Bab 19. Memberi Izin

Devan baru saja selesai mengerjakan tugasnya sebagai fotografer. Dia memilih untuk duduk di cafe, tempat dimana para model Karlina Agency melakukan pemotretan. Hidupnya sepi setelah Khalisa memutuskan pertunangan mereka dan juga menghilang. Devan tidak tahu Khalisa berada dimana. Dia memantau kediaman ayah Arsyad dan kediaman paman Kamal, tapi Khalisa tidak menampakkan keberadaannya di kedua tempat itu. Khalisa juga sudah memblokir nomornya.

Menyesal. Itulah yang Devan rasakan saat ini. Bukankah memang seperti itu, menyesal selalu ada di akhir cerita. Lihatlah, meskipun banyak para model yang mencoba mendekatinya, namun bagi Devan tidak ada satupun yang menarik seperti Khalisa. Pandangan pertama saja, dia langsung jatuh cinta pada gadis itu. Perjuangannya tidak mudah untuk mendapatkan Khalisa. Namun sayang, berakhir cuma-cuma, hanya karena dia tidak mampu melawan godaan seorang Viola.

"Devan, Lo enggak langsung balik? Tumben? Biasanya langsung kabur." tanya Vito, rekan satu profesinya.

Suara Vito menarik lamunan Devan yang sedang memikirkan Khalisa. Dia tidak menjawab, hanya melihat Vito lalu kembali fokus menatap jalanan lewat jendela kaca tempat dia duduk saat ini. Tidak ada niatan untuk menjelaskan apapun pada Vito. Rekannya itu tidak akan tahu bagaimana rasanya kehilangan seperti yang dia rasakan saat ini. Karena Vito tidak pernah menjalin hubungan yang serius dengan lawan jenis.

"Lo ada masalah apa? Cerita ke Gue." ucap Vito lagi yang merasa diabaikan.

"Lo kalau mau balik, balik aja. Gue masih mau disini." jawab Devan.

"Anak-anak ngajak party. Lo enggak mau ikutan?" balas Vito.

"Enggak." jawab Devan cepat.

"Si Aya model baru ikutan. Lo enggak pengen dapat yang masih segel." ucap Vito lagi.

Devan menatap tajam Vito, "Jangan ganggu Gue, Vit." ucap Devan kesal. Diminumnya es capucino yang baru diantar pelayan hingga tandas, lalu Devan meninggalkan Vito yang menatapnya heran.

"Diajak bersenang-senang malah marah." gumam Vito sambil menatap Devan yang menjauh.

Jika dulu, mungkin Devan tidak akan menolak ajakan Vito. Tapi saat ini, tepatnya setelah tante Karlina marah besar atas kelakuan Devan. Pria itu memahami satu hal. Dia telah menyakiti hati wanita yang paling berjasa dan dia sayangi dalam hidupnya. Dia sang mama.

Tiba di parkiran, Devan melihat mobil Khalisa baru saja masuk ke dalam halaman cafe. Niatnya untuk meninggalkan cafe tersebut dia urungkan. Segera Devan menghampiri mobil Khalisa yang sekarang sudah parkir di halaman cafe. Sayang Devan harus kecewa, yang keluar dari mobil tersebut bukan Khalisa, melainkan Darel.

"Bang Devan pasti kirain kak Ica yang bawa mobil ini ya?" ucap Darel begitu melihat keberadaan Devan yang langsung mejawab dengan anggukkan.

"Kakak kamu dimana?" tanya Devan.

"Kak Ica ada di rumah papa." jawab Darel yang belum tahu jika Khalisa sudah memutuskan pertunangannya dengan Devan.

Devan kembali masuk ke dalam mobil setelah mendapat jawaban dari Darel. Kali ini dia harus berani datang kerumah paman Kamal, menemui pria paruh baya itu dan Khalisa. Devan ingin bicara dan meminta maaf pada Khalisa. Berharap gadis itu mau menerimanya kembali dan melanjutkan rencana pernikahan mereka.

Dengan percaya diri Devan masuk kedalam rumah paman Kamal. Tentu saja setelah asisten rumah tangga kediaman itu mempersilakan dia masuk. Sayang Devan datang diwaktu yang tidak tepat sehingga dia disambut bogem mentah milik paman Kamal.

"Papa!" panggil bibi Amanda, Sonia dan Khalisa bersamaan begitu melihat amarah pria yang paling mereka hormati.

"Cukup Pa." ucap bibi Amanda menghentikan tinju paman Kamal yang kembali akan melayang pada Devan.

Khalisa menarik Devan untuk menjauh. Bukan masih punya rasa. Tapi Khalisa tidak ingin pamannya bermasalah dengan hukum bila terjadi sesuatu dengan Devan.

"Terima kasih sayang. Abang tidak apa-apa." ucap Devan senang Khalisa melindunginya.

Khalisa tidak membalas ucapan Devan. Dia kembali menjauh dan mencoba untuk menenangkan paman Kamal yang saat ini dipeluk bibi Amanda.

Paman Kamal terbawa emosi. Amarahnya saat ini sebenarnya tertuju pada Sultan dan Sonia. Sayang Devan yang datang, sehingga pria itu mendapatkan kemarahan paman Kamal yang butuh pelampiasan. Walau tidak ada salahnya dia melayangkan tinju pada Devan. Bukankah, pria itu juga pantas mendapatkannya?

Sonia yang tahu bagaimana perasaan papanya saat ini hanya bisa menangis. Semua ini kesalahan yang dia lakukan. Membuat Papanya semarah ini.

Devan yang mengira paman Kamal marah akibat perbuatannya yang menyakiti Khalisa, menatap heran dengan apa yang terjadi. Tapi dia tetap akan minta maaf. Bukankah itu tujuannya datang ke kediaman ini?

Setelah paman kembali tenang. Devan menghadap laki-laki itu dan bersimpuh meminta maaf atas kesalahan yang dia lakukan.

"Maafkan saya. Saya tergoda dengan bujuk rayu Viola, Om." ucap Devan menyalahkan Viola.

Devan kesal, Viola ikut menghilang setelah hari terakhir mereka bermain, yang ternyata disaksikan oleh Khalisa. Pria itu tidak sadar, kalau dia juga ikut andil. Jika Devan benar-benar tobat. Tentu dia tidak akan menanggapi bujukan Viola. tidak mungkin juga perjuangannya mendapatkan Khalisa akan berakhir sia-sia seperti ini.

"Saya tidak tahu dan tidak mau tahu siapa yang tergoda dan menggoda. Yang jelas, satu hal yang harus kamu ketahui, kamu memang bukan pria yang pantas untuk mendampingi Ica." balas paman Kamal.

"Saya mohon Om. Beri saya kesempatan." ucap Devan lagi.

"Bukan saya yang harus menjawab, tapi Ica." ucap paman Kamal lalu melihat Khalisa yang juga melihat ke arahnya.

"Kamu masih mau meneruskan pertunangan kamu dengan Devan, Nak?" tanya paman Kamal. Khalisa menggeleng.

Devan melihat gelengan kepala Khalisa. Detik itu juga, tidak ada harapan lagi untuknya bisa bersama gadis itu.

"Bagus Ca, jangan mau kembali lagi. Pria yang tulus sayang sama kamu itu hanya mas Rendra." ucap Sonia.

"Nia!" tegur paman Kamal. Dia tidak suka Sonia terus memaksa Khalisa untuk menikah dengan Narendra, walau dalam hatinya dia juga ingin Khalisa mendapatkan pria sebaik Narendra. Sonia saja yang bodoh berpaling pada pria lain dan melepaskan Narendra yang sempurna.

***

Pagi ini Narendra menggunakan sopir untuk mengantarnya ke kantor. Semalam dia pulang dari luar kota sudah sangat larut. Selain sudah merindukan Khalisa, Narendra juga mendapat pesan dari paman Kamal yang ingin bertemu dan bicara dengannya. Jadilah, pagi-pagi sekali Narendra meluncur ke kediaman paman Kamal sebelum dia ke Wiranata Group.

"Om tidak tahu apakah kamu sudah tahu apa yang terjadi pada Sonia atau belum. Tapi sebagai orang tua Nia, Om minta maaf. Sonia memang sudah sangat keterlaluan. Meskipun dia katakan semua terjadi karena dia dijebak salah satu temanya sesama model." ucap paman Kamal begitu Narendra menemuinya di ruang kerja sambil menyerahkan foto-foto Sonia.

Seperti yang sudah Narendra duga, calon mertuanya ini akan membicarakan masalah Sonia. Narendra mengambil foto yang paman Kamal perlihatkan padanya. Foto yang sama yang dia terima dari seseorang. Narendra tidak tahu siapa yang mengirimkan foto-foto Sonia bersama Sultan pada paman Kamal dan juga padanya. Tapi Narendra sangat berterima kasih pada orang tersebut. Sehingga dia tahu alasan Sonia membatalkan pernikahan mereka dan meminta Khalisa sebagai penggantinya.

"Jujur saya berterima kasih dengan masalah ini, Om. Sudah cukup lama saya meraba-raba perasaan saya terhadap Sonia. Cinta atau hanya kekaguman sesaat." jawab Narendra.

"Apa yang kamu rasakan?" tanya paman Kamal ingin tahu.

"Entahlah, semakin hari saya merasa hambar. Mungkin karena semakin hari saya dan Sonia semakin berjarak. Dan itu karena Sonia sudah memilih pria lain untuk bersamanya." jawab Narendra.

"Kamu kecewa? Maafkan putri saya." balas paman Kamal.

"Awalnya iya. Tapi pada akhirnya saya berterima kasih pada Nia. Karena sekarang saya tahu, siapa yang sebenarnya saya cintai." jawab Narendra dengan wajah yang tersenyum lebar sambil membayangkan wajah Khalisa yang menggemaskan.

"Khalisa?" ucap paman Kamal menebak. Narendra mengagguk.

"Jadi kamu tidak masalah dengan keinginan Sonia yang mengganti Khalisa menjadi pengantin wanita kamu nanti?" tanya paman Kamal untuk memastikan.

"Saya tidak masalah. Tapi saya tidak tahu bagaimana dengan Ica." jawab Narendra. Dia belum bisa membaca perasan Khalisa terhadapnya sampai detik ini. Dan Narendra berjanji akan membuat Khalisa jatuh cinta sebelum mereka menikah.

"Om yakin, kamu pasti bisa meluluhkan hati keponakan Om." ucap paman Kamal menaggapi. Narendra tersenyum. Itu tandanya paman Kamal memberi izin Narendra untuk bisa bersama Khalisa.

"Terima kasih Om. Saya akan berusaha." jawab Narendra yakin.

...◇◇◇...

Terpopuler

Comments

A Yes

A Yes

Viola kayanya, cara dia melindungi Khalisa berbeda dg Sonia, intinya mrk sama2 saling menjaga

2024-04-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cinta Pertama
2 Bab 2. Ayah
3 Bab 3. Melihat
4 Bab 4. Mengakhiri
5 Bab 5. Yang Terakhir
6 Bab 6. Merayakan Keberhasilan
7 Bab 7. Pasangan Yang Serasi
8 Bab 8. Selingkuh
9 Bab 9. Mulai Bekerja
10 Bab 10. Rencana Sonia
11 Bab 11. Bertemu
12 Bab 12. Sebuah Rasa Baru
13 Bab 13. Perubahan Narendra
14 Bab 14. Mas Mencintai Kamu
15 Bab 15. SONIA VS VIOLA
16 Bab 16. Galau
17 Bab 17. Permintaan Sonia
18 Bab 18. Pengakuan Sonia
19 Bab 19. Memberi Izin
20 Bab 20. Acara Penting
21 Bab 21. Bertunangan
22 Bab 22. Rencana Yang Gagal
23 Bab 23. Gagal
24 Bab 24. Rahasia
25 Bab 25. Mengikuti Kata Hati
26 Bab 26. Surat Perjanjian
27 Bab 27. Menjelang Hari Pernikahan
28 Bab 28. Hilang
29 Bab 29. Permintaan Diana
30 Bab 30. Hari Pernikahan
31 Bab 31. Gangguan Kecil
32 Bab 32. Pertama Kali
33 Bab 33. Tentang Abian
34 Bab 34. Rahasia Diana
35 Bab 35. Tiba di Jepang
36 Bab 36. Membaca Bukti
37 Bab 37. Rencana Diana
38 Bab 38. Kabar Buruk
39 Bab 39. Masa lalu
40 Bab 40. Tidak Ingat
41 Bab 41. Pria Itu
42 Bab 42. Bertemu Sonia
43 Bab 43. Kediaman Wiranata
44 Bab 44. Pamit
45 Bab 45. Accident
46 Bab 46. Baik-baik Saja
47 Bab 47. Menikah
48 Bab 48. Terpaksa
49 Bab 49. Menemui Pelaku
50 Bab 50. Setelah Satu Bulan
51 Bab 51. Yang terjadi
52 Bab 52. Sakit?
53 Bab 53. Pertanyaan Khalisa
54 Bab 54. Ketahuan
55 Bab 55. Cinta Jadi Benci
56 Bab 56. Hamil
57 Bab 57. Ada Dua
58 Bab 58. Bawaan Bayi
59 Bab 59. Karlina
60 Bab 60. Musuh Lama
61 Bab 61. Pernikahan Viola
62 Bab 62. Keinginan Khalisa
63 Bab 63. Waspada
64 Bab 64. Diperalat
65 Bab 65. Malam Itu
66 Bab 66. Ditahan
67 Bab 67. Ditangkap
68 Bab 68. Semoga Cepat Berakhir
69 Bab 69. Mau Bicara
70 Bab 70. Ancaman
71 Bab 71. Ungkapan Cinta Khalisa
72 Bab 72. Tidak Sadarkan Diri
73 Bab 73. Hati Hati
74 Bab 74. Salah Paham
75 Bab 75. Ke Rumah Sakit
76 Bab 76. Setitik Cahaya
77 Bab 77. Sudah Waktunya
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1. Cinta Pertama
2
Bab 2. Ayah
3
Bab 3. Melihat
4
Bab 4. Mengakhiri
5
Bab 5. Yang Terakhir
6
Bab 6. Merayakan Keberhasilan
7
Bab 7. Pasangan Yang Serasi
8
Bab 8. Selingkuh
9
Bab 9. Mulai Bekerja
10
Bab 10. Rencana Sonia
11
Bab 11. Bertemu
12
Bab 12. Sebuah Rasa Baru
13
Bab 13. Perubahan Narendra
14
Bab 14. Mas Mencintai Kamu
15
Bab 15. SONIA VS VIOLA
16
Bab 16. Galau
17
Bab 17. Permintaan Sonia
18
Bab 18. Pengakuan Sonia
19
Bab 19. Memberi Izin
20
Bab 20. Acara Penting
21
Bab 21. Bertunangan
22
Bab 22. Rencana Yang Gagal
23
Bab 23. Gagal
24
Bab 24. Rahasia
25
Bab 25. Mengikuti Kata Hati
26
Bab 26. Surat Perjanjian
27
Bab 27. Menjelang Hari Pernikahan
28
Bab 28. Hilang
29
Bab 29. Permintaan Diana
30
Bab 30. Hari Pernikahan
31
Bab 31. Gangguan Kecil
32
Bab 32. Pertama Kali
33
Bab 33. Tentang Abian
34
Bab 34. Rahasia Diana
35
Bab 35. Tiba di Jepang
36
Bab 36. Membaca Bukti
37
Bab 37. Rencana Diana
38
Bab 38. Kabar Buruk
39
Bab 39. Masa lalu
40
Bab 40. Tidak Ingat
41
Bab 41. Pria Itu
42
Bab 42. Bertemu Sonia
43
Bab 43. Kediaman Wiranata
44
Bab 44. Pamit
45
Bab 45. Accident
46
Bab 46. Baik-baik Saja
47
Bab 47. Menikah
48
Bab 48. Terpaksa
49
Bab 49. Menemui Pelaku
50
Bab 50. Setelah Satu Bulan
51
Bab 51. Yang terjadi
52
Bab 52. Sakit?
53
Bab 53. Pertanyaan Khalisa
54
Bab 54. Ketahuan
55
Bab 55. Cinta Jadi Benci
56
Bab 56. Hamil
57
Bab 57. Ada Dua
58
Bab 58. Bawaan Bayi
59
Bab 59. Karlina
60
Bab 60. Musuh Lama
61
Bab 61. Pernikahan Viola
62
Bab 62. Keinginan Khalisa
63
Bab 63. Waspada
64
Bab 64. Diperalat
65
Bab 65. Malam Itu
66
Bab 66. Ditahan
67
Bab 67. Ditangkap
68
Bab 68. Semoga Cepat Berakhir
69
Bab 69. Mau Bicara
70
Bab 70. Ancaman
71
Bab 71. Ungkapan Cinta Khalisa
72
Bab 72. Tidak Sadarkan Diri
73
Bab 73. Hati Hati
74
Bab 74. Salah Paham
75
Bab 75. Ke Rumah Sakit
76
Bab 76. Setitik Cahaya
77
Bab 77. Sudah Waktunya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!