BAB 13

" Sya.. " Narendra kaget melihat kehadiran Nasya disini, dan pakaiannya juga sangat sopan. Tidak terbuka seperti biasanya.

" kamu ngapain kesini? " tanya Narendra sambil menarik tangan Nasya untuk menjauh dari ruangan IGD.

" aku mau mengunjungi calon mertuaku, emang ada yang salahkah sayang hm? " Nasya menjelaskan kedatangannya pada Narendra.

Ceklek..

Pintu ruangan Andre Adhitama terbuka, menampilkan suster yang keluar dari ruangan Andre.

" Tuan Narendra.. Ditunggu Pak Andre di dalam, beliau sudah siuman " kata suster menghampiri Narendra.

" ah iya.. Makasih sus "

Setelah menyampaikan pesannya, suster pergi dari hadapan Narendra dan Nasya.

" Sya.. Lebih baik sekarang kamu pergi dari sini, aku mau masuk ke dalam " perintah Narendra pada Nasya.

" Ren.. Gimana hubungan kita selanjutnya? Aku gak mau gak ada kepastian seperti ini Ren. Kamu harus tanggung jawab ! "

Ctarr !

Bagaikan tersambar petir, perkataan Nasya membuat langkah Narendra terhenti yang akan memasuki ruangan Andre. Narendra jadi mengingat hal yang telah dilakukannya bersama dengan Nasya. Memang Narendra akui, dia melakukan itu atas dasar suka sama suka. Jadi kalaupun Nasya menuntut pertanggungjawaban darinya, Narendra sudah siap bertanggungjawab.

Narendra berbalik dan melangkahkan kakinya ke Nasya. Lalu memegang tangan Nasya, dan mencoba memberi pengertian pada wanita yang sangat dicintainya itu.

" sayaanngg.... Sabar, tunggu sebentar lagi. Aku akan membujuk papah dan mamah agar segera merestui hubungan kita. Pada saat itu juga, aku akan menceraikan wanita itu " kata Narendra dengan lembut dan penuh cinta sambil tangannya memegang kedua lengan Nasya.

" aku tunggu Ren.. " dan Nasya pergi meninggalkan Narendra yang masih menatap kepergian wanitanya itu.

" dasar Narendra bodoh! Kau akan menjadi ayah dari anakku Narendra Adhitama.. Hahaha.. Akhirnya aku akan menjadi Nyonya Adhitama dan akan dapat semua kekayaan milik Narendra " batin Nasya gembira dan bahagia, karena sebentar lagi tujuannya akan tercapai.

Narendra yang sudah melihat Nasya menjauh dari pandangannya. Lalu Narendra masuk ke dalam ruang rawat Andre.

" pah.. " sapa Narendra saat melihat papahnya sudah duduk di ranjangnya.

Kata dokter, papahnya akan dilakukan operasi pemasangan ring di jantungnya. Tapi harus menunggu donor jantung yang pas untuk papahnya. Namun sampai sekarang Riko belum mengabari Narendra.

" kapan papah bisa pulang dari sini Ren?? " tanya Andre yang kesal karena lagi dan lagi harus masuk ke dalam rumah sakit.

" papah belom boleh pulang dulu pah.. Kata dokter papah akan melakukan pembedahan jantung. Dan Narendra sedang mencari pendonor jantung yang pas untuk papah " kata Narendra menjelaskan pada Andre.

" hubungi mamah dan Selena.. Papah ingin mereka ada disini, karena kamu pasti sibuk sama pekerjaanmu, papah gak mau sendirian di rumah sakit yang papah gak kenal sama siapapun disini "

Permintaan Andre membuat Narendra menghembuskan nafasnya kasar. Mendengar papahnya menyebut nama wanita yang sudah membuat kacau hidupnya, Narendra menjadi meradang. Wajahnya menahan marah, tangannya terkepal erat.

" iya pah.. " dengan berat hati, Narendra meng-iyakan permintaan papahnya itu.

Narendra mengambil ponselnya dari saku celananya, lalu mulai mencari kontak mamahnya di dalam ponselnya. Tak berapa lama, mamahnya langsung mengangkat telepon dari Narendra.

" Halo Ren.. Papah disitu ya? Kalian lagi apa? Mamah bisa ngomong gak sama papah? " pertanyaan beruntun dari mamahnya membuat Narendra bingung ingin menjelaskan apa pada mamanya.

Melihat Narendra kebingungan, Andre langsung merebut telepon dari genggaman tangan Narendra.

" mah.. Ini papah, " kata Andre di sambungan teleponnya.

" pah.. Kok gak hubungi mamah sih, papah kenapa?? " perasaan seorang istri memang selalu benar, Cintia menanyakan kabar suaminya yang tak kunjung menghubunginya saat sampai di London.

" huftt.. "

Andre menghela nafasnya dulu, sebelum mengatakan kebenaran tentang dirinya yang masuk ke dalam rumah sakit lagi.

" papah masuk rumah sakit mah, jantung papah kemarin kambuh lagi. Dan sekarang ini lagi nunggu pendonor jantung, kata Narendra papah akan segera melalukan observasi jantung mah. Mamah bisa kesini kan sama Selena?? Papah gak mau sendirian mah, papah mau ditemani mamah.. "

Mendengar nada manja papahnya pada mamahnya membuat alis Narendra mengerut, dan bergidik ngeri. Apa nanti setelah dia menikah dengan Nasya, dia akan menjadi seorang pria manja seperti papahnya itu?

Pikiran Narendra masih terus tertuju pada Nasya. Padahal sekarang ini Narendra juga sudah menjadi seorang suami dari Selena.

" Apa?? Papah masuk rumah sakit lagi? Mamah akan segera ke London bersama dengan Selena pah, tunggu mamah. Tut "

Sambungan telepon nya di putuskan langsung oleh Cintia, dia begitu panik saat mendengar suaminya masuk rumah sakit lagi.

" nih ponsel kamu " kata Andre menyerahkan ponsel Narendra padanya.

" pah.. Aku akan menceraikan Selena ! "

Andre terdiam dan mencoba untuk tenang, agar dirinya tidak terbawa emosi dan jantungnya tidak kambuh lagi. Andre ingin mendengar penjelasan dari Narendra, apa alasannya menceraikan Selena.

Melihat reaksi papahnya yang terdiam, Narendra melanjutkan perkataannya itu.

" aku tidak mencintai Selena pah, rasanya sulit untukku menerima Selena di kehidupanku pah. Tolong biarkan aku memilih jalan hidupku sendiri pah, pernikahanku adalah pernikahan impian, dan aku tidak ingin salah memilih wanita pah. Aku tidak pernah mencintai Selena. "

Kata demi kata di ucapkan Narendra sesuai dengan isi hatinya, perasaan Narendra jadi lebih lega setelah semuanya dikatakan langsung pada papahnya.

Andre paham dengan perasaan Narendra, tapi Andre tidak bisa memaksakan kehendaknya lebih dalam lagi. Andre takut, yang akan menderita adalah Selena, dan Andre tidak mau membuat Selena menderita.

" papah kasih waktu kamu satu tahun pernikahanmu dengan Selena, apabila dalam waktu satu tahun kamu belum juga bisa mencintai Selena. Kamu boleh meninggalkannya, tapi Selena masih menjadi anak papah. Dan papah akan mengirim Selena jauh dari kamu, dan papah jamin kamu tidak akan pernah menemukan keberadaan Selena lagi. Saat itu juga, kamu jangan pernah menyesal Narendra. "

Narendra terdiam dan kaget dengan perkataan Andre, tapi lebih anehnya lagi. Saat mendengar perkataan Andre yang ingin membawa Selena menjauh darinya, perasaan Narendra menjadi khawatir dan mulai bimbang. Di satu sisi, dia sangat mencintai Nasya dan menginginkan Nasya agar menjadi istrinya secepatnya.

" terserah papah ! " kata Narendra yang tidak ingin membantah keputusan papahnya lagi.

Andre menghubungi seseorang di ponselnya,

" tolong bawa surat yang semalam aku buat " perintah Andre di sambungan telepon dengan seseorang.

" surat?? Surat apa yang papah maksud? " batin Narendra penuh dengan tanda tanya.

Tak berapa lama, pintu ruangan Andre diketuk oleh seseorang dari luar.

Tok..tok..tok..

" masuk ! " teriak Andre dari dalam ruangannya.

Riko memasuki ruangan Andre dengan membawa tas yang di pegang Riko. Lalu Riko membuka tas itu dan mengambil beberapa map dari dalam tasnya lalu menyerahkan map itu pada Andre.

" ini bolpoinnya Tuan "

Narendra masih terdiam saat melihat Riko seperti menjalankan perinta dari Andre tanpa sepengetahuannya. Narendra sudah menebaknya, pasti ini semua atas permintaan Andre sendiri, karena tidak mungkin Riko berinisiatif sendiri untuk membuat surat-surat itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!