BAB 8

Selena dan Bik Inah sampai di depan pintu mansion, mereka membuka bagasi mobil yang kuncinya telah dibuka oleh Narendra. Sedikitpun Narendra tidak ada niatan untuk turun dari mobil dan membantu Selena meletakkan koper-kopernya ke dalam bagasi mobil milik Narendra.

" alhamdulilah.. Sudah masuk semua koperku. Terimakasih banyak ya Bik sudah bantu masukin semua koper Selena " kata Selena pada Bik Inah

Tin..tin..tinn..

" lama banget sih, udah belom? " tanya Narendra yang menongolkan kepalanya dari kaca jendela mobilnya dan tidak sabar menunggu Selena memasukkan koper ke dalam bagasi mobil.

" astaghfirullah.. Tuan Narendra kenapa dia jadi kasar seperti ini?? Apa sih yang terjadi di London, pulang-pulang sudah kaya preman " maki Bik Inah di depan Selena.

" hust.. Gak usah ngawur Bik, yasudah saya masuk ke mobil dulu ya Bik, tolong sampaikan pesan saya pada mamah dan papah ya. Assalamualaikum " pamit Selena pada Bik Inah.

Kemudian Selena memasuki mobil Narendra, dan Bik Inah langsung naik ke teras depan pintu mansionnya. Selena membuka kaca mobilnya dan melambaikan tangannya pada Bik Inah.

" Non hati-hati ya.. Telpon Bibik kalau sudah sampai " teriak Bik Inah pada mobil Narendra yang sudah sampai pintu gerbang mansion Andre Adhitama.

" norak ! " kata Narendra

Satu kata yang terlontar dari Narendra sukses membuat Selena memandang ke arah Narendra.

" Norakku itu kebahagiaanku, dan kebahagiaan masing-masing individu bukan diukur dari uang, melambaikan tangan pada orang yang sayang sama kita sama saja merasakan kebahagian kecil yang tidak bisa dibeli dengan uang " kata Selena yang menatap lurus kedepan.

Narendra yang mendengar penuturan dari Selena langsung mengerutkan dahinya,

" gue lagi di ceramahin sama istri gue sendiri?? " batin Narendra yang secara tidak sadar menganggap Selena sebagai istrinya.

Narendra membawa mobil masuk ke dalam hutan yang asri dan rimbun, seperti jalan menuju ke kota Bandung. Karena kota Bandung adalah kota kelahiran Selena.

" mas mau kebandung?? Kita akan menetap disini ya?? " tanya Selena yang bahagia bahwa dirinya pulang ke kampung halamannya.

Daripada bawel bertanya terus, Narendra berinisiatif menjawab pertanyaan Istri bawelnya itu.

" hmm.. Kita akan tinggal disini, saya punya perusahaan kecil di Kota Bandung yang harus saya kembangkan " kata Narendra yang akhirnya membalas pertanyaan Selena dengan suara yang tenang tanpa makian.

Selena senang sekali kalau Narendra mau berinteraksi dengannya. Tujuannya bertanya terus, supaya Narendra mau menjawab semua pertanyaan Selena. Dengan begitu mereka bisa mengobrol layaknya manusia biasa.

" ohh.. Jadi mas Rendra tidak akan kembali lagi ke London?? " tanya Selena kembali yang mengorek informasi sedalam mungkin pada Narendra yang sekarang sudah sah menjadi suaminya.

" gak usah kepo sama urusan orang ! " ketus Narendra kembali yang tidak suka kalau Selena memasuki privasinya.

Bagaimanapun juga sampai sekarang Narendra masih belum bisa melupakan Nasya, cinta pertamanya di London. Dia bahkan tidak tau mau dibawa kemana hubungannya dengan Nasya.

Beberapa menit kemudian mobil Narendra memasuki kawasan pedesaan di kota Bandung yang bernama binong. Kawasan yang penuh dengan wisata dan keindahan alamnya.

" mas bolehkah kunci kaca jendelanya dibuka?? Aku mau menghirup udara segar di Bandung " pinta Selena pada Narendra.

Tanpa disadari jari jemari lentik milik Narendra melakukan perintah dari Selena, dan membuka kunci kaca jendelanya.

Klek..

Kunci kaca jendela telah terbuka, Selena langsung membuka jendela kaca mobil di sebelahnya.

" hmm... Seger banget udara di luar mas " kata Selena memandang keluar jendela.

" ah apa iya gadis kampungan itu berkata benar?? " batin Narendra penasaran pada perkataan Selena.

Narendra yang penasaran akhirnya membuka kaca jendelanya juga, dan benar perkataan dari gadis kampungnya berkata benar. Udara yang berada di luar jendela sangat sejuk, yang akhirnya Narendra mematikan pendingin di dalam mobilnya.

Beberapa menit kemudian mobil mereka memasuki kawasan perumahan Elit yang ada di desa binong. Saat akan memasuki perumahannya, ada salah satu satpam yang menyapa Narendra.

" Selamat siang akang, kumaha damang akang?? Sudah lama tidak terlihat?? " tanya salah satu satpam di komplek perumahan elit itu.

" siang dang.. Saya baik, iya nih.. Banyak pekerjaan diluar dang " sahut Narendra

Selena yang penasaran dengan siapa suaminya berbicara, akhirnya menggeser tubuhnya dan melihat bahwa satpam komplek situlah yang sedang berbicara dengan suaminya.

" siang pak " sapa Selena pada Dadang.

" siang neng "

" saha eta kang?? Kabogoh yak?? Meuni geulis pisan euyy.. " puji Dadang pada wanita disebelah Narendra.

Yang sukses membuat Narendra berdehem, mengalihkan pembicaraan mereka.

" ehem.. Yasudah Dang, saya masuk dulu ya. Tidak enak sama mobil dibelakang " kata Narendra mengalihkan pembicaraan mereka.

" ah ya.. Mangga atuh kang "

Lalu satpam itu membuka portal gerbang kawasan perumahan elit mereka. Dan Narendra menginjakkan gas mobilnya, kemudian masuk ke dalam kawasan.

Selena yang tidak mengerti bahasa sunda, walaupun hidup di sunda. Tapi dia sehari-hari pakai bahasa indonesia, hanya kedua orang tuanya lah yang memakai bahasa sunda di keseharian mereka.

" gak usah sok caper ! " tandas Narendra

" ish.. Nih orang dari tadi uring-uringan mulu perasaan " batin Selena menyimak sikap Narendra.

Mobil Narendra sudah sampai di depan gerbang mansionnya. Mansion Narendra tidak kalah gede dari mansion Andre Adhitama.

Narendra membuka pintu gerbangnya dengan remot kontrol dari mobilnya yang dibawanya selalu di dalam dashboard mobilnya.

Tin..

Pintu gerbang mulai terbuka saat Narendra menekan tombol di remot kontrolnya.

" waahh... Keren banget mas " puji Selena pada kecanggihan alat remot kontrol punya Narendra yang bisa membuka pintu gerbang yang tinggi dan berat itu.

" cih! Loe hidup dimana sih?? Dihutan?? Masa kaya gini aja norak " maki Narendra pada Selena yang masih takjub dengan alat canggih yang Narendra punya.

" hmm.. Aku baru melihatnya mas " Selena yang polos mengangguk saat suaminya bilang bahwa dirinya norak.

Saat pintu gerbang sudah terbuka semua, Narendra membawa masuk mobil spotnya. Lalu saat mobil Narendra sudah masuk, perlahan pintu gerbangnya tertutup sendiri. Jadi tidak perlu ada satpam yang menjaga pintu gerbangnya.

Narendra memarkirkan mobilnya di halaman mansionnya yang luasnya seperti halaman hotel bintang lima. Narendra dan Selena turun dari mobil, seketika Selena juga menganga melihat mewahnya rumah yang ada dihadapannya.

" mas.. Ini rumah?? Gede banget ya kaya istana presiden " puji Selena kembali yang mengagumi kemewahan mansion milik Narendra.

Narendra yang tidak memperdulikan perkataan Selena langsung melenggang pergi meninggalkan Selena sendiri yang masih terpesona melihat keindahan mansion di depan matanya.

Saat akan menuju ke mansion, tiba-tiba benda pipih Narendra bergetar di saku celananya. Dan Narendra langsung mengambil benda pipihnya dari saku celananya.

" halo ada apa?? " tanya Narendra yang langsung mengangkat telpon dari Riko

" tuan.. maaf mengganggu, 5 hari yang lalu kekasih Tuan, nona Nasya bolak-balik menghubungi saya dan mengirimi saya pesan Tuan. Tidakkah lebih baik Tuan temui nona Nasya terlebih dahulu dan memberikan penjelasan padanya?? " kata Riko memberikan saran pada Narendra untuk menjadi pria yang gentle.

" kasih nomor saya Riko, saya yang akan bertanggung jawab dengan semuanya "

Kemudian telepon dari Riko dimatikan sepihak oleh Narendra. Narendra bertekad akan memutuskan hubungannya dengan Nasya walaupun akan terasa sangat sakit. Tapi memang hubungannya sudah toxic, jadi tidak bisa diselamatkan lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!