru.
"Yuti..bica! Mau!" Yuki menyela dengan lidahnya yang masih pendek.
"Eum!! Janji telinting yaa! Patar yuti halus Halu!" Ucap Haru mengangkat kelingkingnya dan tersenyum lebar.
Sejak kecil Haru menyukai Yuki bahkan perasaanya tidak berubah sampai sekarang meskipun tidak ada komunikasi diantara mereka. Hatinya sangat terluka ketika mendengar Yuki telah mempunyai kekasih.
Ia tak menyangka gadis yang mempunyai janji dengannya telah mencintai orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Birru
sabar haru semuanya ada cobaan tidak akan berjalan mulus seperti ombak pantai hihi
2024-06-07
1
Tanz>.<
akhirnya ngasih tau juga kau Shiro
2024-05-12
1
Tanz>.<
cakep nih Shiro, bisa memanfaatkan situasi, gapapa kalo Akio, sekali kali neraktir orang 🤣🤣
2024-05-12
1