lantai 6 * The Colossal Forest

Ketika kami tiba di lantai keenam, pemandangan yang kami temui terlihat cukup normal, kecuali untuk satu hal: segala sesuatu yang ada di sini memiliki ukuran yang sangat besar. Bahkan hal-hal yang biasanya sekecil selambar daun pun di sini sebesar raksasa. Diawalnya, kami merasa tercengang oleh skala yang tak terbayangkan ini. Pohon-pohon raksasa menjulang tinggi, dengan batang yang begitu lebar sehingga butuh beberapa orang untuk mengelilinginya dengan pelukan. Daun-daunnya yang berkilauan dan bercabang menyediakan naungan yang sangat luas, membuat langit-langit hutan terlihat seolah-olah tersembunyi di antara dedaunan yang tebal. Sungguh, setiap langkah kami terasa seperti menjelajahi dunia yang mengalami distorsi ukuran, di mana segalanya dipenuhi oleh kebesaran yang tak tergambarkan.

Setelah menunggu sebentar, Aim akhirnya memberikan laporan, "lapor, hasil injeksi telah selesai. Silver bloodline (giant strength) 15×, silver bloodline (enhanced durability) 10×, silver bloodline (towering presence) 5×."

Ketika mendengar itu, rasa senang dan kepuasan langsung meluap dalam diriku. Legendary bloodline akan memberiku kekuatan yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Aku pun bersiap-siap untuk menghadapi tantangan di lantai keenam ini dengan kekuatan baru yang telah kudapatkan.

"Baiklah, ayo kita mulai," kataku sambil mengamati sekeliling dengan hati-hati. Dengan legendary bloodline yang baru saja kudapatkan, aku merasa lebih percaya diri meskipun dihadapkan pada lingkungan yang begitu berbeda dan menakutkan. Kami pun memasuki lantai keenam dengan langkah yang mantap, siap menghadapi segala tantangan yang mungkin menunggu di hadapan kami.

Kami berusaha menghindari semua makhluk yang ada, bergerak dengan hati-hati di antara raksasa-raksasa yang menjulang di sekitar kami. Kami berusaha untuk tidak menarik perhatian mereka, menjaga agar tidak menjadi target potensial di tengah keadaan yang begitu mengerikan ini. Langit yang tinggi di atas kami menambah aura misteri di tempat ini, namun kami tetap fokus pada tujuan kami: menemukan jalan ke lantai berikutnya tanpa terlibat dalam pertarungan yang tidak perlu.

Kami terus berjalan, berlari, melompat di antara bebatuan raksasa, namun karena ukurannya yang besar, setiap pergerakan kami terasa sangat jauh. Setiap langkah kami seperti sebuah perjuangan melawan kekuatan gravitasi yang lebih besar dari biasanya. Meskipun begitu, kami tetap gigih melangkah, mendorong tubuh kami melewati rintangan-rintangan besar yang menghadang. Hati-hati kami berusaha meminimalkan kebisingan yang mungkin menarik perhatian makhluk-makhluk raksasa di sekitar kami, karena di lantai ini, satu kesalahan kecil pun bisa berakibat fatal.

Kami merasa terjebak di hadapan raksasa itu, dengan langkah kakinya yang menggema di sekitar kami, menunjukkan kekuatannya yang tak terbantahkan. Tubuhnya yang besar mengesankan, mengingatkan kami akan kekuatan alam yang memanggil kami untuk bertahan hidup di dunia yang penuh dengan rintangan ini.

Sementara kami berusaha bersembunyi di balik bebatuan besar, raksasa itu mengitari area tempat kami berada. Setiap langkahnya menimbulkan getaran di tanah yang kami rasakan bahkan dari jarak yang jauh. Awan debu mengitari kaki raksasa itu, dan matahari yang terik memberikan bayangan yang panjang di tanah tandus tempat kami berada.

Aim berbisik kepadaku, "Kita harus mencari cara untuk melewati raksasa ini tanpa menyebabkan kecurigaan lebih lanjut." Aku mengangguk setuju, menyadari bahwa pertarungan langsung dengan makhluk sebesar itu akan menjadi bencana bagi kami. Namun, mencari celah untuk meloloskan diri dari situasi ini akan menjadi tugas yang sangat sulit.

Kami memanfaatkan setiap momen keheningan yang diciptakan oleh raksasa untuk bergerak maju, melangkah dengan hati-hati dan berusaha seminimal mungkin untuk tidak menarik perhatiannya. Setiap langkah kami diambil dengan penuh perhitungan, menghindari bebatuan yang terlalu besar yang bisa menimbulkan suara saat kita melintasinya.

Sesekali, mata raksasa itu menyipit, menatap ke arah kami seperti mencari-cari sesuatu. Kami menahan napas dan menyembunyikan diri di balik batu atau tanaman besar yang ada di sekitar kami. Ketegangan di udara membuat jantung berdegup lebih kencang, dan setiap detik terasa seperti waktu yang tak berujung saat kami mencoba melewati raksasa ini tanpa disadari.

Setelah beberapa saat yang terasa seperti berabad-abad, kami berhasil mencapai batas jauh dari pandangan raksasa. Kami merasa lega karena berhasil melewati momen yang penuh tekanan itu tanpa terlihat atau didengar. Namun, perjalanan kami belum berakhir, dan kami masih memiliki banyak rintangan yang harus dihadapi di lantai ini. Dengan hati-hati, kami melanjutkan perjalanan, siap menghadapi apa pun yang menanti kami di depan.

Dengan arahan dari Aim, kami melanjutkan perjalanan menuju sebuah 'nest' yang menjadi fokus perhatian kami. Langkah kami tetap berhati-hati, menyelinap di antara pepohonan yang besar dan bebatuan yang menjulang tinggi. Udara di sekitar 'nest' terasa berbeda, tegang dan penuh dengan aura yang menegangkan.

Saat kami mendekati 'nest', kami mulai melihat tanda-tanda kehadiran makhluk-makhluk yang menjaga tempat itu. Jejak-jejak besar dan bekas-bekas kuku di tanah memberi tahu kami bahwa kami mendekati sesuatu yang besar dan berbahaya. Namun, tekad kami tidak goyah, dan kami terus maju, siap menghadapi apa pun yang menunggu di 'nest' tersebut.

Ketika kami akhirnya mencapai 'nest', kami merasakan ketegangan yang melonjak. 'Nest' itu sendiri terlihat seperti struktur yang kokoh, dibangun dari batu-batuan besar dan pepohonan yang terjalin erat. Suasana yang menyeramkan menyelimuti tempat itu, dan kami tahu bahwa kami harus waspada.

Dengan hati-hati, kami memasuki 'nest', siap untuk menghadapi apa pun yang mungkin kami temui di dalamnya. Setiap langkah kami diambil dengan penuh kehati-hatian, siap untuk menghadapi tantangan apa pun yang menunggu di dalam 'nest' itu.

Saat kami memasuki sarang itu, pandangan kami langsung tertuju pada pemandangan yang menakutkan: sebuah naga raksasa sedang asyik mengunyah tengkorak raksasa seolah-olah itu hanya permen ringan. Keberadaan naga itu menyebabkan kata-kata kutukan terlepas dari mulutku secara refleks, terkejut dengan ukuran dan kekuatan makhluk yang kami hadapi.

Naga itu terlihat mengesankan, dengan sisik-sisiknya yang berkilauan dan sayap-sayap yang terentang luas. Napas panasnya keluar dalam hembusan berat, menciptakan kabut panas di sekitarnya. Mata naga itu memancarkan kebijaksanaan kuno dan kekuatan yang tak terbantahkan, membuat kami merasa seperti kami hanyalah serangga kecil di hadapannya.

Kami bertiga saling bertukar pandangan, penuh dengan rasa takut dan ketidakpastian. Meskipun kami telah menghadapi banyak bahaya selama perjalanan kami, hadirnya naga raksasa ini adalah tantangan terbesar yang pernah kami hadapi. Namun, kami tidak boleh menyerah begitu saja. Dengan tekad yang kuat, kami bersiap untuk menghadapi naga itu, siap untuk bertarung demi keselamatan kami dan tujuan kami.

Saat aku berpikir untuk melarikan diri dari situ, tiba-tiba suara menggelegar memenuhi ruangan itu. "Kemana kau ingin pergi, makhluk kecil?" kata naga itu, suaranya menggema di dalam gua, menggugah rasa takut yang menggigil di tulang belulangku.

"Sial," gumamku pelan dalam hati, menyadari bahwa upaya untuk menyelinap ke dalam sarang naga itu telah terbongkar. Saya merasa terjepit, seperti tikus yang terjebak di sudut oleh kucing besar. Tapi meski terkejut, aku memutuskan untuk tetap tenang dan menghadapi naga itu dengan sikap yang tidak memperlihatkan ketakutan.

Saat itu, naga itu menghela napasnya yang panas ke arah kami dengan kuat. Semburan api yang keluar dari mulutnya berwarna biru-violet, menandakan betapa dahsyatnya panas yang dihasilkannya. Aku merasa kepanasan hanya dengan merasakan hembusan napasnya dari kejauhan. Kehangatan yang terpancar membuatku merinding, menyadari betapa berbahayanya posisiku di hadapan makhluk sebesar itu.

Dalam sekejap, aku memutar otak mencari cara untuk menghadapi situasi ini. Meskipun terkejut, aku mencoba untuk tetap tenang dan merumuskan rencana untuk bertahan hidup. Aku tahu bahwa pertarungan dengan naga tidak akan mudah, tapi aku harus mencoba yang terbaik untuk melindungi diriku dan si abu.

Dalam kepanikan, si abu tiba-tiba menarikku dan kami berpindah ke atas dengan cepat. Aku tidak sepenuhnya memahami bagaimana hal itu bisa terjadi, tetapi saya bersyukur atas tindakan cepatnya. Ketika kami berada di atas, aku melihat dengan kagum bagaimana si abu menavigasi situasi yang berbahaya ini dengan kecakapan yang luar biasa.

Dari ketinggian, kami bisa melihat dengan jelas gerakan naga yang mengamuk di bawah sana. Napasnya yang membara menandakan kemarahannya yang memuncak. Meskipun jauh dari keamanan, kami merasa sedikit lebih aman di tempat yang lebih tinggi. Namun, masih ada pertanyaan besar tentang bagaimana kami akan melanjutkan perjalanan kami atau apakah kita harus berhadapan langsung dengan naga itu.

Naga itu mengatakan, "Oh boleh juga," dengan nada yang tidak terduga. Tiba-tiba, dengan gerakan lambat namun mengagumkan, dia bangkit dan mengayunkan ekornya. Meskipun gerakannya terlihat lambat, aku bisa merasakan kekuatannya yang dahsyat. Hanya dari sudut pandang kami yang jauh di atas, kita bisa merasakan getaran yang kuat saat ekor naga itu membelah udara.

Aku merasa hatiku berdegup kencang, tidak yakin apa yang akan terjadi selanjutnya. Tetapi, kami tidak punya pilihan selain tetap tenang dan mencari cara untuk keluar dari situasi ini dengan selamat. Meskipun naga itu mengancam, kami harus mencari cara untuk menghindarinya tanpa memicu kemarahan lebih lanjut.

Kami hanya bisa menghindari segala serangan yang dilancarkan oleh naga, baik itu serangan fisik maupun semburan nafas apinya yang mematikan. Dengan kelincahan yang kami miliki, kami berusaha menghindari setiap pukulan ekor yang mengancam dan mengelak dari setiap hembusan api yang membara. Setiap gerakan kami dipenuhi dengan ketegangan dan fokus, karena satu kesalahan kecil saja bisa berakibat fatal bagi kami.

Kami berusaha menjaga jarak, mencari celah untuk menghindari serangan naga sambil mencari kesempatan untuk menyerang balik. Namun, kesempatan itu sulit didapat karena naga itu terus memantau setiap gerakan kami dengan teliti. Meskipun demikian, kami tidak boleh menyerah. Hanya dengan tetap tenang dan waspada, kami mungkin bisa menemukan cara untuk mengalahkan naga ini atau setidaknya melarikan diri dengan selamat.

Dengan keuntungan ukuran yang lebih kecil, kami memanfaatkan kelenturan dan kecepatan gerak kami untuk menghindari serangan naga dengan lebih baik. Si abu, dengan kekuatan dan kemampuan esnya, berusaha mengalihkan perhatian naga sebentar, menciptakan kesempatan untukku menyiapkan sihirku.

Sambil menghindari serangan naga dengan cermat, aku berfokus pada persiapan sihirku. Dengan cepat, aku merumuskan rencana serangan untuk menyerang naga dan mencari kelemahan yang bisa dimanfaatkan. Setiap detik sangat berharga, dan kami harus bertindak dengan cepat sebelum naga menemukan celah dalam pertahanan kami.

Kami berusaha bekerja sama secara sinergis, saling melengkapi untuk mengatasi ancaman yang menghadang. Dalam keadaan genting seperti ini, kerjasama dan koordinasi yang baik antara kami menjadi kunci untuk bertahan hidup dan mengatasi tantangan yang kami hadapi.

Sihir yang kusiapkan terinspirasi dari kekuatan nuklir, senjata paling mematikan yang pernah diciptakan manusia. Dengan tekad yang kuat, aku memusatkan energi sihirku untuk menciptakan serangan dahsyat yang mampu menyaingi kehancuran yang bisa ditimbulkan oleh kekuatan nuklir.

Dalam keadaan genting ini, kami tidak punya waktu untuk ragu atau terguncang. Aku harus memanfaatkan setiap sumber daya yang ada dan mengeluarkan kemampuan terbaikku untuk mengatasi ancaman yang menghadang. Sihirku harus sempurna dan tepat sasaran, mengarahkan kekuatan besar itu dengan presisi untuk melumpuhkan naga yang mengancam kami.

Dengan konsentrasi penuh, aku melepaskan sihirku dengan kekuatan penuh, menyatukan energi magisku dengan kehendak untuk melawan musuh kami. Serangan itu meluncur menuju naga dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa, membawa harapan untuk mengakhiri pertarungan ini dan melindungi kami dari bahaya yang mengancam.

Dalam situasi genting seperti ini, dengan kekuatan sihir yang terdapat dalam genggaman, aku memutuskan untuk menciptakan serangan yang mengandalkan prinsip dasar fisika dan kimia. Atom hidrogen dipilih karena kecenderungannya untuk membentuk ikatan yang kuat dan melepaskan energi yang besar saat terjadi reaksi nuklir.

Dengan memadatkan atom hidrogen ke dalam bentuk yang lebih padat dan stabil, aku memperoleh bahan bakar yang potensial untuk menimbulkan ledakan nuklir. Kemudian, dengan menggunakan manipulasi energi magis, aku mampu melontarkan materi ini menuju target dengan kecepatan yang mencapai kecepatan cahaya.

Namun, seperti pada segala upaya besar, risiko tak terhindarkan. Aku harus memperhitungkan dengan cermat agar serangan ini tidak menimbulkan dampak yang tidak terkontrol, termasuk risiko ledakan nuklir yang dapat membahayakan kami sendiri. Oleh karena itu, perlu koordinasi yang baik antara serangan sihir dan tindakan defensif untuk memastikan keberhasilan tanpa mengorbankan keselamatan kami sendiri.

Setelah serangan itu diluncurkan, detik-detik berikutnya terasa seperti keabadian. Namun, ketika kekacauan mereda, kami menyadari bahwa serangan itu berhasil. Ledakan dahsyat telah menghancurkan sebagian besar tubuh naga, meninggalkan hanya puing-puing yang terbakar dan reruntuhan yang berserakan di sekitar kami.

Kami mengambil napas lega, tetapi tidak segera merayakan kemenangan. Puing-puing yang tersisa dari naga masih menyimpan potensi bahaya, dan kami harus tetap waspada terhadap kemungkinan serangan balik atau ancaman lain yang mungkin timbul dari reruntuhan yang terbakar. Dengan hati-hati, kami memeriksa sekitar dan memastikan bahwa tidak ada ancaman yang langsung mengancam kami sebelum melanjutkan perjalanan kami.

Energi yang memasuki diriku terasa begitu kuat dan mendorong, seolah-olah tubuhku dikelilingi oleh cahaya yang menyilaukan. Sumber energi ini terasa begitu asing, namun pada saat yang sama, memberiku rasa kekuatan yang tak tergoyahkan. Aku merasa seolah-olah aku telah menyentuh sesuatu yang jauh lebih besar daripada apa pun yang pernah aku bayangkan sebelumnya.

Aku membiarkan diriku meresapi energi ini, mencoba untuk memahami apa yang sedang terjadi. Apakah ini efek dari ledakan nuklir yang baru saja terjadi, ataukah ada sesuatu yang lebih dalam di baliknya? Apa pun itu, aku merasa bahwa aku telah berada di ambang sesuatu yang besar, sesuatu yang mungkin akan mengubah segalanya dalam perjalanan kami menuju lantai selanjutnya. Dengan hati-hati, aku memusatkan pikiranku untuk menjelajahi dan memahami energi yang baru saja aku terima.

Setelah mengambil momentous itu, aku merasa semakin yakin bahwa apa pun yang baru saja terjadi memberiku kekuatan baru yang sangat besar. Namun, aku juga merasa bahwa perjalanan kami belum berakhir. Dengan hati yang penuh antusiasme, aku dan si abu memutuskan untuk melanjutkan petualangan kami ke lantai berikutnya.

Kami memasuki ruang kosong yang terbuka di depan kami, tanpa ragu-ragu, dan segera kami merasakan perubahan energi yang mengalir di sekitar kami. Kami berdua siap untuk menghadapi apa pun yang mungkin kami temui di lantai berikutnya, siap untuk menguji batas kekuatan kami dan menemukan lebih banyak lagi rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Dengan langkah tegap, kami maju ke arah yang belum kami jelajahi, siap untuk menaklukkan tantangan berikutnya yang menanti kami.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!