Bab 15. SONIA VS VIOLA

Jika Narendra dan Khalisa sudah sibuk dengan pekerjaan mereka. Lain ceritanya dengan Sonia. Calon ibu itu masih bergelung dalam selimut, setelah kemarin siang hingga dini hari menghabiskan waktu dan tenaganya untuk berbagi peluh dengan Sultan.

Hormon ibu hamil membuat Sonia selalu ingin dipuaskan oleh Sultan. Inilah salah satu penyebab mengapa dia melepaskan Narendra. Tunangannya tidak bisa memberikan apa yang ibu hamil itu butuhkan. Narendra mungkin saja jijik untuk menyentuhnya. Jadi apa yang Sonia bisa harapkan selain cinta, yang mungkin lambat laun akan hilang.

"Nia, ayo sarapan." ucap Sultan membangunkan Sonia.

Sebenarnya dia sudah bangun sejak tadi. Namun rasa malas dan tubuhnya yang lemah membuatnya bermalas-malasan. Jika tidak ingat harus menyelesaikan masalah persiapan pernikahan Narendra dan Khalisa, mungkin Sonia memilih untuk berbaring saja.

"Lima menit lagi." ucap Sonia meminta waktu untuk memulai aktifitasnya hari ini.

"Kalau kamu tidak bisa menunggu tidak apa-apa. Kamu bisa tinggalkan aku. Nanti aku bisa hubungi Shinta." ucap Sonia lagi.

"Aku akan menunggu." sahut Sultan. Tidak mungkin dia meninggalkan wanita yang dicintainya begitu saja setelah mereka menikmati hari dan malam bersama.

Sementara itu, Shinta pagi-pagi sekali kedatangan tamu yang membuatnya terkejut. Bagaimana tidak terkejut, jika yang datang adalah Kevin asisten pribadi Narendra. Pria itu memberikan uang bonus pada wedding organizer milik Shinta. Meminta wanita itu melakukan sebaik mungkin apa yang Sonia inginkan.

Bukan Shinta tidak bisa menerima uang bonus tersebut. Masalahnya, Sonia merubah pengantin wanitanya dengan pengantin pengganti.

"Ada apa? Apa bonus yang diberikan atasan saya masih kurang?" tanya Kevin. Shinta menggeleng.

"Bukan seperti itu. Hanya saja...."

"Hanya saja apa?" tanya Kevin.

"Saya tidak bisa menjelaskannya pada anda atau pada siapapun. Tapi saya tidak bisa menerima bonus ini. Saya merasa tidak pantas." jawab Shinta sambil mendorong kembali amplop coklat yang Shinta yakin isinya tidak sedikit.

Seandainya saja Sonia tidak membuat ulah, dia dan karyawanya pasti bisa bersenang-senang dengan bonus yang diberikan Narendra. Yang membuat Shinta semakin kesal, dia tidak tahu apa penyebab Sonia membatalkan pernikahannya dengan Narendra dan menunjuk Khalisa sebagai penggatinya.

"Tidak perlu sungkan. Terima dan lakukan yang terbaik untuk acara tuan saya dan calon istrinya. Tuan Wiranata tidak akan marah, dia justru berterima kasih dengan apa yang Shinta dan anda persiapkan." ucap Kevin.

Seperti yang Narendra katakan, tidak perlu memberitahu jika mereka tahu akan ada perubahan calon pengantin wanitanya. Cukup kasih klu saja. Jika Shinta pintar pasti paham, jika tidak, kita tunggu saja saat hari H. Yang jelas, Kevin dan orang yang mengurus pernikahan Narendra sudah tahu apa saja yang dilakukan Sonia dan Shinta. Bukan hal sulit bagi mereka.

***

Sonia sudah siap untuk keluar dari hotel. Sebelum pulang ke kediaman orang tuanya, Sonia ingin menikmati makan siang di restoran ayah Arsyad. Disinilah dia berada bersama Sultan.

Diluar dugaan mereka bertemu teman Sultan yang sedang makan siang di restoran tersebut. Teman Sultan itu, Julian. Pria itu tidak sendiri, melainkan bersama wanitanya.

"Julian, kau disini." sapa Sultan begitu melewati meja dimana Julian duduk.

"Sultan, kamu juga ada disini?" balas Julian, "Ayo gabung saja!" ucap Julian lagi mengajak Sultan untuk bergabung di mejanya.

"Kamu tidak keberatan kan, Honey?" tanya Julian pada kekasihnya.

Sang wanita hanya tersenyum. Tidak mengangguk, tidak juga menggeleng. Dia justru membalas tatapan tajam Sonia padanya. Bukan hanya Sonia sebenarnya yang terkejut dengannya, tapi wanita itu juga terkejut melihat kehadiran Sonia dengan pria lain. Bukan Narendra. Hingga satu tamparan keras dilayangkan Sonia pada wanita itu.

"Itu tidak seberapa sakit dengan rasa sakit yang kamu berikan pada Ica, Viola." ucap Sonia.

Viola tidak melawan. Saudara kandung Khalisa itu justru tersenyum lebar. Seolah mengejek, apa yang Sonia lakukan padanya tidak ada apa-apanya.

"Hei! Apa yang wanitamu lakukan pada wanitaku, sultan?" tanya Julian tidak terima Sonia menampar Viola.

Sultan sendiri masih terkejut dengan apa yang dilakukan Sonia pada kekasih temannya. "Sonia ada apa ini?" tanya Sultan.

"Jangan ikut campur Sultan. Ini masalah keluarga, antara aku dan dia." jawab Sonia sambil menunjuk Viola.

"Tenang Hubby, aku tidak apa-apa. Dia adikku." jawab Viola.

"Hubby?" beo Sonia tidak percaya dengan panggilan Viola pada pria asing itu.

"Dia kekasihku, Nia." ucap Viola sambil merangkul lengan Julian.

"Julian, dia Sonia adikku." ucap Viola lagi pada Julian.

"Honey, bukannkah adik kamu namanya Ica, Khalisa?" tanya Julian memastikan.

"Ica adikku, Sonia juga adikku." sahut Viola menjelaskan.

"Duduklah Sonia, kalau kamu ingin bicara dengan kakakmu ini katakan saja. Aku siap mendengarkan." ucap Viola lagi dengan santainya membuat Sonia geram.

Viola bertingkah seolah-olah dia tidak membuat ulah sebelumnya. Seolah-olah dia tidak pernah melakukan kesalahan dengan melukai perasaan Khalisa sebelumnya.

"Kita bicara diruangan om Arsyad." ucap Sonia.

"Baiklah jawab Viola." lalu berdiri meninggalkan Julian. Viola hanya menepuk bahu pria itu. Memberikan isyarat untuk menunggunya.

Sonia mengikuti Viola. Tanpa Viola tunjukkan, Sonia masih ingat dimana ruangan ayah Arsyad berada. Dia dan Khalisa sering menghabiskan waktu di ruangan tersebut.

Rita membukakan pintu ruangan ayah Arsyad dan membiarkan Viola dan Sonia masuk ke dalam. Sebagai salah satu karyawan terbaik ayah Arsyad, Rita tentu mengenal keduanya sebagai putri dan keponakan pemilik restoran ini. Tapi Rita tidak siam begitu saja. Dia berjaga didepan pintu. Takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Plak! Satu tamparan kembali Sonia layangkan pada wajah cantik Viola. Khalisa pasti tidak bisa melakukannya. Disini Sonia mewakili Khalisa. Padahal dia tahu betul, Khalisa bukan gadis pendendam. Khalisa tidak akan menyakiti Viola.

"Puas?" tanya Viola.

"Itu masih belum cukup untuk membalas sakit hati Ica." ucap Sonia. Bukan marah, Viola terkekeh.

"Mungkin di matamu aku salah. Tapi yakinlah, Khalisa akan berterimakasih dengan apa yang aku lakukan untuknya." balas Viola.

"Kita sama-sama sayang Ica. Sejak dulu hingga saat ini, kita terus bersaing dan berlomba untuk menunjukan siapa yang paling sayang pada Ica. Kamu dengan caramu dan aku dengan caraku." ucap Viola.

Sonia diam. Dulu Viola, Sonia dan Khalisa, mereka selalu bersama-sama sebagai saudara. Sebagai kakak dari Khalisa, Viola dan Sonia sama-sama memanjakan Khalisa. Tidak ada satu pun dari mereka yang ingin adik mereka itu terluka. Sampai akhirnya Viola pergi. Khalisa kecewa, begitupun Sonia. Mereka secara tidak sadar menjaga jarak dan akhirnya seperti bermusuhan. Padahal sesungguhnya dalam hati mereka saling menyayangi.

"Kenapa diam? Bukankah kamu sangat ingin marah padaku? Tidak ada yang melihat dan mendengarkan jika kamu ingin memakiku. Lakukan saja!" ucap Viola lagi.

"Apa yang sebenarnya kamu rencanakan, Viola?" tanya Sonia. Viola kembali terkekeh.

"Justru aku yang harusnya bertanya. Apa yang sedang kamu rancang untuk masa depan adikku, Sonia?" jawab Viola.

Sonia menatap Viola menyelidik. Lagi, Viola menanggapinya dengan terkekeh. "Kenapa? Terkejut?" tanya Viola lalu tertawa.

"Aku tahu Sonia. Aku tahu rencana kamu untuk menikahkan Rendra dengan Ica. Aku juga tahu, apa yang jadi alasan kamu melakukan itu. Aku tahu!" ucap Viola lagi.

"Aku tidak mengacaukan rencanamu karena aku mendukung kamu, Sonia. Aku senang Ica mendapatkan pria yang tepat. Selama ini aku berharap, Rendra dan Ica sama-sama menyadari perasaan mereka masing-masing, kalau mereka saling mencintai."

"Apa maksud kamu, Vio?" tanya Sonia.

"Kamu itu katanya sayang dengan Ica. Tapi tenyata kamu tidak benar-benar memahami Ica sepenuhnya." jawab Sonia.

"Sudah berapa minggu? Kamu ceroboh Sonia. Mengapa tidak memakai pengaman?" tanya Viola.

Sonia dibuat pusing dengan pernyataan Viola. Dari mana saudaranya itu bisa tahu. Jika Viola saja bisa tahu tentang dirinya. Tidak menutup kemungkinan, Narendra juga tahu. Sonia meremas rambutnya. Apa yang harus dia lakukan?

Viola tersenyum senang. Sonia tidak bisa menjawab pertanyaan yang dia ajukan. Sonia juga tidak mengelak kalau saudara sepupunya itu sedang berbadan dua. Dan ayah bayinya bukan Narendra. Viola tahu betul bagaimana Narendra memperlakukan wanita.

Ruangan ayah Arsyad hening. Baik Viola maupun Sonia sama-sama dian dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Sampai sebuah suara yang mereka berdua kenali terdengar bertanya pada keduanya.

"Apa yang kalian lakukan disini?"

...◇◇◇...

Episodes
1 Bab 1. Cinta Pertama
2 Bab 2. Ayah
3 Bab 3. Melihat
4 Bab 4. Mengakhiri
5 Bab 5. Yang Terakhir
6 Bab 6. Merayakan Keberhasilan
7 Bab 7. Pasangan Yang Serasi
8 Bab 8. Selingkuh
9 Bab 9. Mulai Bekerja
10 Bab 10. Rencana Sonia
11 Bab 11. Bertemu
12 Bab 12. Sebuah Rasa Baru
13 Bab 13. Perubahan Narendra
14 Bab 14. Mas Mencintai Kamu
15 Bab 15. SONIA VS VIOLA
16 Bab 16. Galau
17 Bab 17. Permintaan Sonia
18 Bab 18. Pengakuan Sonia
19 Bab 19. Memberi Izin
20 Bab 20. Acara Penting
21 Bab 21. Bertunangan
22 Bab 22. Rencana Yang Gagal
23 Bab 23. Gagal
24 Bab 24. Rahasia
25 Bab 25. Mengikuti Kata Hati
26 Bab 26. Surat Perjanjian
27 Bab 27. Menjelang Hari Pernikahan
28 Bab 28. Hilang
29 Bab 29. Permintaan Diana
30 Bab 30. Hari Pernikahan
31 Bab 31. Gangguan Kecil
32 Bab 32. Pertama Kali
33 Bab 33. Tentang Abian
34 Bab 34. Rahasia Diana
35 Bab 35. Tiba di Jepang
36 Bab 36. Membaca Bukti
37 Bab 37. Rencana Diana
38 Bab 38. Kabar Buruk
39 Bab 39. Masa lalu
40 Bab 40. Tidak Ingat
41 Bab 41. Pria Itu
42 Bab 42. Bertemu Sonia
43 Bab 43. Kediaman Wiranata
44 Bab 44. Pamit
45 Bab 45. Accident
46 Bab 46. Baik-baik Saja
47 Bab 47. Menikah
48 Bab 48. Terpaksa
49 Bab 49. Menemui Pelaku
50 Bab 50. Setelah Satu Bulan
51 Bab 51. Yang terjadi
52 Bab 52. Sakit?
53 Bab 53. Pertanyaan Khalisa
54 Bab 54. Ketahuan
55 Bab 55. Cinta Jadi Benci
56 Bab 56. Hamil
57 Bab 57. Ada Dua
58 Bab 58. Bawaan Bayi
59 Bab 59. Karlina
60 Bab 60. Musuh Lama
61 Bab 61. Pernikahan Viola
62 Bab 62. Keinginan Khalisa
63 Bab 63. Waspada
64 Bab 64. Diperalat
65 Bab 65. Malam Itu
66 Bab 66. Ditahan
67 Bab 67. Ditangkap
68 Bab 68. Semoga Cepat Berakhir
69 Bab 69. Mau Bicara
70 Bab 70. Ancaman
71 Bab 71. Ungkapan Cinta Khalisa
72 Bab 72. Tidak Sadarkan Diri
73 Bab 73. Hati Hati
74 Bab 74. Salah Paham
75 Bab 75. Ke Rumah Sakit
76 Bab 76. Setitik Cahaya
77 Bab 77. Sudah Waktunya
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1. Cinta Pertama
2
Bab 2. Ayah
3
Bab 3. Melihat
4
Bab 4. Mengakhiri
5
Bab 5. Yang Terakhir
6
Bab 6. Merayakan Keberhasilan
7
Bab 7. Pasangan Yang Serasi
8
Bab 8. Selingkuh
9
Bab 9. Mulai Bekerja
10
Bab 10. Rencana Sonia
11
Bab 11. Bertemu
12
Bab 12. Sebuah Rasa Baru
13
Bab 13. Perubahan Narendra
14
Bab 14. Mas Mencintai Kamu
15
Bab 15. SONIA VS VIOLA
16
Bab 16. Galau
17
Bab 17. Permintaan Sonia
18
Bab 18. Pengakuan Sonia
19
Bab 19. Memberi Izin
20
Bab 20. Acara Penting
21
Bab 21. Bertunangan
22
Bab 22. Rencana Yang Gagal
23
Bab 23. Gagal
24
Bab 24. Rahasia
25
Bab 25. Mengikuti Kata Hati
26
Bab 26. Surat Perjanjian
27
Bab 27. Menjelang Hari Pernikahan
28
Bab 28. Hilang
29
Bab 29. Permintaan Diana
30
Bab 30. Hari Pernikahan
31
Bab 31. Gangguan Kecil
32
Bab 32. Pertama Kali
33
Bab 33. Tentang Abian
34
Bab 34. Rahasia Diana
35
Bab 35. Tiba di Jepang
36
Bab 36. Membaca Bukti
37
Bab 37. Rencana Diana
38
Bab 38. Kabar Buruk
39
Bab 39. Masa lalu
40
Bab 40. Tidak Ingat
41
Bab 41. Pria Itu
42
Bab 42. Bertemu Sonia
43
Bab 43. Kediaman Wiranata
44
Bab 44. Pamit
45
Bab 45. Accident
46
Bab 46. Baik-baik Saja
47
Bab 47. Menikah
48
Bab 48. Terpaksa
49
Bab 49. Menemui Pelaku
50
Bab 50. Setelah Satu Bulan
51
Bab 51. Yang terjadi
52
Bab 52. Sakit?
53
Bab 53. Pertanyaan Khalisa
54
Bab 54. Ketahuan
55
Bab 55. Cinta Jadi Benci
56
Bab 56. Hamil
57
Bab 57. Ada Dua
58
Bab 58. Bawaan Bayi
59
Bab 59. Karlina
60
Bab 60. Musuh Lama
61
Bab 61. Pernikahan Viola
62
Bab 62. Keinginan Khalisa
63
Bab 63. Waspada
64
Bab 64. Diperalat
65
Bab 65. Malam Itu
66
Bab 66. Ditahan
67
Bab 67. Ditangkap
68
Bab 68. Semoga Cepat Berakhir
69
Bab 69. Mau Bicara
70
Bab 70. Ancaman
71
Bab 71. Ungkapan Cinta Khalisa
72
Bab 72. Tidak Sadarkan Diri
73
Bab 73. Hati Hati
74
Bab 74. Salah Paham
75
Bab 75. Ke Rumah Sakit
76
Bab 76. Setitik Cahaya
77
Bab 77. Sudah Waktunya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!