Bab 4. Mengakhiri

Setelah berpikir baik dan buruknya, Khalisa memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Devan. Tidak ada yang bisa dia selamatkan lagi. Khalisa meyakinkan satu hal, inilah jawaban atas doa-doa yang selalu dia minta pada yang maha kuasa.

Melihat kegagalan rumah tangga orang tuanya, tentu Khalisa tidak ingin hal itu juga terjadi padanya. Dalam doanya, Khalisa selalu meminta untuk diberikan pasangan hidup bukan hanya sayang dan cinta padanya, tapi juga setia. Khalisa tidak ingin seperti ayahnya, korban dari ketidak setiaan dari wanita yang telah melahirkannya.

Dan hari ini, Khalisa melihat penghianatan Devan dengan mata kepalanya sendiri. Lagu milik Arvian Dwi, Ajarkan Aku sepertinya cocok untuk menggambarkan perasaan Khalisa. Oh... mengapa harus kulihat kau dengan dirinya, terluka... tapi tak berdarah.

Mungkin seperti inilah dulu yang dirasakan ayahnya, saat Diana pergi dengan pria lain. "Ayah memaafkan ibumu, Tapi tidak pada perbuatannya." ucap ayah Arsyad, saat Khalisa bertanya bagaimana perasaan ayah pada ibunya. Dan Khalisa setuju, tidak ada kata maaf untuk sebuah perselingkuhan. Sekalinya berbuat, besok-besok pasti akan mengulanginya lagi.

Sakit? Tentu saja rasa sakit itu ada. Lebih sakit lagi, karena Viola orang yang jadi selingkuhan Devan. Benak Khalisa bertanya, "Mengapa kakak tega melakukan ini kepadaku?"

Khalisa akui kakaknya itu lebih cantik dan menarik. Setiap mereka berjalan berdua, pasti orang-orang akan tertarik pada Viola dari pada dirinya yang selalu tampil apa adanya. Dan Viola itu seperti saudara kembar Diana, dia sangat mirip dengan ibu mereka. Hanya matanya saja yang meniru ayah Arsyad yang bola matanya berwarna biru seperti kakek mereka yang berasal dari Turki. Sementara Khalisa sebaliknya, dia seperti pinang dibelah dua dengan ayah Arsyad. Hanya rambutnya yang lurus dan hitam yang meniru Diana.

Untuk Devan, Khalisa tidak akan menangisi pria itu. Khalisa pernah mengucap janji, tidak akan ada air mata untuk pria lain, selain untuk sang ayah.

"Ica?" ucap tante Karlina begitu melihat tunangan putranya yang masuk kedalam ruang kerjanya.

Setelah merenung dan menenagkan diri, Khalisa memutuskan untuk menemui tante Karlina, ibu dari Devan. Dia akan mengembalikan cincin pertunangannya pada wanita paruh baya itu. Sebagai tanda Khalisa mengakhiri ikatannya dengan Devan.

"Apa Ica menganggu?" tanya Khalisa sopan sambil mencium punggung tangan tante Karlina.

"Tidak sayang. Mama hanya terkejut saja melihat kamu ada disini. Devan tadi izin untuk bertemu kamu. Berhubung mobilnya di bengkel, jadi tadi mama yang mengantarnya sampai di depan rumah kamu." ucap tante Karlina.

Mendengar penjelasan tante Karlina, Khalisa paham mengapa dia tidak melihat kendaraan Devan terparkir di depan rumahnya. Lagi-lagi Khalisa berpikir, inilah cara Tuhan membuka matanya. Dengan menunjukkan betapa buruknya kelakuan Devan di belakangnya. Begitu juga dengan Viola, sang kakak yang tega menusuknya dari belakang.

"Kak Devan ada di rumah." ucap Khalisa.

Benar kan Devan memang ada di kediaman ayah Arsyad. Tapi bukan untuk bertemu dengannya, melainkan untuk bertemu Viola dan mereka.... sudahlah, Khalisa tidak ingin mengingatnya lagi.

"Kenapa kamu ada disini?" tanya tante Karlina yang memang tidak tahu apa-apa. Jika Devan dirumah untuk bertemu Khalisa, lalu mengapa gadis ini ada dihadapannya?

"Tadi Ica ada panggilan untuk wawancara kerja, jadi Ica pergi ke perusahaan itu." jawab Khalisa yang tidak ingin menyebutkan nama perusahaan tempat dia bekerja.

Raut wajah kecewa jelas terlihat di wajah wanita yang akan menjadi mantan calon mertuanya. Tidak perlu ditanya, tentu Khalisa sudah tahu jawabannya. Apa lagi kalau bukan karena Khalisa tidak ingin jadi model di agency milik tante Karlina.

"Kenapa harus cari kerja tempat lain, sayang? Kamu bisa jadi model disini. Mama sudah tawarkan itu sejak awal kita bertemu, kan? Kamu itu bukan hanya cantik, tapi memiliki bentuk tubuh yang sempurna. Sama seperti Sonia. Lihat kakak sepupu kamu sekarang. Dia sudah jadi model terkenal dengan bayarannya juga mahal untuk sekali kontrak." ucap tante Karlina.

Bukan Khalisa tidak mau. Tapi dunia model bukanlah fashion Khalisa. Dia tidak suka wajah dan tubuhnya dilihat banyak orang. Bukan pemalu, Khalisa tidak suka saja dikenal banyak orang. Bahkan media sosial miliknya tidak ada foto yang menampakkan wajah Khalisa dengan jelas. Lebih nyaman saja menjadi orang biasa. Buktinya, Sonia sering mengeluh tidak bisa bebas. Harus selalu jaga sikap dan tingkah laku.

"Kebetulan sudah disalurkan pihak universitas Tan, bukan Ica yang melamar kerja disana." jawab Khalisa menjelaskan. Dulu dia menolak jadi model karena ingin fokus kuliah. Sekarang alasannya juga sangat jelas. Bahkan banyak mahasiswa lain yang ingin seperti Khalisa. Tanpa susah payah mencari pekerjaan, mengirim lamaran pada banyak perusahaan.

Dan untung saja Khalisa dulu menolak jadi model di agency milik tante Karlina, nyatanya hubungannya dengan Devan tidak bisa dilanjutkan. Seandainya Khalisa sudah bekerja jadi model, kemungkinan dia akan menolak saat ditawarkan bekerja di perusahaan Wiranata Group. Khalisa akan kehilangan kesempatan baik itu dan juga karirnya sebagai model. Tidak mungkin dia tetap berada di dekat Devan setelah hubungan mereka usai.

"Mama, Ca! Mama! Bukan tante. Harus berapa kali mama ingatkan." ucap tante Karlina.

Khalisa menarik nafas panjang, rasanya tidak pantas dia memanggil Karlina dengan mama. Apa lagi dia datang siang ini untuk mengembalikan cincin pertunangannya pada wanita yang melahirkan Devan ini.

"Maaf Tante, Ica merasa belum layak untuk memanggil Tante dengan panggilan mama." balas Khalisa memberanikan diri untuk mulai bicara serius. Diawali dengan menolak panggilan yang Karlina minta.

"Ica sayang, kamu itu calon istri Devan. Kalian akan menikah dua bulan lagi. Itu berarti kamu akan menjadi anak Mama." balas Karlina tidak mau dibantah.

Sepertinya Devan belum memberi tahu tante Karlina kalau Khalisa menunda pernikahan mereka. Entah apa yang Devan pikirkan, sehingga hal penting seperti ini tidak dia bicarakan pada mamanya.

"Tante, sebenarnya ada yang ingin Ica bicarakan." ucap Khalisa, dia tidak bisa menunda lebih lama lagi untuk memutuskan hubungannya dengan Devan.

Tante Karlina menatap menyelidik, "Jangan katakan kamu mengurungkan niat kamu menikah dengan Devan." Tebak tante Karlina yang sangat tepat itu.

"Maaf Tante."

"Jadi benar?" tanya tante Karlina tidak percaya.

"Ica tidak bisa meneruskan pertunangan ini." jawab Khalisa.

"Kenapa? Ada apa Ca? Devan bicara apa sama kamu tadi? Sampai-sampai kamu mengakhiri pertunangan kalian? Kalian bertengkar?" tanya tante Karlina beruntun.

"Kak Devan tidak bicara apa-apa. Kami bertemu, tapi hanya Ica yang melihat kak Devan di rumah. Sedangkan kak Devan tidak menyadari keberadaan Ica." jawab Khalisa.

"Tante lihat saja ini! Itu alasan mengapa Ica mengakhiri pertunangan kami." ucap Khalisa lagi sambil menyerahkan hp miliknya, agar tante Karlina melihat sendiri perbuatan putranya.

Untung saja saat tahu ada yang salah yang terjadi di kamar tamu, Khalisa merekam setiap adegan yang tadi dia lihat. Tanpa rekaman ini, mungkin tidak ada yang akan percaya dengan cerita Khalisa. Bisa saja, Devan mengelak tuduhan yang Khalisa lontarkan. Begitu juga dengan Viola.

Wajah tante Karlina memerah menahan marah. Dia sudah mengingatkan Devan untuk berhenti dari prilaku buruknya. Susah payah putranya itu bisa mendapatkan Khalisa, dan dengan bodohnya dia kembali terjerumus dengan kelakuan buruknya.

"Bukankah itu kakakmu?" tanya tante Karlina yang baru menyadari siapa wanita yang bermain dengan Devan. Khalisa mengangguk.

"Mama minta maaf, Khalisa." ucap tante Karlina. Mau ditaruh dimana mukanya saat ini. Devan sungguh keterlaluan.

Kelakuan Devan sama seperti ayah kandungnya, mantan suami tante Karlina. Dulu Karlina pun memilih mengakhiri pernikahannya karena ayah Devan terus mengulangi perbuatannya setelah dimaafkan.

Tidak perlu dijelaskan, tante Karlina paham perasaan Khalisa saat ini. Dia tidak menyalahkan keputusan gadis dihadapannya ini yang meminta mengakhiri pertunangannya dengan Devan. Pria yang tidak bersyukur sudah diberikan wanita sebaik dan secantik Khalisa.

Tante Karlina menatap sendu pada Khalisa. Bukan hanya pada Devan dia marah, Viola pun sama buruknya dengan putranya. Tega sekali mereka berdua menyakiti gadis sebaik Khalisa.

"Tante tidak salah, kenapa harus minta maaf. Ica datang untuk mengembalikan ini." ucap Khalisa sambil menyodorkan cincin pertunangannya pada tante Karlina.

Tante Karlina baru sadar, sejak tadi Khalisa sudah tidak mengenakan cincin yang kini ada di tangannya. Dengan berat hati, tante Karlina harus menerima cincin yang dia sematkan di jari manis Khalisa, empat bulan yang lalu.

Hening. Khalisa dan tante Karlina sama-sama sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Keheningan itu terganggu kala pintu ruangan tante Karlina terbuka. Sosok Devan, pria yang sebelumnya mereka bicarakan kinu berada diambang pintu. Pria itu tersenyum lebar begitu melihat keberadaan Khalisa diruangan mamanya. Tak ada raut rasa bersalah, dia berperan seolah-olah tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

Khalisa yang melihat keberadaan Devan langsung membuang muka. Ada rasa jijik begitu melihat wajah mantan tunangannya itu. Apa lagi bayangan pria itu tengah memasuki Viola seketika bermain dalam ingatannya.

"Sayang, ternyata kamu disini." ucap Devan sambil berjalan mendekati Khalisa.

PLAK

"Mama?"

...◇◇◇...

Terpopuler

Comments

harwanti unyil

harwanti unyil

mantap hadia selamat datang kehancuran

2024-04-25

1

N4rt1

N4rt1

tante Karlina keren, contoh calon mertua yang baik

2024-02-10

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cinta Pertama
2 Bab 2. Ayah
3 Bab 3. Melihat
4 Bab 4. Mengakhiri
5 Bab 5. Yang Terakhir
6 Bab 6. Merayakan Keberhasilan
7 Bab 7. Pasangan Yang Serasi
8 Bab 8. Selingkuh
9 Bab 9. Mulai Bekerja
10 Bab 10. Rencana Sonia
11 Bab 11. Bertemu
12 Bab 12. Sebuah Rasa Baru
13 Bab 13. Perubahan Narendra
14 Bab 14. Mas Mencintai Kamu
15 Bab 15. SONIA VS VIOLA
16 Bab 16. Galau
17 Bab 17. Permintaan Sonia
18 Bab 18. Pengakuan Sonia
19 Bab 19. Memberi Izin
20 Bab 20. Acara Penting
21 Bab 21. Bertunangan
22 Bab 22. Rencana Yang Gagal
23 Bab 23. Gagal
24 Bab 24. Rahasia
25 Bab 25. Mengikuti Kata Hati
26 Bab 26. Surat Perjanjian
27 Bab 27. Menjelang Hari Pernikahan
28 Bab 28. Hilang
29 Bab 29. Permintaan Diana
30 Bab 30. Hari Pernikahan
31 Bab 31. Gangguan Kecil
32 Bab 32. Pertama Kali
33 Bab 33. Tentang Abian
34 Bab 34. Rahasia Diana
35 Bab 35. Tiba di Jepang
36 Bab 36. Membaca Bukti
37 Bab 37. Rencana Diana
38 Bab 38. Kabar Buruk
39 Bab 39. Masa lalu
40 Bab 40. Tidak Ingat
41 Bab 41. Pria Itu
42 Bab 42. Bertemu Sonia
43 Bab 43. Kediaman Wiranata
44 Bab 44. Pamit
45 Bab 45. Accident
46 Bab 46. Baik-baik Saja
47 Bab 47. Menikah
48 Bab 48. Terpaksa
49 Bab 49. Menemui Pelaku
50 Bab 50. Setelah Satu Bulan
51 Bab 51. Yang terjadi
52 Bab 52. Sakit?
53 Bab 53. Pertanyaan Khalisa
54 Bab 54. Ketahuan
55 Bab 55. Cinta Jadi Benci
56 Bab 56. Hamil
57 Bab 57. Ada Dua
58 Bab 58. Bawaan Bayi
59 Bab 59. Karlina
60 Bab 60. Musuh Lama
61 Bab 61. Pernikahan Viola
62 Bab 62. Keinginan Khalisa
63 Bab 63. Waspada
64 Bab 64. Diperalat
65 Bab 65. Malam Itu
66 Bab 66. Ditahan
67 Bab 67. Ditangkap
68 Bab 68. Semoga Cepat Berakhir
69 Bab 69. Mau Bicara
70 Bab 70. Ancaman
71 Bab 71. Ungkapan Cinta Khalisa
72 Bab 72. Tidak Sadarkan Diri
73 Bab 73. Hati Hati
74 Bab 74. Salah Paham
75 Bab 75. Ke Rumah Sakit
76 Bab 76. Setitik Cahaya
77 Bab 77. Sudah Waktunya
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1. Cinta Pertama
2
Bab 2. Ayah
3
Bab 3. Melihat
4
Bab 4. Mengakhiri
5
Bab 5. Yang Terakhir
6
Bab 6. Merayakan Keberhasilan
7
Bab 7. Pasangan Yang Serasi
8
Bab 8. Selingkuh
9
Bab 9. Mulai Bekerja
10
Bab 10. Rencana Sonia
11
Bab 11. Bertemu
12
Bab 12. Sebuah Rasa Baru
13
Bab 13. Perubahan Narendra
14
Bab 14. Mas Mencintai Kamu
15
Bab 15. SONIA VS VIOLA
16
Bab 16. Galau
17
Bab 17. Permintaan Sonia
18
Bab 18. Pengakuan Sonia
19
Bab 19. Memberi Izin
20
Bab 20. Acara Penting
21
Bab 21. Bertunangan
22
Bab 22. Rencana Yang Gagal
23
Bab 23. Gagal
24
Bab 24. Rahasia
25
Bab 25. Mengikuti Kata Hati
26
Bab 26. Surat Perjanjian
27
Bab 27. Menjelang Hari Pernikahan
28
Bab 28. Hilang
29
Bab 29. Permintaan Diana
30
Bab 30. Hari Pernikahan
31
Bab 31. Gangguan Kecil
32
Bab 32. Pertama Kali
33
Bab 33. Tentang Abian
34
Bab 34. Rahasia Diana
35
Bab 35. Tiba di Jepang
36
Bab 36. Membaca Bukti
37
Bab 37. Rencana Diana
38
Bab 38. Kabar Buruk
39
Bab 39. Masa lalu
40
Bab 40. Tidak Ingat
41
Bab 41. Pria Itu
42
Bab 42. Bertemu Sonia
43
Bab 43. Kediaman Wiranata
44
Bab 44. Pamit
45
Bab 45. Accident
46
Bab 46. Baik-baik Saja
47
Bab 47. Menikah
48
Bab 48. Terpaksa
49
Bab 49. Menemui Pelaku
50
Bab 50. Setelah Satu Bulan
51
Bab 51. Yang terjadi
52
Bab 52. Sakit?
53
Bab 53. Pertanyaan Khalisa
54
Bab 54. Ketahuan
55
Bab 55. Cinta Jadi Benci
56
Bab 56. Hamil
57
Bab 57. Ada Dua
58
Bab 58. Bawaan Bayi
59
Bab 59. Karlina
60
Bab 60. Musuh Lama
61
Bab 61. Pernikahan Viola
62
Bab 62. Keinginan Khalisa
63
Bab 63. Waspada
64
Bab 64. Diperalat
65
Bab 65. Malam Itu
66
Bab 66. Ditahan
67
Bab 67. Ditangkap
68
Bab 68. Semoga Cepat Berakhir
69
Bab 69. Mau Bicara
70
Bab 70. Ancaman
71
Bab 71. Ungkapan Cinta Khalisa
72
Bab 72. Tidak Sadarkan Diri
73
Bab 73. Hati Hati
74
Bab 74. Salah Paham
75
Bab 75. Ke Rumah Sakit
76
Bab 76. Setitik Cahaya
77
Bab 77. Sudah Waktunya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!