Flashback On II

Setengah jam berlalu mobil yang membawa 2 anak kecil tersebut tiba di sebuah mansion yang besar dan mereka di sambut oleh sepasang orang tuanya.

“Ya Allah, Sayang, Alhamdulillah kamu sampai dengan selamat, Nak. Mama khawatir banget sama kamu, Sayang,” Ucap sang ibu.

Matanya berkaca-kaca, ia berjongkok dan memeluk anak semata wayangnya dan diikuti oleh sang papa.

“Iya, Mama dan Papa ga usah khawatirin Kevin, Kevin kan sudah bisa jaga diri,” ucapnya dengan sedikit tersenyum.

"Gimana ga khawatir, Sayang cuaca lagi tidak baik dan kamunya lama banget baru sampai, jantung mama serasa berhenti berdetak, Sayang."

"Udah sekarang, Mama tenang yah, kan sekarang akunya udah sampai tanpa lecet sedikit pun."

“jagoan papa memang the best deh,” Ucap sang papa seraya mengacak rambut sang anak.

Setelah beberapa saat kedua orang itu pun melihat seorang anak laki-laki dengan pakaian yang kusut, kotor serta luka lebam yang lumayan banyak di sekujur tubuhnya, dia sedang menunduk mungkin karena takut atau apa itu mereka tidak tau.

“Siapa dia, Sayang ?” tanya sang mama.

“Dia temen baru Kevin, Mah tadi ketemu di jalan, dia dikejar preman dan dipaksa untuk mengamen dan orang tuanya sudah meninggal. Gapapa kan, Mah pah kalo dia tinggal di sini ?”

“Gapapa dong, Sayang. Kamukan jadi ada temen.”

“Iya, Jagoan, papa malah seneng kamu ada temen apalagi kalau papa dan mama ke luar negeri.”

“Makasih, Mah, Pah,” ucapnya seraya tersenyum.

Kevin senang sebab selama ini dia selalu merasa kesepian di rumah mewahnya itu, apalagi jika kedua orang tuanya sedang ke luar negeri untuk urusan bisnis mereka, jadi sekarang dia sangat senang karena mama dan papanya mengijinkan teman barunya itu untuk tinggal di sini, sehingga dia pun tidak merasa kesepian.

“Oh iya siapa nama kamu, Sayang?” tanya mama Kevin

“W..ira, Tante.”

“Loh, jangan panggil tante dong, panggil mama aja kayak Kevin, Sayang,” ucap mama Kevin seraya mengelus pipi Wira.

“I...iya, Mah,” ucapnya dengan gugup

“Anak pintar, kamu juga panggil saya papa yah, Jagoan.”

“I..ya, Pah."

“Oh iya, Vin antar teman kamu ke kamar tamu, Sayang dan pinjamkan dia bajumu, nanti siang baru mama akan membelikannya pakaian,” ucap mama Kevin.

“Iya, Mah. Ayo ikut aku,” ucap Kevin lalu berjalan dengan diikuti Wira di belakangnya.

“Mama bahagia, Pah. Sekarang Kevin sudah ada temannya dan tidak merasa sendirian lagi, apalagi kalau kita sedang pergi,” ucap mama Kevin seraya menatap punggung kedua anak laki-laki itu.

“Iya, Mah, tapi papa akan tetap mencari tahu informasi tentang dia, aku tidak ingin putra kita dalam bahaya,” ucap papa Kevin seraya mengelus punggung sang istri.

“iya, Pah.”

Setelah sampai di kamarnya Kevin segera membuka lemarinya dan memilah beberapa pakaiannya.

“Ini ambil bajuku, ayo aku antar ke kamarmu,” ucap Kevin setelah menyerahkan beberapa lembar pakaiannya kepada Wira dan berjalan ke kamar tamu untuk mengantarkan Wira.

“Baik, Den.”

“Jangan panggul aku, Den, panggil saja namaku.”

“Iya, Vin.”

Setelah sampai di depan sebuah kamar.

“Ini akan menjadi kamarmu, mandi dan istirahatlah nanti malam ikut aku latihan agar kamu ga jadi laki-laki lemah,” ucapnya datar

“Iya, Vin.”

Sejak saat itulah Kevin dan Wira menjadi semakin dekat dan seperti saudara kandung, bahkan kedua orang tua Kevin pun sudah menganggap Wira sebagai anak kandung mereka sendiri dan memberikan pendidikan yang sama kepada Wira seperti Kevin, mereka berdua anak yang sangat cerdas dan memiliki kelebihan masing-masing.

Flashback off

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

M : gimana, udah ga penasaran sama Wira ?

N : Yoi thor.

M : Tetep yah author minta jejaknya setelah membaca (LIKE, COMMENT, AND VOTE) dan pastinya favoritkan yah Luv 🤗

N : Pastinya 😁

HAPPY READING 🌹

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***