BAB 14

" baca ini! " kata Andre sambil menyerahkan surat perjanjiannya pada Narendra. " baca yang lantang! " pinta Andre pada Narendra

Narendra menerima surat dari papahnya, lalu membacanya. " saya yang bertanda tangan dibawah ini Narendra Adhitama, bertanggung jawab dengan pernikahan saya selama satu tahun bersama dengan wanita yang bernama Selena Marcella.. " Narendra menghentikkan membaca suratnya lalu menatap ke arah papahnya sambil tangannya masih menggenggam surat perjanjiannya.

" lanjutkan Ren! " perintah Andre yang melihat ke arah Narendra yang berhenti membaca surat perjanjiannya.

" dan aku akan menyayanginya sebagai istrinya sebagaimana mestinya, dalam waktu satu tahun, aku tidak diperbolehkan menginjakkan kakiku di London dan benar-benar menjadi suami siaga di samping Selena.. " Narendra berhenti kembali dan siap komplain pada Andre.

" pah.. Apa-apaan ini pah? Gimana aku akan stay di Jakarta dan meninggalkan London selama satu tahun pah? Sedangkan aku CEO di perusahaanku sendiri pah, come on pah.. Aku gak bisa ninggalin perusahaan selama itu dong pah! " rengek Narendra pada Andre.

Narendra masih berusaha untuk komplain pada papahnya. Alasan sebenarnya adalah karena Narendra tidak ingin jauh dari Nasya, masalah kantor dia bisa seenaknya masuk. Karena dia kan CEO NADHI CORP di London. Jadi bebas bisa masuk kapan saja.

" LANJUT NARENDRA ADHITAMA!!! " Andre menaikkan suaranya agar Narendra bisa membaca surat perjanjiannya sampai selesai.

Daripada berdebat dengan papahnya sendiri dan membuat papahnya kambuh lagi jantungnya. Narendra memilih untuk mengikuti kemauan papahnya itu.

" ini semua dilakukan agar masa pernikahan aku dan Selena bisa membuahkan hasil di keputusan terakhirku yang akan pergi meninggalkan Selena. Setelah satu tahun, aku akan memutuskan pernikahanku dengan Selena apakah pantas untuk dilanjutkan atau kami berpisah. Apabila jalur perpisahan yang pantas untuk pernikahan kami, kami akan berpisah. Dan Selena akan mendapatkan sebagian besar saham di London dengan Namanya, dan aku mendapatkan Saham sebesar 10% nya saja... "

" Loh pah.. Gak bisa gitu dong! Aku yang capek mendirikan perusahaan itu dengan seluruh tenagaku dan pikiranku. Tapi.. Tapi wanita sialan itu yang mendapatkannya? Pah.. Ini gak fer dong pah! Ini gak adil buat aku pah! " Narendra protes dengan isi surat perjanjiannya dengan papahnya itu.

Tapi Andre tetap memerintahkan Narendra untuk melanjutkan membaca isi surat perjanjiannya itu. Tetap Narendra mematuhi perintah papahnya yang sedang duduk di ranjang rumah sakit.

" Saham yang diberikan pada Selena Marcella adalah bersifat sementara. Apabila Narendra mendapatkan istri yang tidak memandang harta dan kekayaan Narendra, Saham yang diberikan pada Selena akan dikembalikan 40% . Tertanda tangan Andre Adhitama dan Narendra Adhitama, saksi Riko ( ajudan Andre ) "

" jadi saham kamu akan papah bekukan 40%, itu sebagai jaminan kamu mencari istri yang layak. Apabila kamu berpisah dengan Selena, dan setelah kamu berpisah dengan Selena. Jabatan kamu akan papah turunkan menjadi Manager di perusahaan NADHI CORP LONDON. " imbuh Andre yang mendengar surat perjanjiannya sudah terbaca oleh Narendra.

" pah.. Gak bisa gitu dong pah! Masa aku diturunkan jadi Manager sih pah? Gimana kata para karyawanku pah? Apa kata mereka? " protes Narendra.

" kamu memikirkan perkataan para karyawanmu itu? Apa kamu sebegitu yakinnya ingin berpisah dengan Selena? Ren! kamu belum sepenuhnya kenal dengan gadis ini. Dia sangat baik, begitu perhatian, tulus. Papah sama mamah juga bisa merasakan ketulusannya Ren. Kalau dia tidak tulus, mungkin sekarang dia sudah meminta yang macam-macam sepeninggal bapanya itu Ren! " Andre mencoba menyadarkan pemikiran Narendra yang masih kekeh ingin berpisah dengan Selena.

Narendra terdiam saat orang tuanya membicarakan kebaikan Selena Marcella. Narendra akui, memang Selena orangnya sangat baik, dan Narendra juga bisa merasakan ketulusan darinya. Dengan semua sikapnya pada Narendra di dalam mobil saat mereka pergi ke bandung untuk pindah dari mansion Andre yang ada di jakarta.

Selena tidak pernah membicarakan pernikahan dadakannya dengan Narendra, dia malah bercerita tentang masa lalunya yang masih sangat kecil hidup di kota Bandung. Kota yang penuh dengan sejuta kenangan untuk Selena.

" Ren.. papah mohon, pikirkan baik-baik. Kamu bisa menyimpan surat perjanjian ini. Setelah siap, kamu tanda tangani dan datang ke papah. Jangan gegabah, pikirkan secara baik-baik! " pinta Andre dengan nada suara yang merendah dan tulus pada Narendra.

Hening..

Narendra duduk di sofa tunggu di dalam ruangan Andre, setelah membaca surat perjanjiannya. Andre memutuskan untuk beristirahat. Dan Narendra menunggu Andre di dalam ruangan Andre.

Sambil berpikir, jalan yang tepat untuk Narendra pilih. Agar langkahnya tidak sia-sia dan tidak salah pilih pendamping hidup. Karena menurut Narendra, pernikahan hanya sekali seumur hidup. Dan dia akan setia pada Istrinya di dalam pernikahannya itu.

Drrt..drrt..drrt..

Bunyi suara ponsel Narendra bergetar di dalam saku celananya. Narendra mengambil ponselnya dan melihat nama pemanggil di layar ponselnya.

" mamah.. " gumam Narendra dan langsung mengangkat panggilan masuknya.

" Ren.. Jemput mamah sama Selena di bandara sekarang ya Ren. Kami sudah sampai di bandara.. " kata mamah dengan halus di sambungan teleponnya.

" iya mah.. Rendra kesitu sekarang juga! " kata Narendra yang berdiri dari duduknya dan siap menuju ke bandara untuk menjemput mamahnya itu.

Beberapa saat kemudian, Narendra sampai di bandara. Dan menemui mamahnya di depan lobby bandara.

" hi son.. " sapa mamah sambil cipika cipiki

" hi mah.. Ayo kita langsung ke hospital ! " ajak Narendra pada Cintia.

" Ren.. Bawain koper Selena, kasian dia keberatan! " Cintia menegor anak semata wayangnya yang diam saja melihat istrinya keberatan membawa koper.

Narendra malah menarik koper mamahnya saja, sedangkan punya Selena tidak ditarik oleh Narendra.

" dia juga punya tangan mah. Biarin aja! " jawaban Narendra sangat ketus, tapi Selena menanggapinya dengan sabar dan lapang dada.

" Ren! kamu itu.. " kata Cintia yang terpotong oleh Selena yang mengelus lengan Cintia.

" mah.. Udah gpp, benar kata Mas Rendra, aku masih punya tangan mah. Jadi gpp aku bawa sendiri aja kopernya, its ok mah! " Selena tersenyum ke arah mamahnya sambil masih mengelus lengan mamahnya untuk meredakan emosinya yang siap meledak karena kelakyan putranya yang semena-mena pada Selena.

" astaghfirullah.. Sayang, kamu yang sabar ya, insyallah suatu saat Narendra pasti akan berubah! " kata Cintia menenangkan Selena, dan Narendra sudah lebih dulu memasukkan koper Cintia ke bagasi mobilnya.

Dan Narendra tidak memperdulikan interaksi kedua orang yang jauh darinya.

" mah aku gpp.. Aku akan selalu mengejar cinta Mas Rendra sampai semampuku mah. Insyallah aku akan selalu sabar! " Selena memandang ke arah Narendra tanpa berkedip dengan tersenyum.

" ayo Sel.. Buruan, nanti Mas.mu keburu ngamok! "

Perkataan Cintia sukses membuat Selena tertawa terbahak-bahak. Dalam hati Selena, jokes mamahnya keren juga.

Tepat saat Selena tertawa, Narendra melihat kearah Mamah dan Selena yang posisinya jauh darinya. Tanpa disadari bibir Narendra menyunggingkan senyuman. Melihat Selena tertawa bahagia seperti tadi, entah kenapa membuat hati Narendra menjadi adem dan nyaman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!