lantai 8 * The Throne of Death

Dengan tiap hembusan angin malam yang beraroma kematian, aroma itu terdengar mengalir di antara tulang belulang kami yang letih, menyampaikan getaran yang menggigilkan, menciptakan suasana ngeri yang mengelilingi kami. Kabut tebal yang menyelimuti hutan gelap menambahkan lapisan kegelapan di sekitar kami, membuat setiap langkah terasa seperti terbenam dalam jurang kegelapan yang tak berujung. Di antara bayangan yang mengancam, batu nisan yang tak terhitung jumlahnya dan tengkorak yang berserakan memberikan kesan akan kisah-kisah gelap yang pernah terjadi di tempat ini, mengirimkan getaran yang mencekam ke dalam tulang-tulang kami.

Meskipun tubuh kami terasa remuk oleh kelelahan, tekad kami tetap kokoh. Dalam kegelapan yang menyelimuti, kami melangkah maju dengan hati-hati, menghadapi setiap rintangan dengan ketegasan yang terpendam di dalam diri kami. Dengan mata penuh tekad dan hati yang berdebar, kami memasuki hutan yang terikat oleh aura kematian, siap untuk menghadapi segala bentuk ketakutan dan ujian yang menanti di lantai ini.

Dalam pencarian tempat perlindungan dari hutan yang penuh misteri ini, kami berusaha menemukan tempat yang aman untuk beristirahat sejenak. Namun, di antara batu nisan dan tengkorak yang berserakan, sulit untuk menemukan tempat yang terasa nyaman dan aman. Setiap sudut hutan dipenuhi oleh aura kegelapan dan ketidakpastian, membuat kami semakin waspada terhadap setiap langkah yang kami ambil.

Namun, akhirnya, kami menemukan sebuah gua kecil yang tersembunyi di antara rerimbunan pohon. Meskipun terasa gelap dan terabaikan, gua itu memberikan perlindungan sementara dari elemen-elemen luar yang ganas. Dengan hati-hati, kami memasuki gua itu, merasakan sedikit kelegaan saat langkah kami beristirahat di tanah yang dingin.

Dalam kegelapan gua yang menyelimuti, kami duduk bersama-sama, mencoba untuk mendapatkan sedikit istirahat dari petualangan yang tak kenal lelah. Meskipun suara angin yang meniup di luar gua membawa getaran ketidakpastian, kami mencoba untuk menenangkan pikiran kami dan mempersiapkan diri untuk tantangan yang akan datang di lantai ini.

Dengan hati-hati, aku memusatkan perhatianku pada aliran ether yang mengalir dalam diriku. Rasanya seperti merasakan kekuatan alam yang mengalir melalui setiap serat tubuhku, memberikan energi yang tak terduga namun kuat. Sambil mencoba menyeimbangkan dan mengontrol aliran itu, aku merasa koneksi ku dengan sirkuit sihirku semakin kuat, memperkuat kemampuan dan kepekaanku terhadap lingkungan sekitar.

Sementara itu, si abu, setia sahabatku, juga berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan kemampuan barunya. Dalam keheningan gua yang gelap, aku dapat merasakan usahanya yang tekun dalam menyesuaikan diri dengan segala perubahan yang terjadi. Meskipun mungkin sulit bagi seekor serigala untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang begitu berbeda, aku yakin bahwa si abu akan mampu mengatasi tantangan-tantangan yang akan kami hadapi bersama.

Dengan setiap detik yang berlalu, kami semakin siap untuk menghadapi apa pun yang menunggu di lantai ini. Dengan kekuatan baru yang kami miliki dan tekad yang kuat, kami bersiap untuk melangkah maju dan menghadapi segala rintangan yang mungkin ada di hadapan kami.

Dengan hati yang teguh dan tekad yang kuat, kami bersiap untuk meninggalkan area yang gelap dan mencekam ini. Setelah istirahat yang cukup, kami bertekad untuk segera mencari 'nest' atau 'realm guardian' yang kami yakini berada di lantai ini. Kami sadar bahwa semakin lama kami berada di sini, semakin besar pula risiko yang kami hadapi.

Dengan langkah yang mantap dan pandangan yang waspada, kami menjelajahi setiap sudut area yang gelap. Aroma tanah basah dan kabut yang menyelimuti udara membuat perjalanan kami semakin menegangkan. Namun, kami tidak kehilangan harapan. Kami terus mencari jejak yang mungkin mengarahkan kami ke tempat yang kami tuju, siap menghadapi segala halangan yang mungkin kami temui di sepanjang perjalanan kami.

Dihadapan kami, terhampar sebuah kastil besar yang terbengkalai. Dinding-dindingnya yang tinggi dan menjulang, ditutupi oleh lumut dan tanaman liar yang menjalar. Atapnya yang rapuh terlihat seperti akan runtuh setiap saat. Namun, di balik kerusakan dan kehancuran yang menyelimutinya, terasa ada aura kuat yang memancar dari dalam kastil itu.

Tanpa ragu, kami memasuki kastil yang berusia tua itu, langkah-langkah kami bergema di koridor-koridor yang sunyi. Di dalam, suasana yang kuno dan mencekam menyambut kami. Cahaya yang redup dari celah-celah di atap kastil menyinari jalur kami, menyoroti debu-debu yang beterbangan di udara. Kami merasa seperti masuk ke dalam kisah legenda yang berusia ribuan tahun.

Dengan hati-hati, kami melangkah maju, siap menghadapi segala kemungkinan yang mungkin mengintai di balik setiap sudut kastil tersebut. Karena di sinilah mungkin letak 'nest' yang kami cari, atau mungkin 'realm guardian' yang kami harus hadapi. Tapi, entah kenapa, ada rasa tegang yang mengendap di dalam hati kami, seolah-olah kami tidak sendirian di dalam kastil ini.

Menghadapi pintu besar yang membawa kami ke ruang tahta, kami merasa seolah-olah melangkah ke dalam sejarah yang terlupakan. Saat kami memasuki ruangan itu, sorot mata kami segera tertuju pada sebuah siluet yang duduk di singgasana di ujung ruangan.

Sinar cahaya yang remang-remang menyelimuti sosok tersebut, memberikan kesan misteri yang semakin membesar. Dia duduk dengan anggun, tubuhnya tertutup oleh mantel hitam yang mengalir indah. Wajahnya yang dihiasi oleh bayangan misterius terlihat serius, seolah-olah dia memiliki kekuatan yang tak terduga di balik senyumnya yang samar.

Dengan hati-hati dan penuh rasa hormat, kami mendekati sosok itu, siap untuk menghadapi apapun yang mungkin terjadi. Entah siapa dia, apa maksud kedatangannya di sini, dan apa hubungannya dengan kami. Yang pasti, ruang tahta ini penuh dengan aura yang tegang, seolah-olah dunia sedang menahan nafas, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Misteri semakin dalam ketika mahkota yang dikenakannya tiba-tiba bersinar dengan warna hijau kegelapan yang memukau. Cahaya itu terpancar begitu kuat, seolah-olah menghipnotis kami dengan keindahannya yang tak terlukiskan. Matanya pun ikut memancarkan cahaya yang sama, menambah aura misterius di sekitar ruangan.

Kami berdiri di depannya, terpesona oleh kehadiran yang begitu megah. Kami merasakan energi yang kuat mengalir dari sosok itu, menciptakan atmosfer yang penuh teka-teki dan ketegangan. Apa maksud dari kedatangannya? Apakah dia akan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kami, ataukah dia akan menambahkan misteri yang lebih dalam lagi?

Dengan hati-hati, kami menunggu apa yang akan diungkapkan oleh sosok yang duduk di singgasana itu, siap menerima segala kemungkinan yang akan terjadi.

Saat sosok itu berdiri, keajaiban lainnya terjadi di sekitar kami. Tulang belulang yang berserakan di ruangan itu tiba-tiba bergerak dan menyatu, membentuk entitas mengerikan yang kami kenal sebagai 'skeleton'. Dengan patuh, mereka berlutut di hadapan sosok yang berdiri di singgasana, memenuhi ruangan dengan suara-suara seram yang kami tidak mengerti, namun anehnya, kami bisa merasakan maknanya.

Mereka memuji sang raja dengan penuh pengabdian, seolah-olah sosok itu adalah pusat keberadaan mereka. Sementara itu, kami hanya bisa menyaksikan dengan penuh keheranan, bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya sosok yang duduk di singgasana itu dan apa hubungannya dengan entitas-entitas yang menyembahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!