Bab 6. Merayakan Keberhasilan

Setelah puas membeli beberapa pakaian kerja, Khalisa mengajak Sonia untuk duduk di salah satu tempat makan yang ada di mall yang mereka kunjungi.

Sengaja Khalisa mencari tempat duduk yang dipojok dan dipinggir jendela, sehingga mereka leluasa melihat keluar. Pembicaraan mereka tentang Devan sebelumnya terputus, karena mereka sudah tiba di mall dan langsung memburu pakaian yang diperlukan Khalisa.

Tadinya Sonia yang akan membayar belanjaan Khalisa. Tentu saja Khalisa menolak dan menjelaskan kalau dia tadi pagi bertemu Narendra dan diberi uang untuk beli pakaian kerja. Sonia tidak terkejut lagi mendengarnya. Karena dia tahu pasti alasan tunangannya sangat baik pada Khalisa.

"Jadi apa yang ingin kamu jelaskan pada Kakak? Maksud Kakak, dari mana kamu tahu Devan selingkuh?" tanya Sonia.

Khalisa menarik napas panjang lalu menghembuskannya dengan berlahan. Dia butuh asupan oksigen yang banyak untuk menceritakan kembali apa yang dialaminya hari ini pada Sonia.

"Ica mau cerita, tapi jangan dipotong ya Kak." ucap Khalisa dan langsung disetujui oleh Sonia.

Selanjutnya Khalisa menceritakan apa yang terjadi padanya mulai dari dia wawancara, lalu bertemu Narendra dan dia yang sebelumnya ingin membeli pakaian kerja memutar arah pulang karena Viola menunggunya di rumah. Sampai disana, Sonia masih bersikap santai mendengar cerita Khalisa sambil sesekali menyesap minuman dingin yang dia pesan.

"Terus?" ucap Sonia meminta Khalisa melanjutkan ceritanya.

Khalisa menaruh minumannya kembali ke atas meja. Setelahnya, barulah dia kembali menceritakan apa yang terjadi setelah tiba di kediaman ayah Arsyad. Sampai dia melihat bagaimana Devan dan Viola menikmati permainan mereka tanpa menyadari kehadiran Khalisa.

Sonia menutup mulutnya yang menganga dengan kedua telapak tanganya. Pertama, dia tidak percaya Devan selingkuh. Melihat dari bagaimana Devan selama dua tahun terakhir ini mengejar cinta Khalisa. Kedua, Sonia tidak percaya, selingkuhan Devan adalah Sonia.

"Mereka tidak saling kenal, Ca." sanggah Sonia. Dan Sonia baru percaya setelah Khalisa membuktikan dengan rekaman video yang gadis itu sempat ambil.

Sekali lagi Khalisa bersyukur dia sempat berpikir untuk merekam apa yang terjadi. Jika tidak, semua orang pasti akan menuduhnya mencari alasan untuk pisah dengan Devan. Selama ini semua orang tahu, Devan yang berjuang sendirian agar bisa bersama Khalisa. Sementara gadis itu hanya bersikap biasa saja pada Devan, walau akhirnya dia menyerah karena Devan terus membuktikan niat baiknya untuk menikah dengan Khalisa.

"Lalu apa yang adik Kakak lakukan?" tanya Sonia penasaran.

Cerita Khalisa sedikit banyaknya mirip dengan masalah yang sedang Sonia hadapi. Jika Devan sengaja selingkuh, tidak dengan Sonia. Dia melakukan satu kesalahan, hingga masuk dalam jebakan teman yang ingin menghancurkan karirnya. Musuh dalam selimut.

Sekarang posisi Sonia dalam ambang kebimbangan. Pria yang tidur dengannya tidak ingin melepaskannya begitu saja. Pria itu mengikatnya karena ada janin yang tak berdosa dalam perut Sonia. Dia juga tidak tahu harus bagaimana berhadapan dan bicara dengan kedua orang tuanya dan Narendra.

"Mengembalikan cincin pertunangan kami ke tante Karlina." jawab Khalisa.

Khalisa sudah melakukan hal yang tepat. Tidak ada penghianatan yang bisa dimaafkan. Tapi kasus Sonia tentu saja tidak sama denga Khalisa. Karena Narendra bukan Khalisa.

Sonia terdiam. Khalisa sudah bisa megambil keputusan tentang hubungannya dengan Devan. Bagaimana dengan dia yang masih tarik ulur untuk bicara dengan Narendra? Sonia tidak tahu bagaimana dia berhadapan dan memberitahu Narendra tentang kondisi dirinya saat ini.

Sonia bahkan sering menghindar, tidak sanggup untuk bertemu dengan calon suaminya. Setelah satu kesalahan yang dia buat, baru satu kali dia bertemu Narendra, si saat pemakaman ayah Khalisa.

Tidak ada yang bicara setelah Khalisa menjawab pertanyaan Sonia. Khalisa sibuk dengan pikirannya sambil memasukan kentang goreng kedalam mulutnya. Sementara Sonia sibuk membalas pesan dari seeorang yang selalu ingin tahu keberadaanya akhir-akhir ini.

"Ca, ada teman Kakak yang mau ikut bergabung dengan kita. Boleh?" tanya Sonia meminta izin.

Mana bisa Khalisa menolak permintaan Sonia. Tentu saja gadis itu mengizinkan permintaan kakak sepupunya itu. Salahnya, Khalisa tidak bertanya siapa teman Sonia yang akan bergabung dengan mereka. Khalisa kira wanita, tapi ternyata dua orang pria tampan.

"Ca, ini pak Sultan ceo yang perusahaan sekarang mengontrak Kakak jadi modelnya." ucap Sonia memperkenalkan Sultan pada Khalisa.

"Dan ini...?" Sonia menoleh pada pria yang datang bersama Sultan.

"Abian, saudara saya." ucap Sultan menyebut nama Abian yang datang bersamanya, karena Sonia belum mengenal pria itu.

"Ini Khalisa, adik saya." ucap Sonia pada Sultan dan Abian.

"Senang bisa bertemu dengan kamu, Khalisa. Sonia dan Abian selalu saja menyebut nama kamu setiap kali bicara dengan saya." ucap Sultan yang membuat Khalisa menatap penuh tanya pada Sonia dan Abian bergantian.

"Kakak hanya bilang, punya adik yang baik dan pintar yang bernama Khalisa." ucap Sonia menjawab pertanyaan yang Khalisa lontarkan lewat tatapannya.

"Saya hanya bercerita punya mahasiswi yang pintar." ucap Abian ikut menjelaskan.

Sultan berdecak geram mendengar jawaban Abian yang tidak mau jujur tentang perasaannya pada Khalisa.

"Dan juga cantik. Abian itu sangat mengagumi kamu, Khalisa." ucap Sultan menambahkan.

"Jadi Khalisa dan pak Abian sudah saling kenal?" tanya Sonia penasaran.

"Pak Abian ini dosen pembimbing Ica, Kak." jawab Khalisa dan Sonia mengangguk anggukan kepala tanda mengerti

Setelah berkenalan, Sonia mempersilakan Sultan dan Abian duduk. Mereka menikmati sore itu ditemani dengan secangkir kopi dan kudapan ringan sambil berbincang. Pembicaraan yang lebih didominasi oleh Sultan dan Sonia mengenai pekerjaan mereka.

Sesekali Sonia memperhatikan Abian yang terus menatap Khalisa teduh, terlihat jelas kalau pria itu punya perasaan dengan adiknya. Sonia harus bagaimana? Dia punya rencana lain untuk Khalisa setelah mengetahui adiknya itu membatalkan pertunangannya dengan Devan.

Tidak jauh dengan Sonia, Khalisa juga memperhatikan Sultan yang menatap Sonia penuh cinta. Mengapa Khalisa merasa ada sesuatu yang akan terjadi nantinya.

"Ca, kamu lanjutkan ngobrol dengan pak Abian. Kakak dan pak Sultan harus pergi sekarang. Ada pekerjaan yang harus kami selesaikan. Tidak apa-apa, kan?" ucap Sonia tiba-tiba.

"Tidak apa-apa. Sebentar lagi Ica juga pulang." jawab Khalisa. Sudah Khalisa katakan, dia itu sulit untuk menolak permintaan Sonia. Lagi pula, dia sudah biasa berdua dengan Abian, kan?

"Khalisa, bagaimana hasil wawancara kamu hari ini?" tanya Abian.

"Saya diterima bekerja di Wiranata Group. Terima kasih ya Pak. Pak Abian sudah banyak membantu saya selama ini." ucap Khalisa tulus. Dia benar-benar berterima kasih pada Abian yang banyak membantunya selama kuliah dan menyelesaikan skripsi, lalu memberinya peluang pekerjaan.

"Satu kali lagi kamu berterima kasih, saya harus kasih kamu hadiah, Ca." ucap Abian bercanda.

"Bapak bisa saja." balas Khalisa dengan wajah yang merona karena Abian sekarang ikut memanggilnya Ica.

"Ca, bagaimana kalau kita rayakan keberhasilan kamu?" tanya Abian.

Khalisa diam, dia tidak tahu harus merayakan dengan cara apa jika itu bersama Abian. Seandainya Abian itu seperti teman-temannya, ditraktir makan bakso saja mereka sudah sangat senang. Tapi ini Abian, dosen yang terkenal tajir melintir dari keluarga terpandang. Apa iya mau diajak makan dipinggir jalan? Atau di restoran ayahnya saja?

"Kita nonton. Mau, Ca." ucap Abian lagi, seolah paham dengan apa yang Khalisa pikirkan.

"N... nonton? Di bioskop?" tanya Khalisa. Abian mengangguk.

"Film kesukaan saya dan kamu sudah tayang sejak dua hari yang lalu lho Ca." jawab Abian.

"Benarkah?" gumam Khalisa dengan dahi berkerut.

Devan sudah berjanji akan membelikan tiket begitu film kesukaan Khalisa itu tayang perdana di bioskop. Khalisa menghela napas. Dia terlalu mengandalkan Devan untuk membelikannya tiket. Bagaimana pria itu akan ingat dengab janjinya jika dia sibuk dengan Viola.

"Ca, tiga puluh menit lagi filmnya diputar." ucap Abian mengingatkan Khalisa yang hanya diam saja.

"Ayo kita ke atas Pak. Tapi saya simpan belanjaan saya dulu di mobil." ucap Khalisa dan disetujui oleh Abian.

Khalisa tidak percaya kalau Abian masih ingat perbincangan random mereka disela-sela membahas tugas skripsi. Salah satunya membahas film thriller yang akan tayang. Bolehkah Khalisa senang?

***

Abian sudah membeli tiket. Mereka memang merayakan keberhasilan Khalisa, tapi Abian tidak mengizinkan Khalisa yang membayar tiketnya.

"Tunggu kamu gajian kalau mau traktir saya Ca." ucap Abian. Pintar sekali pria itu. Itu berarti akan ada kesempatan untuk mereka bisa pergi bersama lagi. Bolehkah Abian menganggap ini kencan pertama mereka?

"Saya akan traktir Bapak nanti, setelah gajian." ucap Khalisa. Abian tersenyum. Dia tahu seperti apa Khalisa. Orang yang selalu menepati janji.

"Kita tunggu di depan studio saja." ucap Abian sambil menenteng makan dan minuman yang baru dia beli.

"Sini Pak, Ica bantu bawakan." ucap Khalisa yang tanpa sadar menyebut namanya sendiri, bukan lagi saya.

"KHALISA AULIA ARSYAD."

Deg.

Khalisa tahu, akan ada hal yang tidak menyenangkan yang akan terjadi. Benar kan? Khalisa harus menutup wajah karena malu. Andai saja dia punya kantong ajaib seperti Doraemon, Khalisa akan mengeluarkan pintu kemana saja untuk pergi dari tempat itu.

...◇◇◇...

Siapa kira-kira yang buat Khalisa malu?

Terpopuler

Comments

N4rt1

N4rt1

Lanjut Thor. Sonia sama Sultan kayaknya

2024-02-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cinta Pertama
2 Bab 2. Ayah
3 Bab 3. Melihat
4 Bab 4. Mengakhiri
5 Bab 5. Yang Terakhir
6 Bab 6. Merayakan Keberhasilan
7 Bab 7. Pasangan Yang Serasi
8 Bab 8. Selingkuh
9 Bab 9. Mulai Bekerja
10 Bab 10. Rencana Sonia
11 Bab 11. Bertemu
12 Bab 12. Sebuah Rasa Baru
13 Bab 13. Perubahan Narendra
14 Bab 14. Mas Mencintai Kamu
15 Bab 15. SONIA VS VIOLA
16 Bab 16. Galau
17 Bab 17. Permintaan Sonia
18 Bab 18. Pengakuan Sonia
19 Bab 19. Memberi Izin
20 Bab 20. Acara Penting
21 Bab 21. Bertunangan
22 Bab 22. Rencana Yang Gagal
23 Bab 23. Gagal
24 Bab 24. Rahasia
25 Bab 25. Mengikuti Kata Hati
26 Bab 26. Surat Perjanjian
27 Bab 27. Menjelang Hari Pernikahan
28 Bab 28. Hilang
29 Bab 29. Permintaan Diana
30 Bab 30. Hari Pernikahan
31 Bab 31. Gangguan Kecil
32 Bab 32. Pertama Kali
33 Bab 33. Tentang Abian
34 Bab 34. Rahasia Diana
35 Bab 35. Tiba di Jepang
36 Bab 36. Membaca Bukti
37 Bab 37. Rencana Diana
38 Bab 38. Kabar Buruk
39 Bab 39. Masa lalu
40 Bab 40. Tidak Ingat
41 Bab 41. Pria Itu
42 Bab 42. Bertemu Sonia
43 Bab 43. Kediaman Wiranata
44 Bab 44. Pamit
45 Bab 45. Accident
46 Bab 46. Baik-baik Saja
47 Bab 47. Menikah
48 Bab 48. Terpaksa
49 Bab 49. Menemui Pelaku
50 Bab 50. Setelah Satu Bulan
51 Bab 51. Yang terjadi
52 Bab 52. Sakit?
53 Bab 53. Pertanyaan Khalisa
54 Bab 54. Ketahuan
55 Bab 55. Cinta Jadi Benci
56 Bab 56. Hamil
57 Bab 57. Ada Dua
58 Bab 58. Bawaan Bayi
59 Bab 59. Karlina
60 Bab 60. Musuh Lama
61 Bab 61. Pernikahan Viola
62 Bab 62. Keinginan Khalisa
63 Bab 63. Waspada
64 Bab 64. Diperalat
65 Bab 65. Malam Itu
66 Bab 66. Ditahan
67 Bab 67. Ditangkap
68 Bab 68. Semoga Cepat Berakhir
69 Bab 69. Mau Bicara
70 Bab 70. Ancaman
71 Bab 71. Ungkapan Cinta Khalisa
72 Bab 72. Tidak Sadarkan Diri
73 Bab 73. Hati Hati
74 Bab 74. Salah Paham
75 Bab 75. Ke Rumah Sakit
76 Bab 76. Setitik Cahaya
77 Bab 77. Sudah Waktunya
78 Bab 78. Tidak Pernah Ada
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1. Cinta Pertama
2
Bab 2. Ayah
3
Bab 3. Melihat
4
Bab 4. Mengakhiri
5
Bab 5. Yang Terakhir
6
Bab 6. Merayakan Keberhasilan
7
Bab 7. Pasangan Yang Serasi
8
Bab 8. Selingkuh
9
Bab 9. Mulai Bekerja
10
Bab 10. Rencana Sonia
11
Bab 11. Bertemu
12
Bab 12. Sebuah Rasa Baru
13
Bab 13. Perubahan Narendra
14
Bab 14. Mas Mencintai Kamu
15
Bab 15. SONIA VS VIOLA
16
Bab 16. Galau
17
Bab 17. Permintaan Sonia
18
Bab 18. Pengakuan Sonia
19
Bab 19. Memberi Izin
20
Bab 20. Acara Penting
21
Bab 21. Bertunangan
22
Bab 22. Rencana Yang Gagal
23
Bab 23. Gagal
24
Bab 24. Rahasia
25
Bab 25. Mengikuti Kata Hati
26
Bab 26. Surat Perjanjian
27
Bab 27. Menjelang Hari Pernikahan
28
Bab 28. Hilang
29
Bab 29. Permintaan Diana
30
Bab 30. Hari Pernikahan
31
Bab 31. Gangguan Kecil
32
Bab 32. Pertama Kali
33
Bab 33. Tentang Abian
34
Bab 34. Rahasia Diana
35
Bab 35. Tiba di Jepang
36
Bab 36. Membaca Bukti
37
Bab 37. Rencana Diana
38
Bab 38. Kabar Buruk
39
Bab 39. Masa lalu
40
Bab 40. Tidak Ingat
41
Bab 41. Pria Itu
42
Bab 42. Bertemu Sonia
43
Bab 43. Kediaman Wiranata
44
Bab 44. Pamit
45
Bab 45. Accident
46
Bab 46. Baik-baik Saja
47
Bab 47. Menikah
48
Bab 48. Terpaksa
49
Bab 49. Menemui Pelaku
50
Bab 50. Setelah Satu Bulan
51
Bab 51. Yang terjadi
52
Bab 52. Sakit?
53
Bab 53. Pertanyaan Khalisa
54
Bab 54. Ketahuan
55
Bab 55. Cinta Jadi Benci
56
Bab 56. Hamil
57
Bab 57. Ada Dua
58
Bab 58. Bawaan Bayi
59
Bab 59. Karlina
60
Bab 60. Musuh Lama
61
Bab 61. Pernikahan Viola
62
Bab 62. Keinginan Khalisa
63
Bab 63. Waspada
64
Bab 64. Diperalat
65
Bab 65. Malam Itu
66
Bab 66. Ditahan
67
Bab 67. Ditangkap
68
Bab 68. Semoga Cepat Berakhir
69
Bab 69. Mau Bicara
70
Bab 70. Ancaman
71
Bab 71. Ungkapan Cinta Khalisa
72
Bab 72. Tidak Sadarkan Diri
73
Bab 73. Hati Hati
74
Bab 74. Salah Paham
75
Bab 75. Ke Rumah Sakit
76
Bab 76. Setitik Cahaya
77
Bab 77. Sudah Waktunya
78
Bab 78. Tidak Pernah Ada

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!