Berangkat ke Tokyo

"Aku pulang" ucap Yuki setelah membuka pintu rumah.

 "Selamat datang!" Suara ibunya terdengar dari arah ruang tengah.

Yuki pun menuju ruang tengah untuk meminum air di dapur yang terletak tepat disebelah ruang tengah.

Terlihat ibunya sedang duduk sambil menonton televisi sendirian.

"Bagaimana kabar kakekmu?" Tanya ibu yuki sesaat setelah melihat Yuki memasuki ruang tengah.

"Dia nampak sehat-sehat saja, bahkan saat aku sampai dia tengah berada di kebun." Sahut yuki sambil membuka kulkas dan meneguk air.

 "Lalu apa yang kakekmu katakan setelah mendengar kabar itu?"

Yuki yang tengah meneguk air terhenti seketika dan menjawabnya dengan jeda. "Kakek menyuruhku untuk mengunjunginya jika aku mendapat hari libur".

Mendengar perkataan Yuki, Ibunya menatap Yuki sejenak dan berpaling kearah televisi sambil tersenyum "Begitu ya, dia masih saja tidak terus terang" Lirihnya .

"Ibu, apa tidak apa-apa jika aku bersekolah di Tokyo?" Yuki mendekati ibunya yang tengah menonton televisi.

 "Tentu saja! Apa yang kamu khawatirkan? Semua akan baik-baik saja. Kamu akan segera menggapai impianmu dan memulai hidupmu" Jawab Ibu Yuki tersenyum lembut.

Yuki yang mendengar perkataan itu seketika merasa lega "Terimakasih ibu" Kata Yuki sambil tersenyum.

"Tentu saja sayang" Ia memeluk Yuki dengan penuh kasih sayang.

******

Waktu terasa begitu cepat, Tidak terasa tiba waktunya bagi Yuki untuk segera pergi ke Tokyo karena sekolah akan segera dimulai.

Untuk sampai ke Tokyo pertama Yuki harus menaiki bus yang akan mengantarnya ke stasiun, Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai disana. Setelah itu Yuki harus menaiki kereta dengan 5 jam perjalanan untuk tiba di Tokyo.

kedua orang tua Yuki hanya mengantar sampai ke halte bus.

"Apa ada yang tertinggal? Apa kau sudah membawa semuanya? Bagaimana dengan obat ? Apa aku sudah membawanya ? Lalu pakaian tebal? Pastikan kau memakainya" Banyak pertanyaan yang ibu Yuki lontarkan padanya.

"Sudah-sudah sayang, kita sudah mengeceknya berkali-kali saat dirumah bukan? Bus nya sudah sampai Yuki harus segera berangkat" Ucap ayah Yuki yang berusaha menenangkan Ibu Yuki.

"Ibu..Ayah..Terimakasih. Aku akan menghubungi kalian begitu sampai di Apartemen. Aku juga akan sering pulang saat libur. Jaga diri kalian tetap sehat Ibu,Ayah. Aku akan tinggal disana dengan baik jadi ibu dan ayah tidak perlu khawatir." ucap Yuki dengan tersenyum.

"Hiks..hiks..Kamu sudah besar putriku! Jaga dirimu baik-baik..hik..hikk" Ibu Yuki mulai menangis dan memeluk erat Yuki.

"Dia pasti akan baik-baik saja. Karena dia adalah putri kita" Ayah Yuki kembali memenangkan dan ikut memeluk Yuki.

*Tinnn*

Bunyi klakson bus menandakan bahwa bus akan segera berangkat dan membuat pelukan erat keluarga kecil itu mulai mengendur.

"Ibu,Ayah Aku berangkat" Ucap Yuki sambil berjalan menuju bus .

"Ya. Pastikan untuk selalu memberi kabar pada ayah dan ibumu ini" jawab ayah Yuki sambil merangkul ibu Yuki.

"Pulanglah kapanpun kamu merasa kesulitan, Ibu dan ayah akan selalu menyambut mu dan akan selalu menjadi rumahmu pulang." Lanjut Ibu Yuki tersenyum dan menyeka air matanya.

Yuki hanya mengangguk dan melangkah masuk kedalam bus lalu melambaikan tangan nya.

Bus saat itu tidak ramai penumpang. Yuki duduk di bagian paling belakang sendirian dan saat bus mulai jalan Yuki melihat kearah luar jendela. Tampak ayah dan ibunya yang melambaikan tangan pada Yuki dan Yuki membalas dengan senyuman.

Setelah bus sudah berjalan cukup jauh Yuki menggigit bibir bawahnya dengan wajah yang tertunduk ke bawah. Tubuhnya bergetar dan matanya berkaca-kaca ternyata dia menahan tangisnya cukup lama. Lalu saat tidak ada yang melihatnya tangisnya pecah, air matanya terus keluar tanpa suara yang dikeluarkannya.

Yuki terus menerus mengeluarkan air mata, Sesering apapun dia mengusapnya air mata itu selalu mengalir dari kedua matanya. Perasaanya sangat berat dan sedih untuk meninggalkan kedua orang tuanya.

****

Setelah beberapa saat Sampailah Yuki di stasiun. matanya menjadi sedikit bengkak karena dia terus menangis sepanjang perjalanan.

Saat memasuki kereta untung saja penumpangnya tidak penuh sehingga Yuki dapat duduk dengan nyaman. Namun semakin sering berhenti di stasiun-stasiun berikutnya semakin banyak juga penumpangnya. Ditengah keramaian didalam kereta Yuki menyadari ada seorang nenek-nenek yang tengah berdiri didepannya.

Namun karena merasa malu untuk menawarkannya duduk ditempatnya secara langsung, Yuki hanya langsung beranjak dari sana dan berdiri didekat pintu kereta. Ia melirik ke arah nenek tadi dan tersenyum setelah melihat nenek itu sudah duduk disana.

Tidak selang lama kereta kembali berhenti dan orang-orang berlomba-lomba masuk kedalam kereta sehingga mengakibatkan kereta semakin terasa sempit dan sesak. Karena tubuh Yuki yang tidak tinggi membuat Yuki terdorong kesana dan kemari.

Lalu saat Yuki hendak terjatuh karena terdorong dorong oleh keramaian seseorang menarik lengan Yuki dan membuat Yuki yang tadinya berada ditengah-tengah sedikit menepi didekat pintu yang terdapat pegangan besi disebelahnya.

"Apa kamu baik-baik saja dik?" Ucapnya.

Ternyata dia adalah seorang lelaki dengan tampang yang tampan serta mempunyai tubuh yang tinggi sekitar 190 cm. Dia memiliki wajah yang tampan dengan garis rahang yang jelas dan hidung yang mancung, matanya yang berwarna coklat muda dengan rambutnya yang sedikit panjang berwarna pirang.

"Aku baik-baik saja, Terimakasih sudah menolongku" Jawab Yuki dengan sopan.

"Yahh kau berani sekali menaiki kereta sendirian! Apa ayah dan ibumu mendidik mu dengan keras? Padahal kau baru sekolah dasar.." Oceh nya sambil mengelus kepala yuki.

"Sekolah.. dasar..?" Lirih yuki.

"Oh?! Apa aku salah? Apa kau sudah akan masuk SMP? Yaahh kau sangat kecil jadi aku tidak tahu maafkan aku" lanjutnya masih sambil mengelus kepala Yuki.

"Aku siswa SMA tahun ini tahu" Tegas Yuki.

Tanganya yang tadinya bergerak mengelus-elus kepala Yuki seketika berhenti. Yuki yang penasaran pun menatapnya dengan mendongakkan kepalanya keatas. Terlihat jelas ekspresi wajah Shock nya dan perlahan bibirnya menjadi pucat. Tanpa dijelaskan Yuki tahu kalau dia sedang merasa terkejut dan tidak enak kepadanya.

"Tidak masalah, aku tidak tersinggung" Celetuk Yuki.

"B-begitu, T-tidak maksudku maafkan aku!!" Ucapnya gagap.

"Tidak apa-apa" balas Yuki tidak peduli.

Ditengah situasi Canggung itu terdengar suara rem kereta yang nyaring.

*Ckiiitt*

Ini adalah stasiun pemberhentian Yuki. Melihat pintu yang terbuka Yuki pun berusaha berjalan menuju pintu dengan banyak orang yang berdesak-desakan ingin keluar juga. Yuki yang tidak sengaja terdesak oleh kerumunan orang oleng dan Jatuh pada tubuh orang yang dibelakangnya. Belum sempat meminta maaf saat ia menengok kebelakang ternyata orang itu adalah laki-laki yang tadi sempat menyelamatkan Yuki.

"Maaf" Ucap Yuki padanya

"T-tidak apa-apa. Berhati-hatilah dan seimbangkan tubuhmu" Jawabnya dengan memalingkan mukanya yang memerah.

Terpopuler

Comments

Birru

Birru

astaga dikira masih SD/Facepalm/

2024-05-24

0

Zeyn Seyi

Zeyn Seyi

hahha kau pikir aku ank kecil

2024-05-10

1

Zeyn Seyi

Zeyn Seyi

buset lebih tinggi dari Chanyeol

2024-05-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!