Sementara di perusahaan Ward, seorang laki-laki yang masih tampan di usianya yang sudah tidak muda lagi itu sedang memimpin rapat dengan begitu serius, tatapannya terfokus pada karyawannya sedang berdiri mempersentasikan gagasannya.
Derttt.derttt.derttttt
Dering ponsel pria tersebut, sehingga fokusnya teralihkan pada benda pipi yang ia letakkan di atas meja. Ia melihat ada satu pesan dari orang yang tidak dikenalnya, ia lalu mengabaikan pesan tersebut, ia berpikir untuk membukanya nanti setelah rapatnya selesai.
Dia memang laki-laki yang tegas, dia tak ingin fokusnya terganggu karena notif tersebut apalagi itu notif dari nomor yang tak dikenalnya, kecuali kalau yang menghubunginya itu sang istri atau pun sang putri tercintanya, maka ia tak dapat mengabaikannya.
2 jam berlalu dan rapat pun juga sudah selesai dan bertepatan jam pulang kantor, ia bergegas ke ruangannya untuk merapikan berkas-berkasnya sekaligus membawa pulang sebagian berkas-berkas yang belum selesai ia tanda tangani.
Ia menuju mobilnya yang sudah menunggunya di lobi kantornya itu.
“Jalan, Pak,” ucapnya pada sopirnya.
“Baik, Tuan.”
Di tengah perjalanan dia teringat pada notif pesan dari nomor tak dikenalnya itu, dilihatnya isi dari pesan tersebut. Seketika raut wajahnya tak bisa terbaca saat setelah membacanya. Entah apa isi pesan dari nomor tersebut.
🌸🌸🌸
“Assalamualaikum, Sayang,” ucapnya setelah sampai rumah dan melihat istri tercintanya sedang duduk di sofa ruang tamu untuk menunggunya pulang.
“Waalaikumsalam warahmatullah,” ucap bu Amrah dan menghampiri sang suami lalu mencium punggung tangannya serta mengambil jas
dan tas kerja suaminya.
“Mah ada hal penting yang mau papa omongin, tapi papa mandi dulu yah. Gerah, Sayang.”
“Iya, Pah.”
Lalu mereka berjalan berdampingan menuju kamar mereka yang berada di lantai 2, sementara sang suami masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih, sang istri masuk ke walk in closet untuk menyiapkan pakaian lalu duduk di sofa kamarnya untuk menunggu sang suami selesai mandi.
Cekrek.
Pintu kamar mandi terbuka, lalu keluarlah laki-laki yang sangat tampan walaupun sudah berumur itu, ia berdiri untuk membantu suaminya berpakaian.
Ya walaupun sudah sama-sama berumur dan memiliki seorang putri yang sudah beranjak dewasa itu, namun cinta dan kasih sayang keduanya tak pernah luntur termakan usia, malahan cinta dan kasih sayang keduanya semakin bertambah setiap harinya.
Tak heran jika sang anak ingin mendapatkan pendamping seperti sang ayah serta membina rumah tangga yang harmonis seperti kedua orang tuanya.
“Ada apa, Pah ?” tanya bu Amrah pada suaminya.
Pak Dana pun menceritakan semua isi pesan dari nomor yang tak dikenalnya itu. Seketika raut wajah bu Amrah menjadi tak terbaca.
“Sudahlah, Pah, nanti kita coba bicarakan baik-baik pada putri kita itu, mama yakin Ais pasti akan mengerti,” ucap bu Amrah setelah beberapa saat hening.
“Papa ga enak sama putri kita, Mah. Papa takut kalau dia akan marah dan kecewa sama papa,” lirihnya dengan wajah yang menunduk.
“Pa.... Papa ingatkan kata-kata Ais tadi pagi, mama yakin putri kita itu sudah dewasa, Pah dan dia pasti akan menyikapi hal ini dengan dewasa.”
“Apa, Papa ga percaya sama Ais ?” sambungnya kemudian.
“Semoga saja dia mengerti ya, Mah,” jawab Pak Dana.
Ia berharap putri kesayangannya itu tak akan marah dan menjauhinya setelah mengetahui kenyataan itu, ia tidak akan pernah rela jika sampai putrinya kecewa padanya, ia tak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika sampai itu terjadi.
🌸🌸🌸
Rahasia apa yang sebenarnya belum diketahui Puput 🤔🤔😁
DON'T FORGET TO LIKE, COMMENT, AND VOTE 💕
🌹HAPPY READING🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
𝑵𝒂𝒂𝑬𝒓𝒏𝒂𝒂02
Ku bawakan jempol untukmu👍🏻
2020-09-08
0
Mia Poei
Semangat kak, aku hadir lagi
2020-08-27
0
Mutie Cutie
semangat
2020-08-25
0