"Gak mau" Jawab cepat.
Seperti disambar petir di siang bolong Akio terkejut mendengar penolakan Yuki terhadapnya.
"Kenapa?!" Mendekatkan wajahnya pada Yuki.
"Kitakan baru kenal kemarin, Ibuku bilang aku harus pandai memilih laki-laki jadi Aku tidak bisa menerimamu semudah itu" Yuki menatap lekat kedua mata Akio dengan ekspresi datar.
"Cih memangnya tampangku ga meyakinkan?" Gumamnya membuang muka ke arah lain.
"Emangnya meyakinkan ya ?" Timpa Yuki yang mendengar suara lirih Akio.
"Woyy!! Tsk. Ya sudahlah aku akan menunggumu jadi kau bisa memikirkannya tidak perlu terburu-buru" Ucap Akio berbalik dan pergi meninggalkan Yuki.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mendengar percakapan mereka dan membuatnya berfikir untuk segera bertindak juga.
Bell sekolah telah berbunyi, pelajaran hari itu telah usai. Yuki merapihkan bukunya dan membawa tasnya ia langsung menuju tempat duduk Akio.
"Akichi ayo pulang" Ajak Yuki pada Akio yang masih terduduk di bangkunya.
"Pulanglah dulu aku ada kegiatan club" Akio menjawab tanpa menatap Yuki dan langsung pergi dari ruangan kelas.
Semenjak hari itu Akio selalu menghindari Yuki. Ia selalu saja menyiapkan alasan untuk tidak bersamanya bahkan dia selalu berangkat lebih awal agar tidak bertemu Yuki.
Yuki yang sadar bahwa Akio menghindarinya pun ikut kesal. Kini diantara mereka tidak ada lagi percakapan dan tegur sapa.
******
Sudah dua minggu berlalu mereka masih saja mengabaikan satu sama lain bahkan tidak pernah saling bertatap mata.
Hari itu diadakan perlombaan basket antar sekolah. Yuki menonton pertandingan itu ditempat biasanya ia duduk dibawah pohon rindang yang teduh meminum yogurt kesukaannya dengan raut wajah cemberut.
Saat pertandingan selesai Akio melihat Yuki yang tengah duduk disana sendiri ia menatapnya dengan wajah sendu dan mata mereka bertemu. Tiba-tiba seorang perempuan dari sekolah lawan menghampiri Akio dengan membawakannya air minum dan handuk kecil.
Akio yang biasanya tidak menerima tawaran itu untuk pertama kalinya menerimanya dan membuat para perempuan disana berteriak histeris. Sebenarnya mengesampingkan wajah galaknya, Akio cukup tampan dan memiliki badan atletis wanita mana yang tidak tergoda?.
"Apa apaan sih" Gumam Yuki menggenggam erat yogurt nya.
Yogurt itu menyembur keluar mengenai baju seseorang yang baru saja menghampiri Yuki.
"Yah" Dia melihat kearah bajunya yang terkena yogurt.
Melihat wajahnya dari bawah terasa silau karena siluet matahari namun dapat di pastikan jika dia seseorang yang sangat tinggi.
"Shiro?! Ahh maaf sini aku bersihin" Yuki mengeluarkan secarik tissue dan mengelap baju Shiro.
"Haha tidak masalah. Ngomong-ngomong sepertinya kamu cemburu padanya" Ucapan Shiro tertuju pada Akio ia juga menyaksikan ketika Akio mengambil minum dari perempuan itu.
"Hmph! Aku gak peduli!" Ucap Yuki yang masih terlihat kesal.
Dari kejauhan Akio melihat mereka sangat dekat dan itu membuatnya kesal. Ia membanting botol minum dari perempuan itu dan melempar handuknya ke teman satu clubnya lalu pergi dari lapangan. Perempuan itu mencoba membujuk Akio, Ia menggandeng lengan Akio namun yang ia dapatkan adalah tatapan penuh jengkel dari Akio.
"Lepas. Menjijikan" Ucap Akio dengan mata melotot kearahnya.
Seketika perempuan itu ketakutan melihat Akio yang nampak sangat marah hingga melepaskan tangannya dan ditinggalkan Akio.
"Yuki, kamu ikut club lukis kan? itu akan diadakan mulai nanti sepulang sekolah jadi pastikan kamu datang" Tutur lembut Shiro sambil tersenyum pada Yuki.
"Kamu tahu?" Tanya Yuki bingung
Shiro hanya tersenyum lebar pada Yuki dan berbalik pergi dari sana.
*****
Yuki tengah berjalan di lorong sekolah, tiba-tiba seseorang menggapai tangannya dan menarik Yuki menyudutkannya ke tembok.
"Ren? Apa maumu?" Yuki melihat dengan sorot mata tajam.
Ren hanya terdiam tidak menjawab Yuki. Ia menatap lekat Yuki dan mendekatkan wajahnya pada Yuki. Yuki ingin melawan namun tangannya ditahan oleh Ren dengan ketat. Rasa takut mulai mendatangi Yuki, Trauma yang Ren buat bukan main-main. Jantungnya berdegup kencang otaknya terus memutar memori buruk hari dimana Ren menunjukan sosok aslinya.
Namun tiba-tiba momen menegangkan itu pecah ketika Akio yang entah datang darimana langsung meninju pipi Ren hingga dia terjatuh. Wajahnya sangat menakutkan seperti singa yang hendak menerkam mangsanya.
"Brengsek beraninya kau!" Akio menarik kerah Ren dan memukulnya lagi.
Akio memukul Ren dengan cukup brutal membuat hidung dan bibirnya mengeluarkan darah. Pipinya bengkak serta matanya lebam akibat pukulan Akio. Seperti kerasukan setan Akio tidak berhenti memukul Ren.
"Akichi.." Lirih Yuki.
Mendengar suara lirih itu Akio langsung menghentikan pukulannya dan melihat Yuki yang terduduk lemas merangkul tubuhnya sendiri. Badannya gemetar, wajahnya pucat Akio yang khawatir menghampiri Yuki dan memeluknya untuk menenangkan Yuki kemudian menggendongnya pergi dari sana. (Bridal style)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Birru
akio lebih mengerti kmu yuki. terima saja😆
2024-05-31
1
Tanz>.<
emang lebih bagus kamu terima aja sih Akio /Smirk/
2024-05-07
1
Tanz>.<
Akio:sakit hati ku patah ginjal ku
2024-05-07
1