lantai 4 * The White Shadow Forest

Saat melangkah ke lantai keempat, kami disambut oleh pemandangan yang begitu menakjubkan dan misterius. Di hadapan kami terhampar hutan yang dipenuhi pohon pinus, tetapi yang membuatnya begitu aneh adalah semua daunnya berwarna putih. Suasana hutan terasa hening, namun juga menyimpan aura misteri yang kuat.

Anehnya, meskipun seharusnya siang hari, langit di atas kami selalu gelap, dan bulan purnama yang terbit berwarna merah memancarkan cahaya yang memenuhi hutan dengan nuansa merah yang memukau. Cahaya merah bulan purnama itu menciptakan bayangan-bayangan yang menyeramkan di antara pepohonan, menambah kesan misterius pada tempat ini.

Kami berdua merasa tegang namun juga tertarik untuk menjelajahi hutan ini dan mengungkap semua rahasia yang mungkin tersembunyi di balik pohon-pohon pinus putih yang menjulang tinggi. Dengan hati-hati, kami memasuki hutan, siap menghadapi segala hal yang mungkin kami temui di sana.

Ketika kami memasuki hutan, kami merasakan kehadiran makhluk-makhluk yang jauh lebih menyeramkan daripada yang kami temui di lantai-lantai sebelumnya. Suara-suara aneh menggetarkan udara, dan bayangan-bayangan yang bergerak di antara pohon-pohon menambahkan ketegangan pada setiap langkah kami.

Kami melihat siluet-siluet yang ganjil dan mendengar suara-suara aneh yang terdengar dari dalam hutan. Setiap langkah kami diiringi dengan perasaan waspada, tidak tahu apa yang mungkin menunggu di balik setiap tikungan atau di balik setiap pepohonan.

Meskipun rasa takut itu memenuhi hati kami, rasa ingin tahu kami untuk mengetahui rahasia hutan ini juga semakin kuat. Kami melanjutkan penjelajahan kami dengan hati-hati, siap menghadapi segala ancaman yang mungkin muncul di depan kami.

Makhluk-makhluk itu terlihat seperti gabungan beberapa hewan yang aneh, dengan ciri-ciri yang mencolok dan tak lazim. Ada yang memiliki tubuh seperti serigala dengan kepala berbulu mirip burung hantu, ada yang memiliki sayap seperti kelelawar tetapi tubuhnya seperti ular, dan masih banyak lagi kombinasi yang mengagumkan namun menyeramkan.

Kami berusaha untuk tidak terlalu dekat dengan makhluk-makhluk ini, tetapi terkadang mereka muncul begitu saja di hadapan kami, mengejutkan dan menguji keberanian kami. Setiap pertemuan dengan makhluk-makhluk ini membuat kami semakin waspada dan bersiap untuk bertahan jika diperlukan.

Pertarungan dimulai dengan satu makhluk, tapi seiring berjalannya waktu, semakin banyak makhluk lain yang datang untuk bergabung. Kami berdua harus menghadapi gelombang demi gelombang makhluk yang semakin kuat dan ganas. Meskipun terus diserang dari segala arah, kami tidak menyerah dan terus berjuang untuk bertahan hidup.

Di tengah kegelapan hutan yang mempesona, sinar bulan merah menciptakan bayangan menyeramkan di antara pohon-pohon pinus berdaun putih. Aroma mistis menyelimuti udara, memperkuat keberadaan makhluk-makhluk tak dikenal yang kami lawan. Dalam kegelapan, siluet humanoid yang mengendalikan mereka terlihat begitu misterius, seperti sosok dari legenda yang telah lama terlupakan.

Dengan setiap langkah yang kami ambil, aura kegugupan melilit pikiran kami. Namun, tekad kami untuk melanjutkan perjuangan melawan ancaman ini tidak bisa dipatahkan. Kami bertarung sambil berlari, menghindari serangan yang mengancam nyawa kami, sementara hati kami dipenuhi dengan keinginan yang membara untuk mengungkap misteri di balik semua ini.

Pertarungan kami semakin memanas seiring bertambahnya jumlah musuh yang kami hadapi. Kami berdua menyadari bahwa untuk bertahan hidup, kami harus bekerja sama dan menghadapi ancaman ini bersama-sama. Dengan serangan terkoordinasi dan keterampilan bertarung yang kami miliki, kami berusaha mengimbangi kekuatan musuh, sambil tetap berusaha mencari kelemahan dari sang pemimpin yang mengendalikan mereka.

Dengan tekad yang bulat, kami menerjang ke arah makhluk humanoid tersebut, menantang kekuatannya yang misterius. Serangan-serangan kami meluncur dengan cepat dan mematikan, menciptakan pusaran kekacauan di sekitar kami. Namun, sang humanoid tetap tenang, menggerakkan tangannya dengan gesit untuk mengendalikan gerakan makhluk-makhluk di sekelilingnya.

Dalam momen-momen itu, terjadi duel sengit antara kami dan si humanoid. Kilatan cahaya dari serangan sihir dan bentrokan fisik terus memenuhi udara, menciptakan panorama pertarungan yang memukau. Kami berdua saling mendukung satu sama lain, berusaha menemukan celah dalam pertahanan musuh, sambil terus menghadapi serangan yang semakin ganas.

Namun, meskipun kami berusaha keras, kekuatan si humanoid tampaknya tidak terbatas. Dia mengendalikan musuh-musuhnya dengan kecerdasan dan kekuatan yang luar biasa, membuat perjuangan kami semakin sulit. Meskipun demikian, kami tidak menyerah. Dengan semangat yang membara dan keberanian yang tidak tergoyahkan, kami terus melawan, menolak untuk menyerah kepada kegelapan yang mengancam meluluhkan semangat kami.

Dengan setiap gerakan yang dilakukan oleh makhluk humanoid itu, kami harus terus waspada. Dia tidak hanya menghindari serangan kami dengan keahlian yang mengagumkan, tetapi juga memanfaatkan kekuatan sihir untuk mengendalikan tanaman di sekitar kami. Dengan cepat, ranting-ranting dan akar-akar tumbuhan mulai menyerang kami dari segala arah, menambah kompleksitas pertempuran yang sudah sulit.

Kami berdua terpaksa mengubah strategi kami, berusaha menanggapi serangan-serangan baru yang datang dari semua arah. Si abu menggunakan keahliannya dalam mengendalikan elemen es untuk membekukan dan memperlambat gerakan tanaman-tanaman itu, sementara aku fokus pada menghadapi serangan langsung dari makhluk humanoid.

Namun, pertarungan semakin sulit saat makhluk-makhluk lain yang dikendalikan oleh si humanoid mulai bergabung dalam pertempuran. Mereka bergerak dengan cepat dan lincah, membuat kami terus bergerak dan menghindari serangan mereka yang mematikan. Di tengah kekacauan itu, kami terus mencari kesempatan untuk menyerang si humanoid, mencoba mengalihkan perhatiannya dari mengendalikan makhluk-makhluknya.

Meskipun kami berada dalam situasi yang sulit, kami tidak kehilangan harapan. Dengan tekad yang kuat dan kerja sama yang solid, kami berdua bersumpah untuk terus melawan, tidak peduli seberapa besar tantangan yang kami hadapi.

Melihat situasi semakin tidak terkendali, aku memutuskan untuk mengambil tindakan drastis. Dengan mengumpulkan kekuatan sihirku, aku memicu api yang melahap segala sesuatu di sekitar kami. Berkobarlah api yang membasahi hutan, menjilat-jilat pohon-pohon dan merambat dengan cepat ke arah makhluk-makhluk yang bergerak liar.

Sementara itu, si abu dengan cepat bereaksi. Dengan kemampuan esnya, dia membekukan bagian-bagian terpenting dari hutan yang terbakar, memadamkan api dengan cepat dan mencegahnya meluas lebih jauh. Kombinasi dari kekuatan api dan es kami membawa kehancuran pada makhluk-makhluk yang dikendalikan oleh si humanoid.

Meskipun tindakan ini menyedihkan, kami menyadari bahwa itu adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup. Kami tidak memiliki pilihan selain menggunakan kekuatan yang kami miliki untuk mengatasi ancaman yang mengancam nyawa kami. Setelah api padam dan hutan menjadi sunyi kembali, kami pun berdua mengambil napas lega, meskipun masih terpenuhi dengan perasaan sedih akan kehancuran yang baru saja kami saksikan.

Dengan makhluk yang terjatuh dan tak berdaya di depan kami, kami mengambil tindakan terakhir. Dengan hati berat namun tegas, kami mengakhiri hidupnya untuk memastikan tidak ada ancaman lagi bagi kami atau siapapun yang melintasi lantai ini.

Setelah itu, kami berdua menatap reruntuhan hutan yang hangus dengan perasaan campur aduk. Meskipun tindakan itu dilakukan untuk melindungi diri kami sendiri, tetap saja sulit untuk merasa lega setelah menyaksikan kehancuran yang kami sebabkan. Namun, kami harus melanjutkan perjalanan kami, terus maju ke lantai berikutnya dalam pencarian kami untuk menemukan jawaban-jawaban yang kami cari. Dengan langkah tegar, kami melanjutkan petualangan kami ke depan, siap menghadapi apa pun yang menanti kami di lantai-lantai berikutnya.

Setelah peristiwa itu, kami melihat momentous lainnya muncul di tengah reruntuhan hutan yang hangus. Meskipun tubuh kami masih terasa berat dengan beban perasaan yang menyertainya, kami tahu bahwa kehadiran momentous tersebut adalah kesempatan yang tidak boleh kami lewatkan. Dengan tekad yang baru menggelora, kami segera mengambil momentous itu dan memutuskan untuk meninggalkan lantai itu secepat mungkin.

Tanpa banyak kata, kami bergegas meninggalkan lantai yang penuh dengan kegelapan dan kehancuran. Kami merasa lega saat meninggalkannya di belakang, tetapi juga tersisa rasa penasaran yang mendalam tentang apa yang masih menanti kami di lantai-lantai berikutnya. Dengan langkah tegar dan hati yang penuh dengan tekad, kami melanjutkan perjalanan kami ke lantai berikutnya, siap menghadapi segala tantangan yang mungkin ada di depan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!