Perjalanan menuju kastil kota penuh dengan aura misteri. Saat kami melangkah, aku mulai menyadari ekspresi campur aduk pada wajah para penduduk kota. Mereka melihatku dengan pandangan antara takut dan aneh, seolah-olah mereka memiliki cerita sendiri tentang siapa aku dan apa yang aku bawa. Namun, kami tidak berhenti untuk menanggapi reaksi mereka, terlalu fokus pada tujuan kami yang kini semakin dekat.
Kami akhirnya tiba di gerbang kastil yang megah, dikelilingi oleh bangunan-bangunan yang anggun dan indah. Penjaga-penjaga dengan baju besi yang kokoh berdiri tegak di gerbang, siap untuk melindungi integritas kastil. Mereka terlihat gagah dengan pakaian yang menawan, mengisyaratkan kekuatan dan otoritas yang dimiliki oleh penguasa kota ini. Dengan perasaan campur aduk antara kekaguman dan ketegangan, kami melangkah mendekati gerbang, siap untuk menemui tuan kota dan membuka lembaran baru dalam petualangan kami.
Setelah melintasi gerbang yang megah, kami menelusuri lorong-lorong kastil yang memancarkan kemegahan dan keanggunan. Setiap langkah kami dihiasi dengan seni dan kekayaan yang mempesona, sementara penjaga-penjaga yang berdiri di pos masing-masing memberikan kesan keamanan yang kuat. Suasana kastil yang megah ini membuat hati kami berdebar-debar, seolah-olah kami memasuki dunia yang luar biasa.
Akhirnya, kami tiba di depan pintu ruang pertemuan yang artistik. Ketika pintu itu terbuka, kami disambut oleh pemandangan yang menakjubkan: seorang 'Goblin Champion' duduk dengan sikap anggun di ujung meja besar, dikelilingi oleh para pemimpin dan wakil dari berbagai ras. Aura kekuatan dan keragaman budaya memenuhi ruangan itu, menciptakan suasana yang sarat dengan ketegangan dan harapan.
Kami memasuki ruangan dengan langkah yang mantap, siap untuk menghadapi apa pun yang akan kami temui di hadapan tuan kota dan para pemimpin ras. Dalam kegelapan dan cahaya yang memainkan permainan di sekitar kami, kami merasa seperti berada di tengah-tengah petualangan yang legendaris, siap untuk mengukir takdir kami di dalam kastil ini.
Dengan hati yang berdebar, kami mengambil tempat di hadapan mereka. Ketika sang Goblin Champion berbicara, suaranya menggema di ruangan yang luas, menggetarkan hati kami dengan kekuatan yang tak terelakkan.
Dengan hati yang berdebar, kami mengambil tempat di hadapan mereka. Ketika tuan kota berbicara, suaranya menggema di ruangan yang luas, menggetarkan hati kami dengan kekuatan yang tak terelakkan.
"Aku adalah tuan kota untuk periode ini," ujarnya dengan bangga, memperkenalkan dirinya sebagai pemimpin. Kami tak dapat menahan kagum saat dia menyebutkan gelarnya dengan penuh kebanggaan. Sebagai pemimpin ras-ras yang beraneka ragam, dia memancarkan keberanian dan kekuatan yang menginspirasi.
Ketika tuan kota melanjutkan, kekaguman kami semakin bertambah. "Dan mereka adalah para pemimpin dari masing-masing ras yang menghuni kota kastil ini." Sorot mata kami beralih dari satu pemimpin ras ke pemimpin ras lainnya, menghormati keberagaman dan keunikan masing-masing.
Kami terkejut ketika tuan kota melanjutkan, "Kau sama seperti manusia lain yang memanjat ke lantai ini kan?" Pertanyaannya menggugah kesaDaran kami tentang keajaiban yang kami alami dan tantangan yang kami hadapi. Dengan penuh hormat, kami menjawab, siap untuk menerima dan menyelesaikan tugas yang telah menuntun kami ke tempat ini.
Dengan hormat, aku menjawab, "Ya." Mendengar jawabanku, mereka mulai berdiskusi, mempertimbangkan sesuatu yang tampaknya penting.
"Saya harus bertanya, apa kalian mengetahui mengapa kalian dipanggil kemari?" tanya tuan kota dengan rasa ingin tahu yang jelas terlihat di wajahnya.
"Dengan tulus, aku menggelengkan kepala. "Tidak, kami tidak tahu."
"Yah, itu karena energi yang terpancar dari kalian cukup kuat, hampir menandingi penghuni lantai atas," jelasnya, memberi kami wawasan yang tak terduga.
"Mengapa aku tak menyadarinya sebelumnya?" pikirku dalam kebingungan. Menatap wajah kami yang penuh tanda tanya, pemimpin kota mengajak kami ke sebuah ruangan untuk mengukur tingkat energi kami.
Dalam ruangan yang luas itu, kami disambut oleh sebuah pilar batu besar yang menghiasi tengah ruangan. Pilar itu memiliki sepuluh lubang yang tersusun secara bertingkat, menunjukkan tingkat hierarki atau pentingnya.
Tuan kota menjelaskan, "Di sinilah kami akan mengukur tingkat energi kalian." Dengan hati-hati, kami berdiri di dekat pilar tersebut, merasa tegang dan penasaran akan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Dengan langkah mantap dan tatapan penuh determinasi, si Abu melangkah mendekati pilar besar di tengah ruangan. Suaranya bergema di ruangan yang luas saat ia menyentuh permukaan dingin batu pilar. Sejenak, suasana hening menyelimuti ruangan, lalu tiba-tiba, kilatan cahaya terang memenuhi ruangan. Lima lubang di pilar itu menyala, memancarkan cahaya yang memukau dan memantulkan bayangan-bayangan di dinding-dinding batu ruangan itu. Ketika sinar-sinar itu menyinari wajah-wajah kami, ekspresi kekaguman terpancar jelas di mata tuan kota dan yang lainnya.
Dalam kehebohan itu, kami sempat berbisik-bisik secara diam-diam. Aku menoleh pada si Aim, mata kami bertemu dalam kegelapan ruangan yang sebagian terang oleh cahaya yang dipancarkan pilar besar. "Hei, berapa tingkat kekuatan si Abu?" bisikku dengan cemas.
"jawab, Rank 5 puncak," jawab Aim, suaranya hampir terlupakan dalam kegaduhan cahaya yang menyilaukan.
"Kalau aku?" tanyaku dengan ketegangan di suaraku.
"jawab, Rank 7 menengah," jawab Aim singkat.
Ketika salah satu pemimpin ras tiba-tiba berteriak "Expertus Aetherius," kebingunganku semakin menjadi. Aku memandang Aim dengan ekspresi bingung. "Apa itu?" bisikku kepadanya.
"jawab, Expertus Aetherius adalah penamaan sistem kekuatan yang digunakan penghuni menara," jawab Aim dengan suara rendah, mencoba menjelaskan sambil tetap memperhatikan apa yang terjadi di sekeliling. Dengan penjelasan Aim, sedikit demi sedikit aku mulai memahami pentingnya sistem kekuatan ini dalam menara yang misterius ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments