Bab 5. Yang Terakhir

Devan segera melepaskan penyatuannya dengan Viola. Cukup satu kali saja dan ini yang terakhir. Devan tidak ingin mengkhianati Khalisa lagi. Jangan sampai tunangannya itu tahu perbuatan buruknya ini. Devan harus segera mengakhirinya. Dia akan menolak Viola, meski wanita itu terus menggodanya.

"Ini yang terakhir Vi." ucap Devan.

Viola terkekeh, "Kamu yakin?" tanya Viola tidak percaya. Dia tahu bagaimana Devan. Pria itu tidak bisa jauh dari yang namanya selangkangan. Di goda sedikit saja, maka miliknya akan langsung berdiri dengan sempurna. Viola mengakui milik Devan lebih besar dan tahan lama dibandingkan milik daddy nya.

"Aku tidak ingin menghianati Ica lagi." jawab Devan.

"Bagaimana kalau Ica tahu seperti apa kamu sebenarnya?" tanya Viola yang ingin tahu tanggapan Devan. Bukankah tadi adiknya itu sudah melihat sendiri?

Jujur, Viola kagum dengan pengendalian diri Khalisa. Jika gadis lain mungkin akan langsung menangis atau melabrak kekasihnya. Adiknya justru memilih pergi. Devan saja yang bodoh tidak menyadari kehadiran Khalisa. Viola juga tidak akan melepaskan Devan begitu saja dan hidup bahagia bersama adiknya. Tidak! Viola tidak akan membiarkan itu.

"Itu pasti karena kamu Vi. Kamu yang membuatnya tahu tentang kita." jawab Devan. Viola kembali terkekeh, dia sudah melakukanya.

"Ingat Vi, kita melakukannya hanya untuk saling memuaskan. Aku butuh kamu, karena Ica belum bisa memberikan apa yang aku butuhkan. Kamu pun sama, butuh aku karena tidak bisa puas dengan sugar daddy mu." ucap Devan lagi.

Lima tahun yang lalu dia bertemu Viola di Paris, tempatnya menuntut ilmu. Mereka bertemu diacara perkumpulan para pelajar dan mahasiswa Indonesia yang ada disana. Dan malam itu untuk pertama kalinya mereka menghabiskan malam di tempat tidur.

Sama-sama bukan yang pertama. Mereka melakukannya hanya untuk menyalurkan hasrat, tidak ada hati yang bermain. Meski hampir setiap kali bertemu mereka akhiri di atas ranjang.

Mereka berhenti melakukannya dan hilang kontak setelah Devan pulang lebih dulu ke Indonesia. Sampai akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali di hari pertunangan Devan dan Khalisa.

"Kamu yakin Ica tidak tahu penghianatan kamu ini?" tanya Viola lagi.

"Aku tidak berkhianat Vi. Wanita yang aku cintai hanya Ica. Karena itu aku tidak ingin merusaknya sebelum menikah. aku memang pria breng sek seperti yang kamu katakan. Bagaimana pun breng sek nya seorang pria, dia akan memilih wanita baik-baik untuk dijadikan istri." jawab Devan panjang lebar.

Viola merasa tertampar, dia membenarkan ucapan Devan. Tapi dia tidak rela Devan menikah dengan adiknya. Dan Viola sudah berhasil membuat Khalisa mengetahui seperti apa tunangannya.

"Kita lihat saja bagaimana kamu akan terkejut dengan keputusan Ica." batin Viola tertawa senang sambil menatap Devan yang hilang dibalik pintu.

***

Devan tiba di agency milik sang mama, tempatnya bekerja sebagai fotografer. Alisnya terangkat saat mengenali mobil baru milik Khalisa terparkir tepat disamping kendaraan milik ibu.

Bukan hal yang aneh Khalisa berada di agency milik sang mama. Tunangannya itu mungkin menemui Sonia atau mungkin menemui mamanya. Tapi Devan yakin Khalisa berada diruangan sang mama.

Bergegas Devan menuju ruangan pimpinan Karlina Agency. Devan takut Khalisa membicarakan pernikahan mereka yang ditunda Khalisa. Sementara Devan sengaja tidak memberitahu mamanya. Devan ingin mamanya tetap mempersiapkan pernikahan untuknya dengan Khalisa.

Dengan begitu, Khalisa tidak mungkin menolak karena tidak enak hati dengan mamanya yang sudah repot mempersiapkan segalanya. Devan memanfaatkan kelemahan hati Khalisa yang mudah mengalah dan suka tidak enak hati agar pernikahan mereka berjalan sesuai rencana awal.

Devan tersenyum begitu melihat Khalisa ada diruangan mamanya, "Sayang, ternyata kamu disini." ucap Devan sambil berjalan mendekati Khalisa.

Tante Karlina menatap Devan dengan tatapan tajam. Sayangnya pria itu tidak menyadari kemarahan sang mama. Dia terus saja berjalan untuk menghampiri Khalisa. Hingga akhirnya dia disadarkan dengan salam lima jari dari sang mama..

PLAK.

"Mama?" panggil Devan tidak percaya mendapatkan salam lima jari diwajahnya. Tidak terlalu sakit, tapi cukup membuat Devan terkejut.

"Masih berani kamu mendekati Ica?" ucap tante Karlina dengan geram.

"Apa sih Ma? Dia tunanganku lho." jawab Devan tidak mengerti dengan kemarahan mamanya.

"Harus berapa kali lagi mama mengingatkan kamu Devan. Jangan seperti papa kamu, tapi...."

"Apa maksud mama?" tanya Devan memotong ucapan mamanya. Dia tidak suka disama-samakan dengan sang papa.

"Mulai sekarang Khalisa bukan tunangan kamu lagi. Mama tidak mengizinkan kamu menikahi dia. Mama tidak sudi putri mama yang cantik hidup tersiksa dengan pria seperti kamu. Cukup Mama saja Devan. Cukup Mama saja." sahut tante Karlina penuh emosi.

"Apa maksud Mama?" tanya Devan lagi. Sungguh dia tidak mengerti dengan kemarahan ibunya.

Khalisa cukup memperhatikan saja apa yang terjadi. Sedikit berdecak kala mendengar Devan mengulangi pertanyaannya. Benar-benar tidak mengerti atau pura-pura tidak mengerti?

Yang jelas, dari apa yang tante Karlina ucapkan, Khalisa menyadari satu hal. Selama ini Devan sudah sering melakukan hal terlarang tersebut. Itu berarti bukan hanya dengan Viola saja. Bukan karena Viola lebih cantik darinya.

Yang jadi pertanyaan di benak Khalisa, "Mengapa dia tidak pernah tahu sebelumnya? Mengapa tidak ada yang memberitahunya selama ini?"

"Sayang, mama kenapa? Ada apa dengan kamu dan mama?" tanya Devan yang kini beralih pada Khalisa.

Khalisa mengerjap, tersadar dari pikirannya yang sibuk sendiri karena pertanyaan Devan. Khalisa harus jawab apa?

"Tante, Khalisa permisi." ucap Khalisa pamit pada tante Karlina, mengabaikan pertanyaan Devan. Biarlah pria itu menjadi urusan tante Karlina. Yang penting Khalisa sudah menyampaikan tujuannya datang menemui wanita paruh baya itu.

Lega, Khalisa merasa lega sudah mengakhiri hubungannya dengan Devan. Tapi tidak bisa dipungkiri, ada rasa sedih dan kecewa juga yang dia rasakan, membaur jadi satu yang cukup membuat sesak. Tapi Khalisa tidak akan larut dalam kekecewaan itu. Dia akan menata masa depan tanpa ayah Arsyad dan tanpa Devan.

"Ica!"

Khalisa menoleh pada suara yang dia hapal betul itu milik siapa. Siapa lagi kalau bukan Sonia. Kakak sepupunya yang merupakan salah satu model di Karlina agency. Pertemuannya dengan Devan pun karena Sonia.

Hari itu, Khalisa diminta Sonia menemaninya melakukan pemotretan di luar kota. Kebetulan Khalisa sedang libur semester dan tidak punya kegiatan lain, selain membantu ayah Arsyad di restoran.

Devan yang berprofesi sebagai fotografer saat itu langsung jatuh cinta pada Khalisa. Semakin dia mengenal sosok Khalisa, semakin dia jatuh cinta pada adik Sonia itu.

Tidak mudah bagi Devan untuk mendapatkan Khalisa. Butuh waktu dua tahun dia berjuang hingga akhirnya Khalisa menerimanya. Tidak untuk pacaran. Jika Devan serius, mereka langsung bertunangan.

Tentu saja Devan tidak menolak permintaan Khalisa. Gadis itu tujuan akhirnya. Jadi menikah dengan Khalisa juga keinginannya. Apa lagi, sang mama sangat mendukung keputusan Devan.

"Kak! Sudah mau pulang?" tanya Khalisa, setelah Sonia berdiri didekatnya.

"Iya. Kamu habis bertemu tante Karlina?" tanya Sonia.

Khalisa mengangguk, "Iya, ada pembahasan penting yang Khalisa bicarakan dengan tante Karlina." jawab Khalisa.

"Masalah pernikahan kamu yang ditunda?" tanya Sonia menebak.

Khalisa menggeleng, "Masalah yang lebih penting." jawab Khalisa, sambil memperhatikan Sonia yang tampak berbeda. Khalisa baru sadar kalau kakanya sekarang lebih berisi dari biasanya.

"Kakak dijemput mas Rendra?" ucap Khalisa lagi.

Menyebut nama Narendra, Khalisa jadi ingat tujuannya yang akan belanja pakaian kerja sebelum Viola memintanya pulang dan berakhir menyaksikan penghianatan dua orang yang Khalisa sayangi itu.

"Enggak, dia sibuk akhir-akhir ini, karena mau cuti menikah. Kakak ikut kamu aja ya." jawab Sonia.

Khalisa tersenyum mengingat Sonia akan menikah dengan pria yang dia cintai dan mencintainya. Tidak seperti dirinya yang gagal menikah.

"Boleh, sekalian temani Ica cari pakaian kerja." balas Khalisa.

"Adik kakak benaran udah mau kerja nih?" ucap Sonia menggoda sang adik.

Khalisa terkekeh, "Gaji pertama Ica untuk kita makan-makan." ucap Khalisa menanggapi candaan sang kakak.

"Sama saja bohong kalau makan-makannya di restoran milik om Arsyad." sahut Sonia. Keduanya tertawa bersama. Khalisa seolah lupa dengan masalah yang baru saja terjadi.

"Biarpun di restoran ayah, Ica juga bayar Kak." balas Khalisa sambil menggandeng tangan Sonia menuju parkiran dimana kendaraan miliknya berada.

"Devan tidak masuk hari ini." ucap Sonia setelah mereka berada di jalan menuju mall terdekat.

"Kak, aku ingin bicara hal yang penting dengan Kak Sonia, boleh?" tanya Khalisa hati-hati.

"Ada apa? Apa ada hubungannya dengan Devan?" tanya Sonia, dan Khalisa mengangguk.

"Apa Kakak tahu kebiasaan buruk kak Devan?"

"Maksud kamu kebiasaan buruk apa? Dia profesional saat bekerja. Dia juga tidak pernah menanggapi godaan dari model-model baru. Dia juga...."

"Kak Devan selingkuh." ucap Khalisa memotong ucapan Sonia. Kakaknya sepertinya tidak tahu kebiasaan Devan yang suka tebar benih.

"Ha!" ucap Sonia terkejut. Detik berikutnya raut wajah sedih terpancar dari wajah Sonia.

Sonia ikut sedih dengan nasib percintaan adiknya? Atau ada yang dia sembunyikan?

...◇◇◇...

Terpopuler

Comments

A Yes

A Yes

OMG jangan2 dia main sama Papa Dion alias Papa Angkatnya ckckckck

2024-04-21

1

windy lyana

windy lyana

jgn blg Sonia pun terjebak dgn Devan.

2024-02-10

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cinta Pertama
2 Bab 2. Ayah
3 Bab 3. Melihat
4 Bab 4. Mengakhiri
5 Bab 5. Yang Terakhir
6 Bab 6. Merayakan Keberhasilan
7 Bab 7. Pasangan Yang Serasi
8 Bab 8. Selingkuh
9 Bab 9. Mulai Bekerja
10 Bab 10. Rencana Sonia
11 Bab 11. Bertemu
12 Bab 12. Sebuah Rasa Baru
13 Bab 13. Perubahan Narendra
14 Bab 14. Mas Mencintai Kamu
15 Bab 15. SONIA VS VIOLA
16 Bab 16. Galau
17 Bab 17. Permintaan Sonia
18 Bab 18. Pengakuan Sonia
19 Bab 19. Memberi Izin
20 Bab 20. Acara Penting
21 Bab 21. Bertunangan
22 Bab 22. Rencana Yang Gagal
23 Bab 23. Gagal
24 Bab 24. Rahasia
25 Bab 25. Mengikuti Kata Hati
26 Bab 26. Surat Perjanjian
27 Bab 27. Menjelang Hari Pernikahan
28 Bab 28. Hilang
29 Bab 29. Permintaan Diana
30 Bab 30. Hari Pernikahan
31 Bab 31. Gangguan Kecil
32 Bab 32. Pertama Kali
33 Bab 33. Tentang Abian
34 Bab 34. Rahasia Diana
35 Bab 35. Tiba di Jepang
36 Bab 36. Membaca Bukti
37 Bab 37. Rencana Diana
38 Bab 38. Kabar Buruk
39 Bab 39. Masa lalu
40 Bab 40. Tidak Ingat
41 Bab 41. Pria Itu
42 Bab 42. Bertemu Sonia
43 Bab 43. Kediaman Wiranata
44 Bab 44. Pamit
45 Bab 45. Accident
46 Bab 46. Baik-baik Saja
47 Bab 47. Menikah
48 Bab 48. Terpaksa
49 Bab 49. Menemui Pelaku
50 Bab 50. Setelah Satu Bulan
51 Bab 51. Yang terjadi
52 Bab 52. Sakit?
53 Bab 53. Pertanyaan Khalisa
54 Bab 54. Ketahuan
55 Bab 55. Cinta Jadi Benci
56 Bab 56. Hamil
57 Bab 57. Ada Dua
58 Bab 58. Bawaan Bayi
59 Bab 59. Karlina
60 Bab 60. Musuh Lama
61 Bab 61. Pernikahan Viola
62 Bab 62. Keinginan Khalisa
63 Bab 63. Waspada
64 Bab 64. Diperalat
65 Bab 65. Malam Itu
66 Bab 66. Ditahan
67 Bab 67. Ditangkap
68 Bab 68. Semoga Cepat Berakhir
69 Bab 69. Mau Bicara
70 Bab 70. Ancaman
71 Bab 71. Ungkapan Cinta Khalisa
72 Bab 72. Tidak Sadarkan Diri
73 Bab 73. Hati Hati
74 Bab 74. Salah Paham
75 Bab 75. Ke Rumah Sakit
76 Bab 76. Setitik Cahaya
77 Bab 77. Sudah Waktunya
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1. Cinta Pertama
2
Bab 2. Ayah
3
Bab 3. Melihat
4
Bab 4. Mengakhiri
5
Bab 5. Yang Terakhir
6
Bab 6. Merayakan Keberhasilan
7
Bab 7. Pasangan Yang Serasi
8
Bab 8. Selingkuh
9
Bab 9. Mulai Bekerja
10
Bab 10. Rencana Sonia
11
Bab 11. Bertemu
12
Bab 12. Sebuah Rasa Baru
13
Bab 13. Perubahan Narendra
14
Bab 14. Mas Mencintai Kamu
15
Bab 15. SONIA VS VIOLA
16
Bab 16. Galau
17
Bab 17. Permintaan Sonia
18
Bab 18. Pengakuan Sonia
19
Bab 19. Memberi Izin
20
Bab 20. Acara Penting
21
Bab 21. Bertunangan
22
Bab 22. Rencana Yang Gagal
23
Bab 23. Gagal
24
Bab 24. Rahasia
25
Bab 25. Mengikuti Kata Hati
26
Bab 26. Surat Perjanjian
27
Bab 27. Menjelang Hari Pernikahan
28
Bab 28. Hilang
29
Bab 29. Permintaan Diana
30
Bab 30. Hari Pernikahan
31
Bab 31. Gangguan Kecil
32
Bab 32. Pertama Kali
33
Bab 33. Tentang Abian
34
Bab 34. Rahasia Diana
35
Bab 35. Tiba di Jepang
36
Bab 36. Membaca Bukti
37
Bab 37. Rencana Diana
38
Bab 38. Kabar Buruk
39
Bab 39. Masa lalu
40
Bab 40. Tidak Ingat
41
Bab 41. Pria Itu
42
Bab 42. Bertemu Sonia
43
Bab 43. Kediaman Wiranata
44
Bab 44. Pamit
45
Bab 45. Accident
46
Bab 46. Baik-baik Saja
47
Bab 47. Menikah
48
Bab 48. Terpaksa
49
Bab 49. Menemui Pelaku
50
Bab 50. Setelah Satu Bulan
51
Bab 51. Yang terjadi
52
Bab 52. Sakit?
53
Bab 53. Pertanyaan Khalisa
54
Bab 54. Ketahuan
55
Bab 55. Cinta Jadi Benci
56
Bab 56. Hamil
57
Bab 57. Ada Dua
58
Bab 58. Bawaan Bayi
59
Bab 59. Karlina
60
Bab 60. Musuh Lama
61
Bab 61. Pernikahan Viola
62
Bab 62. Keinginan Khalisa
63
Bab 63. Waspada
64
Bab 64. Diperalat
65
Bab 65. Malam Itu
66
Bab 66. Ditahan
67
Bab 67. Ditangkap
68
Bab 68. Semoga Cepat Berakhir
69
Bab 69. Mau Bicara
70
Bab 70. Ancaman
71
Bab 71. Ungkapan Cinta Khalisa
72
Bab 72. Tidak Sadarkan Diri
73
Bab 73. Hati Hati
74
Bab 74. Salah Paham
75
Bab 75. Ke Rumah Sakit
76
Bab 76. Setitik Cahaya
77
Bab 77. Sudah Waktunya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!