Universum Turrim

Universum Turrim

Lantai pertama part 1 * Elysium Forest

aku terbangun dari tidur, disambut oleh gemerisik lembut dedaunan yang menari-nari di bawah sinar mentari pagi yang hangat. Namun, kebingungan dan kepanikan menghampiri ketika menyadari bahwa aku berada di tempat yang asing, di tengah hutan yang sunyi bersama ribuan orang yang juga terbangun dengan kebingungan yang sama.

Tanpa alasan yang jelas, suasana hutan menjadi semakin misterius saat sebuah kata tiba-tiba terdengar di dalam pikiranku: "Dunia ke-5120, Peradaban ke-10, Bumi, dikonfirmasi! Alokasi pribumi, dikonfirmasi. Memulai evolusi pribumi... evolusi dikonfirmasi. Melapor pada Sang Pencipta Agung."

Peristiwa yang tak terduga ini membuat hati berdebar-debar dan pikiran berkecamuk. Apa sebenarnya yang terjadi? Siapa Sang Pencipta Agung yang dimaksud? Dan apa arti dari evolusi pribumi yang telah dikonfirmasi?

Dalam keadaan bingung dan penuh pertanyaan, lantas kemudian muncul sebuah kumparan cahaya berwarna-warni yang menyilaukan, "Menganalisis pribumi..., pribumi dikonfirmasi Ras manusia. Intelektual: peringkat planetary, bakat: bintang, potensi: galaksi. Makhluk peringkat 'Star System' dikonfirmasi," kata kumparan cahaya itu. "Data dikonfirmasi, data pribumi manusia diterima di 'universum turrim', memulai singkronisasi... Sinkronisasi selesai, manusia siap memulai peradaban," lanjutnya.

Setelah mengatakan itu, kumparan cahaya bersinar terang hingga aku tidak dapat membuka mata karena silaunya. Sesaat kemudian, tanah mulai gemetar, dan hutan yang sunyi tidak lagi menjadi sunyi. Situasi semakin mencekam dengan munculnya makhluk-makhluk aneh yang tidak pernah kulihat sebelumnya seperti kelinci bertaring, makhluk hijau memegang tongkat kayu, lendir hijau yang bergerak-gerak, dan masih banyak lagi. Kegelapan hutan yang dulu sunyi kini dipenuhi dengan kekacauan dan ketakutan.

Saat panik merajalela dan orang-orang berlarian ke segala penjuru, aku ikut terbawa arus, lari begitu jauh hingga menemukan diriku terjebak di dalam hutan yang semakin terpencil. Di sana, aku menyaksikan pertarungan antara serigala berukuran besar dengan dua buah tanduk di kepalanya melawan kuda bersayap yang juga memiliki tanduk di kepalanya. Kedua makhluk itu bertarung dengan ganas, mengguncang tanah di sekitarnya.

Dalam ketakutan yang melumpuhkan, aku bersembunyi di balik pohon, menahan napas, berharap agar tidak disadari oleh kedua makhluk tersebut. Suasana yang mencekam membuat detak jantungku berdegup kencang, sementara aku berharap agar peristiwa aneh ini segera berakhir.

Tanpa sadar aku terduduk membeku sepanjang malam, hingga akhirnya aku menyadari bahwa kedua makhluk itu telah pergi. Namun, ketika aku memalingkan wajah, aku disambut oleh wajah kecil yang keriput, berbalut kulit hijau. Makhluk itu berteriak dengan sangat keras, membuatku terkejut. Kemudian, puluhan makhluk serupa datang dari berbagai arah, membuatku semakin ketakutan. Aku mulai berlari tanpa arah karena mereka mengejarku, suara aneh yang mereka keluarkan membuatku merinding.

Dalam kepanikan, aku berlari tanpa arah dan masuk ke dalam gua raksasa. Anehnya, makhluk hijau tersebut tidak mengikutiku masuk. Merasa lega karena terhindar dari kejaran mereka, Namun, dengan kebodohanku, aku melangkah lebih dalam ke dalam gua, hanya untuk tercengang melihat makhluk raksasa yang berada di depanku. Untuk pertama kalinya di tempat yang aneh ini, aku merasa takjub melihat sosok menawan itu, dengan sayap besar dan kokoh, serta sisik merah keperakan yang indah.

Untuk pertama kalinya di tempat yang aneh ini, aku merasa takjub melihat sosok menawan itu, dengan sayap besar yang kokoh dan sisik merah keperakan yang indah. Saat aku ingin mendekatinya, tiba-tiba di depan mataku tertera tulisan "Large Crimson Dragon. Status: Death."

Entah bagaimana, aku merasa tersadar bahwa sepertinya dunia ini memiliki banyak kejutan dan misteri yang menanti untuk diungkap.

Saat itulah aku tersadar bahwa dunia ini penuh dengan kejutan dan misteri yang menunggu untuk diungkap. Namun, kebingungan dan keraguan segera menyelinap ke dalam pikiranku. Bagaimana aku bisa melihat informasi tentang naga ini? Apakah ini hanya khayalan ataukah ada sesuatu yang lebih dalam di baliknya?

Imajinasiku mulai melayang liar, mengingat-ingat novel dan komik yang pernah kubaca. Tanpa sadar, kata-kata "appraisal" terucap dari bibirku . Namun, keheningan yang menyusul membuatku merasa malu, meskipun tak ada yang menyaksikan. Entah mengapa, aku merasa seolah-olah ada yang menertawakanku di keheningan itu. Dalam kebingungan yang semakin dalam, aku berusaha mengingat bagaimana aku bisa memiliki kemampuan untuk melihat informasi tentang naga ini.

Ketika aku fokus dan mencoba lagi, aku berhasil membaca tulisan yang tertulis di kerangka dekat naga tersebut: "Pseudo-God (Bogenflügel). Status: Death." Keterkejutan melanda diriku, bukan karena aku berhasil menggunakan kemampuan ini lagi, melainkan karena kata "pseudo-god".

"Sial, bahkan dewa pun bisa mati di sini?" ucapku sambil mencoba menenangkan diri. Aku mulai menyelidiki sekitar dan menelusuri daerah sekitar kerangka itu. Aku menemukan sebuah plat kayu berwarna hitam di dekat kerangka, dan saat kuambil, terdapat ukiran aneh di atasnya. Saat kuamati lebih dekat, tiba-tiba aku membaca tulisan yang terukir di sana, entah bagaimana: "Aku sudah tidak tahu berapa ratus tahun yang sudah berlalu, bahkan setelah tertusuk oleh 'Aimovóres', makhluk itu masih dapat hidup. Dengan luka separah ini tanpa manaku kurasa hidupku hanya beberapa tahun lagi..."

Kesadaran bahwa bahkan dewa pun bisa mati di tempat ini membuatku merasa terguncang. Apa yang sebenarnya terjadi di dunia ini? Dan siapa atau apa itu "Aimovóres" yang mampu melukai naga yang mampu membunuh dewa itu? Semakin banyak pertanyaan yang muncul di pikiranku, semakin dalam aku terperosok ke dalam misteri yang menyelimuti tempat ini.

Saat aku melihat pedang yang menancap pada tubuh naga, rasa penasaran memuncak, dan aku merasa terdorong untuk menyentuhnya. Namun, saat aku mencoba menarik pedang itu, aku merasakan sesuatu yang aneh, seperti energi besar yang memasuki tubuhku dengan kekuatan yang tak terbayangkan, menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan. Aku berteriak dengan keras, mencoba menahan rasa sakit yang melanda.

Tiba-tiba, suara aneh terdengar di dalam kepalaku: "Aimovóres mengkonfirmasi inang baru. Inang berasal dari ras asing. Memperbaharui data. Data diperbaharui. Inang ras: manusia. Makhluk peringkat Star System dikonfirmasi. Memulai prosedur implan DNA, implan sedang berlangsung."

Keterkejutan dan kebingungan melanda diriku. "Apa-apaan ini, sial?! Seharusnya aku tidak menyentuhnya dari awal!" seruku dalam kepanikan. Namun, sebelum aku bisa lebih lanjut, rasa sakit yang tak tertahankan membuatku pingsan...

Ke esokan harinya, aku terbangun dalam keadaan lemas, mendengar lagi suara aneh di kepalaku. "Proses implan selesai, memperbaharui ras pseudo-god (manusia), prosedur dikonfirmasi, salam tuan rumah."

"Ha? Tuan rumah? Sial, apa lagi yang terjadi sekarang? Apa aku sudah menjadi dewa begitu ha?" keluhku dengan nada sarkastik, sambil berusaha bangkit meskipun tubuh masih terasa lemas. "Jawab, tidak. Tuan rumah tidak menjadi dewa, namun berpotensi melampaui mereka," jawab suara itu. Aku terdiam sesaat.

"Hei, siapa itu?" tanyaku. "Jawab, saya adalah Aimovóres, sebuah Divine weapon dengan jiwa buatan," jawab suara itu. "Tunggu, kau pedang sialan itu?" tanyaku dengan heran. "Jawab, ya," kata suara itu.

"Sial, apa yang terjadi di sini?" desahku, penuh kebingungan. "Jawab, saya jug..." "Tunggu, aku tak bertanya padamu," potongku, mencoba memahami situasi yang semakin kompleks dan misterius.

"Haaa....," aku menghela nafas panjang, "baiklah, bisa kau jelaskan apa yang sedang terjadi di sini?" tanyaku.

"Jawab, saya adalah 'Aim'ovóres', sebuah senjata divine yang diciptakan dengan jiwa buatan..., saya dapat menyerap garis darah keturunan makhluk lain dari tubuhnya..., kemudian memberikannya dalam bentuk modifikasi pada tuan rumah," jelasnya panjang lebar.

"Ha, oh, jadi pada dasarnya kau sebuah senjata, kan?" tanyaku karena bingung dengan penjelasan panjang itu.

"Jawab, benar," sahutnya.

"Lalu bagaimana kau bisa ada padaku?" lanjutku bertanya.

"Jawab, itu karena tuanku yang sebelumnya, 'Bogenflügel', telah mati dan anda yang pertama kali menyentuh saya dalam beberapa puluh tahun lamanya," jawabnya.

"Baiklah, itu berarti sekarang akulah tuanmu?" tanyaku mencoba memahaminya.

"Jawab, benar," jawabnya.

"Kalau begitu, karena kau sudah berada lama di sini, bisakah kau jelaskan tempat sialan apa ini?" tanyaku lebih panjang.

"Jawab, baik. Tempat ini adalah menara yang dibangun oleh 'The Great Creator', dengan puluhan ribu lantai di dalamnya yang me....."

"Tunggu, tempat ini menara? Aku berada di dalam menara? Lalu kenapa aku dapat melihat matahari dan bulan di sini? Bahkan bintang-bintang?" tanyaku yang keheranan lagi.

"Jawab, menara ini bernama 'Universum Turrim', yang mana setiap lantai menaranya benar-benar sebuah dunia lengkap dengan semesta beserta isinya," jelasnya. Aku tertegun dalam pandangan kosong tak percaya dengan apa yang kudengar.

"Hah...., sudahlah terserah, jadi apa kau tahu cara keluar dari sini?" aku bertanya hampir putus asa.

"Jawab, tidak. Namun saya tahu cara untuk naik ke lantai yang lebih tinggi," katanya.

"Untuk apa?" aku perjelas.

"Jawab, untuk mengetahui lebih banyak," jawabnya.

"Huh, kalau begitu, bag'Aim'ana caranya?" aku bertanya.

"Jawab, dengan 'momentous' yang ada di setiap sarang kelas-1 di setiap lantai," jawabnya.

"Lalu, di mana sarangnya?" tanyaku.

"Sarang terdekat adalah 'Goblin Champion Nest', berada 18 KM barat daya dari sini," jawabnya.

"Perhatian! Rank minimum untuk Raid 'Goblin Champion Nest' adalah Rank-10 (menengah), sedangkan tuan rumah berada di Rank-10 (awal), disarankan meningkatkan kekuatan terlebih dahulu," lanjutnya.

"Oh, ok, akan kulakukan dalam perjalanan," jawabku dengan singkat.

Setelah itu, perjalanan ku dimulai. Pada hari pertama, aku lebih memilih untuk mencari tahu apa yang dapat ku makan dan tidak. Meskipun kelaparan ku selama dua hari terakhir telah hilang berkat 'Aim' (Aimovóres), namun aku masih bisa saja kelaparan nantinya.

Aku mencari sesuatu yang kuketahui setidaknya yang mirip dengan yang ada di bumi, seperti buah-buahannya, tanaman, dan hewan kurasa. Setelah kutelusuri buah dan tanaman, disini tak jauh berbeda dengan di bumi jadi kukumpulkan di gua.

Namun, rasa penasaran ini mengganggu ku, "hei 'Aim', apa naga itu dapat kumakan?" tanyaku dengan penasaran karena naga itu telah mati selama puluhan tahun.

"Jawab, dapat dimakan. Pada dasarnya naga adalah makhluk dengan 'Ether' yang kaya, jadi kesegaran dagingnya terjaga," jawabnya.

"Oh, baiklah," sahutku senang mendengarnya.

'Aim' pun berubah menjadi sebilah pisau. Meskipun aku terkejut, aku lebih tertarik untuk memotong daging naga itu. Ku singkirkan sisiknya sedikit demi sedikit lalu ku potong dagingnya, sembari kegembiraan menyelimuti muncul lagi tulisan itu: "daging 'Large Crimson Dragon', status: fresh". Hal itu membuat ku diam sesaat, namun melihat daging segar itu langsung membuatku merasa lapar. Aku pun mulai menyalakan api dan memanggang daging nya di atasnya. Aroma sedabnya melumpuhkan ku dalam kenikmatan.

sebuah gigitan pun mendarat, kombinasi kelezatan dan kelembutan dari daging yang kugigit membuat tu terlena olehnya.

Terpopuler

Comments

Muhammad Raja Hazmi

Muhammad Raja Hazmi

semoga kalian suka

2024-02-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!