Bab 8. Selingkuh

Khalisa sedang berada di dalam mobil miliknya yang tengah di dikendarai Narendra. Pria itu tadi menghampiri Khalisa yang menunggunya bersama Abian. Narendra cukup terkejut melihat Khalisa berjalan bersama pria lain, sementara Devan menunggunya di rumah dalam keadaan yang kacau.

Sebagai orang yang mengenal baik Khalisa, tentu saja Narendra penasaran dengan apa yang terjadi.

"Ada masalah apa Ca?" tanya Narendra sambil mengusak pucuk kepala Khalisa.

"Masalah apa?" beo Khalisa.

"Mas tadi bertemu Devan di rumah kamu. Dia terlihat kacau. Kamu juga tidak membaca pesan yang dia kirimkan dan tidak mengangkat panggilan darinya." ucap Narendra menjelaskan.

"Ica sudah memutuskan pertunangan dengan Devan. Masalah pesan, Ica memang belum memeriksa pesan yang masuk. Dan saat nonton suara ponsel Ica silent jadi tidak dengar panggilan dari Devan." jawab Khalisa yang tidak mau disalahkan.

"Kenapa kamu membatalkan pertunangan kamu, Ca? Baru empat bulan lho. Apa karena pria tadi?" tanya Narendra lagi. Sepeduli itu dia dengan Khalisa sejak dulu. Narendra sudah sangat menyayangi Khalisa, sama seperti Sonia yang sangat sayang dan peduli dengan Khalisa. Tentu Narendra ingin yang terbaik untuk Khalisa.

"Namanya pak Bian, dia dosen pembimbing Khalisa. Kami tidak sengaja bertemu tadi. Sebelumnya Ica belanja di temani Kak Nia." jawab Khalisa. Lalu dia memberitahu Narendra kalau Sonia kemudian pergi dengan Sultan karena ada pekerjaan yang harus mereka selesaikan.

Khalisa tidak menaruh curiga apapun pada Sonia. Apa lagi saat mereka ngobrol, yang dibicarakan Sultan, Sonia dan Abian masalah pekerjaan. Khalisa tidak tahu saja, kalau Sultan sudah membuat janji dengan dokter obgyn untuk memeriksakan kandungan Sonia. Sebagai ayah dari janin yang ada di kandungan Sonia, Sultan ingin yang terbaik untuk kesehatan calon anaknya.

"Nia? Dia sempat menemani kamu belanja?" tanya Narendra memastikan. Akhir-akhir ini sulit sekali Narendra bertemu Sonia, tapi dia selalu ada waktu untuk Khalisa.

"Tadi enggak sengaja ketemu Kak Nia di Karlina Agency. Khalisa tadi mengembalikan cincin pertunangan Khalisa pada tante Karlina...."

"Kenapa? Apa Devan menyakiti kamu?" tanya Narendra memotong ucapan Khalisa.

Khalisa mengangguk, lalu memalingkan wajahnya menatap jendela samping. "Devan selingkuh." ucapnya.

"Kamu yakin? Atau hanya mendengar gosip saja?"

Khalisa menghembuskan napas kasar. Semua orang pasti tidak percaya Devan selingkuh darinya. Tapi itulah kenyataannya. Khalisa tidak sakit hati dengan Devan, dia hanya kecewa pada Viola.

"Ica melihat dengan mata kepala Ica sendiri. Devan selingkuh dengan kak Viola."

Narendra menepikan kendaraan milik Khalisa. Untung saja, jalanan yang mereka lewati cukup lengang karena sudah masuk kawasan perumahan dimana kantor wedding organizer yang digunakan Sonia dan Narendra berada.

Narendra melepas seat belt yang dia kenakan. Dia juga melepaskan seat belt yang Khalisa kenakan. Lalu detik berikutnya Narendra membawa Khalisa dalam pelukannya.

Narendra langsung percaya begitu Khalisa menyebut nama Viola. Dulu gadis itu juga pernah mendekatinya, tak lama setelah Narendra dan Sonia bertunangan. Tapi Viola salah memilih lawan, Narendra pria baik-baik yang tidak akan menghianati pasangannya hanya karena nafsu.

Narendra juga memilih diam. Dia tidak memberitahu masalah Viola pada Sonia dan Khalisa. Narendra hanya tidak ingin hubungan persaudaraan mereka rusak. Sungguh Narendra tidak menyangka Viola kembali melakukan hal yang sama pada Khalisa. Adik yang sangat disayangi Viola.

"Ica baik-baik saja Mas. Terima kasih, Mas Rendra sudah peduli pada Ica." ucap Khalisa sambil melepaskan diri dari Narendra. Tidak baik dan tidak pantas dia dan calon kakak iparnya berpelukan seperti ini. Orang yang melihat mereka pasti akan salah paham. Khalisa tidak mau itu terjadi.

"Jangan ada air mata untuk pria bajing an seperti Devan." ucap Narendra. Entah mengapa dia yang marah dalam kasus ini. Andai saja dia tahu lebih awal, sudah pasti Devan akan habis ditangannya begitu mereka bertemu tadi.

***

Dilain tempat, Sonia tidak nyaman berada di rumah sakit tempat Sultan mendaftarkan dirinya untuk periksa. Meski dapat antrian nomor pertama, tapi mereka tetap harus menunggu diruang tunggu. Dokter mendadak melakukan operasi caesar.

"Bagaimana kalau Khalisa curiga dengan hubungan kita?" tanya Sonia, sambil memperhatikan sekitar.

"Tenang saja." jawab Sultan tanpa beban. Ini yang dia inginkan, bisa memiliki Sonia meskipun caranya salah.

Malam itu, dia tidak sengaja melihat teman Sonia yang sesama model memasukan sesuatu dalam minuman Sonia. Gadisnya tiba-tiba saja merasa kepanasan. Sultan paham betul apa yang sudah Sonia minum.

Niat awalnya, dia hanya ingin menyelamatkan Sonia, membawa gadis itu pergi dari pesta yang dia selenggarakan untuk merayakan keberhasilan perusahaannya berkat para model yang dia gunakan untuk promosi. Namun, dia tidak bisa menahan saat Sonia melepaskan pakaian dihadapannya dan minta untuk dipuaskan. Entah berapa banyak dosis yang diberikan teman Sonia yang sesama model tersebut. Entah siapa juga laki-laki yang teman Sonia siapkan untuk meng eksekusi gadis yang dia cintai.

Malam itu, untuk pertama kalinya, dia dan Sonia berhubungan. Sultan akan bertanggung jawab apapun yang terjadi pada Sonia. Dia mencintai gadis itu. Bahkan sebelum mereka bertemu.

Berbeda dengan Sultan yang akan bertanggung jawab dengan Sonia. Saudara sepupu Khalisa itu justru ingin menjebak Narendra agar tidur dengannya. Dengan begitu, seandainya dia hamil, dia bisa mengakui janin yang ada dalam kandungannya adalah anak Narendra.

Sayangnya Sonia tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukannya dengan Narendra. Sultan tidak melepaskannya sedikitpun. Mereka bahkan melakukan hal yang seharusnya tidak mereka lakukan lagi dengan kesadaran penuh.

Sultan membuat Sonia nyaman berada di samping pria tersebut yang tidak dia dapatkan dari Narendra. Sehingga seperti sekaranglah kondisi yang terjadi. Sonia dinyatakan hamil dan tentu saja itu anak Sultan. Sonia sulit memilih. Sonia tidak berani membatalkan pernikahannya dengan Narendra. Dia juga tidak bisa meninggalkan Sultan begitu saja.

"Kita secepatnya harus menikah Sonia." ucap Sultan yang membuat Sonia semakin binggung.

Pembahasan pernikahan Sonia dan Sultan terjeda. Nama Sonia dipanggil perawat untuk masuk kedalam ruangan dokter.

Cukup lama Sonia berada di ruangan dokter. Usianya kehamilannya sudah menginjak usia empat minggu. itu berarti janin itu tumbuh setelah Sonia melakukan hubungan yang kesekian kalinya dengan Sultan.

"Sonia." panggil Sultan karena Sonia diam saja setelah keluar dari ruangan dokter.

"Aku akan menemui orang tuamu. Kita harus menikah secepatnya Sonia." ucap Sultan.

"Beri aku waktu. Aku ingin bicara dengan Ica dulu." balas Sonia.

Sultan menautkan alisnya tanda tidak mengerti, "Mengapa Ica?" tanyanya.

"Karena Ica yang bisa membantu aku. Hanya Ica yang bisa menggantikan aku menikah dengan mas Rendra."

"Mas Rendra?" beo Sultan.

"Dia tunanganku, dan kami akan menikah empat minggu lagi. Ica yang akan menggantikan aku menikah dengan mas Rendra. Hanya Ica yang bisa mengobati luka mas Rendra, setelah aku membatalkan pernikahan kami." jawab Sonia menjelaskan.

Sultan menggeleng, "Jangan lakukan itu Sonia. Bian mencintai Ica sudah sejak lama. Dia menungu adikmu lulus untuk melamarnya. Dan sekarang biarkan Bian bersama Ica." sahut Sultan.

"Bian atau aku?" ucap Sonia memberikan pilihan yang sulit pada Sultan.

"Jika kamu ingin Bian bersama Ica, maka aku akan tetap menikah dengan mas Rendra. Dia pasti mau menerima keadaanku apa adanya. Mas Rendra tidak akan mempermasalahkan aku yang mengandung anak dari pria lain." ucap Sonia lagi, lalu turun dari mobil Sultan dan langsung masuk kedalam kediaman orang tuanya.

Sonia butuh ketenangan untuk memikirkan semuanya. Dia harus bisa menyelesaikan masalah yang dia buat sendiri. Harusnya dia tidak perlu melakukannya lagi dengan Sultan setelah malam pertama itu.

Sonia menjambak rambutnya sendiri. Berat badannya mulai bertambah. Perutnya juga semakin besar.

***

"Masih ada Devan di teras." ucap Narendra.

"Kamu mau masuk atau menghindar?" tanya Narendra lagi. Kalau Khalisa akan masuk ke rumahnya, Narendra akan menginap di rumah itu malam ini. Tidak mungkin dia membiarkan Khalisa menghadapi Devan seorang diri.

"Bisa bawa Ica pergi dari sini?" tanya Khalisa.

Tanpa menjawab, Narendra melajukan kendaraan miliki Khalisa ke apartemen miliknya. Besok Khalisa sudah mulai bekerja, dia harus secepatnya istirahat. pertemuan dengan wedding organizer tadi cukup lama. Membahas persiapan terakhir sebelum hari H pernikahan Sonia dan Narendra.

"Mas, kita mau kemana?" tanya Khalisa.

"Apartement Mas. Tidak apa-apa, kan?" jawab Narendra.

"Mas, antarkan Ica ke rumah paman saja." ucap Khalisa yang merasa tidak enak kalau dia menginap di apartement calon suami kakaknya.

"Kamu yakin akan bertemu mereka dengan keadaan seperti sekarang?" tanya Narendra.

Khalisa tidak bisa lagi membantah, dia belum siap bicara dengan paman Kemal dan bibi Amanda tentang hubungannya dengan Devan. Bukan Devan yang jadi masalah, tapi Viola. Sejak kakaknya itu memilih tinggal bersama Diana, pamannya marah besar dan sudah lama tidak bertegur sapa dengan Viola. Jika tahu Viola adalah selingkuhan Devan, Khalisa yakin pamannya akan marah besar. Bukan hanya pada Viola, tapi juga pada ibunya.

"Bagaimana Ca?" tanya Narendra.

"Ke apartemen Mas Rendra saja." jawab Khalisa.

...◇◇◇...

Episodes
1 Bab 1. Cinta Pertama
2 Bab 2. Ayah
3 Bab 3. Melihat
4 Bab 4. Mengakhiri
5 Bab 5. Yang Terakhir
6 Bab 6. Merayakan Keberhasilan
7 Bab 7. Pasangan Yang Serasi
8 Bab 8. Selingkuh
9 Bab 9. Mulai Bekerja
10 Bab 10. Rencana Sonia
11 Bab 11. Bertemu
12 Bab 12. Sebuah Rasa Baru
13 Bab 13. Perubahan Narendra
14 Bab 14. Mas Mencintai Kamu
15 Bab 15. SONIA VS VIOLA
16 Bab 16. Galau
17 Bab 17. Permintaan Sonia
18 Bab 18. Pengakuan Sonia
19 Bab 19. Memberi Izin
20 Bab 20. Acara Penting
21 Bab 21. Bertunangan
22 Bab 22. Rencana Yang Gagal
23 Bab 23. Gagal
24 Bab 24. Rahasia
25 Bab 25. Mengikuti Kata Hati
26 Bab 26. Surat Perjanjian
27 Bab 27. Menjelang Hari Pernikahan
28 Bab 28. Hilang
29 Bab 29. Permintaan Diana
30 Bab 30. Hari Pernikahan
31 Bab 31. Gangguan Kecil
32 Bab 32. Pertama Kali
33 Bab 33. Tentang Abian
34 Bab 34. Rahasia Diana
35 Bab 35. Tiba di Jepang
36 Bab 36. Membaca Bukti
37 Bab 37. Rencana Diana
38 Bab 38. Kabar Buruk
39 Bab 39. Masa lalu
40 Bab 40. Tidak Ingat
41 Bab 41. Pria Itu
42 Bab 42. Bertemu Sonia
43 Bab 43. Kediaman Wiranata
44 Bab 44. Pamit
45 Bab 45. Accident
46 Bab 46. Baik-baik Saja
47 Bab 47. Menikah
48 Bab 48. Terpaksa
49 Bab 49. Menemui Pelaku
50 Bab 50. Setelah Satu Bulan
51 Bab 51. Yang terjadi
52 Bab 52. Sakit?
53 Bab 53. Pertanyaan Khalisa
54 Bab 54. Ketahuan
55 Bab 55. Cinta Jadi Benci
56 Bab 56. Hamil
57 Bab 57. Ada Dua
58 Bab 58. Bawaan Bayi
59 Bab 59. Karlina
60 Bab 60. Musuh Lama
61 Bab 61. Pernikahan Viola
62 Bab 62. Keinginan Khalisa
63 Bab 63. Waspada
64 Bab 64. Diperalat
65 Bab 65. Malam Itu
66 Bab 66. Ditahan
67 Bab 67. Ditangkap
68 Bab 68. Semoga Cepat Berakhir
69 Bab 69. Mau Bicara
70 Bab 70. Ancaman
71 Bab 71. Ungkapan Cinta Khalisa
72 Bab 72. Tidak Sadarkan Diri
73 Bab 73. Hati Hati
74 Bab 74. Salah Paham
75 Bab 75. Ke Rumah Sakit
76 Bab 76. Setitik Cahaya
77 Bab 77. Sudah Waktunya
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1. Cinta Pertama
2
Bab 2. Ayah
3
Bab 3. Melihat
4
Bab 4. Mengakhiri
5
Bab 5. Yang Terakhir
6
Bab 6. Merayakan Keberhasilan
7
Bab 7. Pasangan Yang Serasi
8
Bab 8. Selingkuh
9
Bab 9. Mulai Bekerja
10
Bab 10. Rencana Sonia
11
Bab 11. Bertemu
12
Bab 12. Sebuah Rasa Baru
13
Bab 13. Perubahan Narendra
14
Bab 14. Mas Mencintai Kamu
15
Bab 15. SONIA VS VIOLA
16
Bab 16. Galau
17
Bab 17. Permintaan Sonia
18
Bab 18. Pengakuan Sonia
19
Bab 19. Memberi Izin
20
Bab 20. Acara Penting
21
Bab 21. Bertunangan
22
Bab 22. Rencana Yang Gagal
23
Bab 23. Gagal
24
Bab 24. Rahasia
25
Bab 25. Mengikuti Kata Hati
26
Bab 26. Surat Perjanjian
27
Bab 27. Menjelang Hari Pernikahan
28
Bab 28. Hilang
29
Bab 29. Permintaan Diana
30
Bab 30. Hari Pernikahan
31
Bab 31. Gangguan Kecil
32
Bab 32. Pertama Kali
33
Bab 33. Tentang Abian
34
Bab 34. Rahasia Diana
35
Bab 35. Tiba di Jepang
36
Bab 36. Membaca Bukti
37
Bab 37. Rencana Diana
38
Bab 38. Kabar Buruk
39
Bab 39. Masa lalu
40
Bab 40. Tidak Ingat
41
Bab 41. Pria Itu
42
Bab 42. Bertemu Sonia
43
Bab 43. Kediaman Wiranata
44
Bab 44. Pamit
45
Bab 45. Accident
46
Bab 46. Baik-baik Saja
47
Bab 47. Menikah
48
Bab 48. Terpaksa
49
Bab 49. Menemui Pelaku
50
Bab 50. Setelah Satu Bulan
51
Bab 51. Yang terjadi
52
Bab 52. Sakit?
53
Bab 53. Pertanyaan Khalisa
54
Bab 54. Ketahuan
55
Bab 55. Cinta Jadi Benci
56
Bab 56. Hamil
57
Bab 57. Ada Dua
58
Bab 58. Bawaan Bayi
59
Bab 59. Karlina
60
Bab 60. Musuh Lama
61
Bab 61. Pernikahan Viola
62
Bab 62. Keinginan Khalisa
63
Bab 63. Waspada
64
Bab 64. Diperalat
65
Bab 65. Malam Itu
66
Bab 66. Ditahan
67
Bab 67. Ditangkap
68
Bab 68. Semoga Cepat Berakhir
69
Bab 69. Mau Bicara
70
Bab 70. Ancaman
71
Bab 71. Ungkapan Cinta Khalisa
72
Bab 72. Tidak Sadarkan Diri
73
Bab 73. Hati Hati
74
Bab 74. Salah Paham
75
Bab 75. Ke Rumah Sakit
76
Bab 76. Setitik Cahaya
77
Bab 77. Sudah Waktunya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!