Tetangga apartemen

Setelah menstabilkan tubuhnya Yuki kembali berusaha berjalan keluar dari kereta dengan berdesak-desakan. Tubuhnya yang pendek membuat Yuki seringkali terjepit diantara banyaknya orang-orang didalam kereta.

"Puuuaahhh!!! Haahh..haahh...haahh.." Yuki berhasil keluar dari kereta dengan nafasnya yang terengah-engah.

Segera setelah Yuki keluar dari gerbong kereta dia langsung pergi dari sana. Keadaan diluar stasiun sangat ramai gedung-gedung yang menjulang tinggi, orang-orang yang berjalan dikanan dan kiri trotoar, suara berisik dari banyaknya kendaraan yang melintas, banyaknya papan iklan besar yang dipajang diatas gedung, membuat siapa saja yang menginjakan kaki disini akan kagum dengan ramainya keadaan disini.

Namun keadaan ini sedikit berlebihan untuk Yuki dia yang kesehariannya hanya berada dirumah yang berada di pedesaan asri dan terbiasa dengan ketenangan, sedikit terganggu dengan keadaan ini.

Karena itu Yuki tergesa-gesa untuk mencari apartemennya.

Karena ibu Yuki mempunyai teman yang tinggal di Tokyo Yuki tak kesulitan untuk menemukan apartemen bagus yang cukup murah atas bantuannya. Yuki hanya tinggal menemukan apartemen itu dengan alamat yang sudah diberitahukan.

Dari stasiun, Yuki menggunakan bus untuk sampai di apartemen dan memakan waktu 20 menit dari stasiun menuju apartemennya.

"Ini apartemen nya kan?" Yuki bergumam sambil menatap ponselnya untuk memastikan alamat itu.

Dia berdiri didepan sebuah apartemen lantai 5 yang cukup besar namun bukan yang mewah, menatap ke atas dan memandangi apartemen itu dari sudut ke sudut. Setelah cukup lama melihat dari depan Yuki pun masuk ke apartemen dan menuju ke lantai 4 menggunakan lift ketempat kamarnya berada.

Masing-masing lantai di apartemen tersebut hanya memiliki 5 Kamar di satu lantainya karena itu apartemen tersebut tidak terlalu padat atau ramai penghuninya.Kamar Yuki berada di lantai 4 nomor 15 yang berada di pojok apartemen didalamnya terdiri dari 1 kamar mandi,tempat tidur,dapur, dan balkon dibagian belakang.

Setelah menaruh barang-barangnya dan berbaring cukup lama, Yuki pun berkunjung ke kamar-kamar penghuni apartemen tersebut untuk membagikan sebuah kue sebagai tanda hormat dan ungkapan mohon bantuan karena mulai saat itu Yuki akan tinggal disana.

Yuki mulai membagikan kuenya pada kamar disebelahnya yaitu kamar 14, saat ia mengetuk pintu kamar itu keluar seorang laki-laki tinggi berambut hitam dan bermata coklat tua dengan wajah tampan namun tampak tegas. Alisnya yang tebal dan hidungnya yang mancung melengkapi wajahnya.

"Apa maumu?" Ucap laki-laki itu dengan suara berat dan alisnya yang mengkerut serta ekspresinya yang seperti mengajak orang berkelahi.

Yuki terpaku sejenak diluar pintu dengan kepalanya yang menatap lurus ke depan dengan kue ditangannya. Ternyata laki-laki itu hanya mengenakan handuk yang menutupi daerah pinggang bawahnya sampai atas lututnya, dan rambutnya yang masih meneteskan air menandakan ia baru saja selesai mandi.

Yuki tidak bisa berkata-kata karena terkejut melihat laki-laki itu telanjang. Seumur hidup Yuki tidak pernah melihat laki-laki telanjang didepannya secara langsung.

"Apa kau sudah puas menatapnya? Dasar mesum-!"

Laki-laki itu kembali berkata dengan nada tinggi, belum sempat melanjutkan perkataanya ia terhenti karena tindakan Yuki. Dengan polosnya Yuki menusuk-nusuk perut sixpack laki-laki itu menggunakan telunjuknya dengan ekspresi datar.

Tiba-tiba ia mencengkram tangan Yuki yang tengah memainkan perutnya dan membuat Yuki terhenti dan kembali tersadar akan tujuannya ke kamar itu.

"Oh maaf aku ingin memberikan kue ini padamu, mulai hari ini aku tinggal dikamar nomor 15 mohon bantuannya" kata Yuki sambil menyerahkan kue yang ada di tangan sebelahnya dan menatap ke arah laki-laki itu.

Laki-laki itu pun menerima kue pemberian Yuki dan melonggarkan cengkraman nya. Setelah Yuki memberikan kue itu ia langsung pergi ke kamar selanjutnya tanpa melanjutkan obrolan nya dengan laki-laki itu. Terlihat jelas ekspresi laki-laki itu sangat bingung dengan sikap Yuki.

*****

Beberapa saat kemudian Yuki hampir selesai membagikan seluruh kuenya Kini ia tinggal memberikan pada satu orang lagi yang tinggal di lantai 5 nomor 20 yang ruangannya terletak tepat diatas kamar Yuki. Segera setelah Yuki mengetuk pintu itu seorang laki-laki yang tampan kembali keluar dari sana.

Dari seluruh penghuni yang ada di apartemen itu hanya Yuki, penghuni kamar nomor 14 dan penghuni kamar nomor 20 yang berumur masih sangat muda. Dia memiliki wajah rupawan dengan rambut berwarna coklat tua dan sepasang mata biru muda yang menyilaukan.Berbeda dengan laki-laki sebelumya,dia memiliki kepribadian yang bertolak belakang dengan nya.Wajah yang dipenuhi dengan senyuman dan suaranya yang lembut membuat perbedaan diantara mereka terlihat begitu jelas. Setidaknya itulah yang Yuki pikirkan.

"Hallo nona manis ada yang bisa aku bantu?" ucapnya dengan tersenyum dan nada yang lembut.

Seperti yang Yuki lakukan sebelum-sebelumnya Yuki menyerahkan sepotong kue dan memberitahukan bahwa dia tinggal dikamar nomor 15 dan berharap agar mereka bisa saling membantu untuk kedepannya. Saat Yuki hendak pergi dia menahan Yuki dengan mencengkeram pergelangan tangan Yuki.

"Maaf aku hanya punya satu kue tersisa, tidak ada lagi" Kata Yuki sambil berbalik menatap kearah laki-laki itu.

Untuk sesaat laki-laki itu terkejut dan terkekeh mendengar ucapan Yuki sebelum ia menjelaskan niatnya.

"hahahahahahahaa! Tidak-tidak aku memang suka makanan manis namun aku tidak akan meminta lebih, hanya saja mampirlah kedalam sebelum pergi izinkan aku membalas mu dengan secangkir teh atau coklat panas." Balasnya dengan tetap tersenyum ramah.

Dengan sopan Yuki menolak tawaran itu karena ia masih sangat lelah karena perjalanan jauhnya dan memilih untuk beristirahat. Laki-laki itu juga memahami serta memaklumi alasan Yuki namun sebagai gantinya Yuki tetap harus mampir ke kamarnya saat Yuki senggang. Yuki menyetujui ucapan laki-laki itu untuk menghargainya dan membungkuk padanya sebelum ia pergi dari sana.

Setelah hari-hari panjang yang melelahkan dan penuh aktivitas Yuki membersihkan badannya segera setelah ia sampai kamar dan mengisi perut laparnya. Tidak lupa ia mengirimi pesan kepada ayah dan ibunya mengatakan bahwa ia sudah sampai Di Tokyo sejak tadi dan baru selesai membagikan kue kepada tetangga di apartemennya.

Yuki terlentang di ranjangnya dengan menatap plafon dan menghembuskan nafas panjangnya.Rasa kantuk perlahan-lahan datang padanya, membuat matanya berkedip-kedip dan sesekali menguap. Rasa lelah akibat perjalanan jauhnya membuatnya semakin mengantuk dan akhirnya tertidur pulas ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi Yuki.

Terpopuler

Comments

Zeyn Seyi

Zeyn Seyi

aku bayangin Yuki tadi pas liat cwok tu

2024-05-26

1

Zeyn Seyi

Zeyn Seyi

astaga Yuki

2024-05-26

1

Birru

Birru

🌹untuk yuki

2024-05-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!