Part 20

***

"Yaaa, apa tuan Bendic akan segera menikahimu? Dia langsung memanggilmu ketika kalian pertama bertemu," goda Lidia membuat Klovi langsung tersadar dari lamunannya.

Klovi berdeham sekilas, menetralkan detak jantungnya.

Dengan yakin Klovi langsung masuk ke dalam ruangan Bendic.

"Tuan manggil saya?" tanya Klovi pada Bendic yang tampak sibuk menatap keluar jendela.

"Ternyata sempit juga dunia ini. Kita dipertemukan kembali di sini, setelah berbulan- bulan aku mencarimu," ujar Bendic yang menyangkut pautkan tentang hal pribadi dengan pekerjaan saat ini.

Klovi hanya menunduk dan berusaha untuk mencari alasan yang tepat.

"Kau ingin mengatakan alasannya? Aku akan mendengarkannya."

Klovi meremas jemarinya dan berusaha memutar otak demi bisa menemukan alasan yang kuat untuk menjawab pertanyaan Bendic.

"Kenapa, kamu kesulitan untuk memberikan penjelasan padaku?" Klovi menelan salivanya lalu berdeham sekilas, menatap Bendic dengan yakin.

"Saya hanya bekerja, setelah selesai, tentu saya harus pergi untuk melakukan hal lain. Alasan apalagi yang harus saya berikan?" Bendic tersenyum kecut kala mendengar jawaban Klovi.

"Apa kau masih bekerja di sana?" Klovi dengan canggung mengangguk.

Jujur Klovi sangat terganggu dengan pertanyaan seperti ini.

Selain privasi bukankah tidak seharusnya Bendic mencampur urusan pribadi dan pekerjaan.

Kenapa ia sengaja melakukannya?

Bendic tampak manggut- manggut pelan kala mendengar jawaban Klovi.

Ia tampak mengambil sesuatu dari dalam laci mejanya.

"Tuliskan nominalnya, berhentilah bekerja di sana. Aku akan menaikkan gaji dan tunjanganmu, aku bisa menempatkanmu di tempat yang kamu inginkan, kau ingin menjadi manager? Sekretarisku? Asistenku? Aku bisa mengabulkannya. Asal berhenti bekerja di sana."

Klovi mengepalkan tangannya erat menatap dalam Bendic.

Kenapa Klovi merasa marah dan sangat kesal dengan ucapan Bendic barusan.

Bendic tampak geram dengan Klovi yang hanya diam saja.

Dengan cepat Bendic beranjak dari kursinya mendekati Klovi.

"Bagaimana dengan tawaranku, kau mau menerimanya?" tanya Bendic seraya menatap Klovi lekat.

Klovi menelan salivanya sekilas, menatap Bendic dengan air mata yang ia tahan.

"Kenapa anda menyangkut pautkan urusan pekerjaan dan hal pribadi?" tanya Klovi ingin tahu alasannya.

Bendic tampak mengetatkan rahangnya tanda ia sedang kesal.

"Kau sendiri bagaimana, kenapa kau meninggalkanku setelah malam yang panjang itu? Kau terlihat sengaja menghilang dan tidak pernah kembali ke club Savio, dan barusan kau mengatakan masih bekerja di sana, kau membohongiku bukan? Setiap malam aku ada di sana hanya untuk menunggumu, berbulan- bulan aku mencarimu, dan kau juga menitipkan uangku pada bartender untuk dikembalikan tanpa memberiku penjelasan, sekarang kau mumpung berada di sini, kenapa aku tidak boleh melakukannya untuk tahu alasanmu," ujar Bendic panjang lebar.

Klovi menelan salivanya dengan kuat, mengepalkan tangannya dengan erat dan menatap Bendic dengan mata yang membendung air mata.

"Penjelasan apalagi yang ingin anda dengar, bukankah sudah jelas, saya bekerja untuk melayani mereka, begitu pekerjaan saya selesai, saya pergi untuk melakukan hal lain," jawab Klovi yang membuat Bendic semakin naik pitam.

Bendic mendekati Klovi dengan sorot mata yang memerah, "Bukankah malam itu kau mengungkapkan padaku jika kau mencintaiku? Kau bahkan juga memberitahuku tentang perasaanmu yang sebenarnya padaku, apa kau hanya mempermainkanku?" tanya Bendic dengan geram.

Klovi tersenyum sumbang seraya mengalihkan tatapannya, "Kenapa anda menganggap serius ucapan saya, malam itu saya mabuk, saya bahkan tidak ingat pernah mengatakan jika saya mencintai anda, tolong jangan anggap serius ucapan konyol saya," ujar Klovi yang langsung terdiam kala Bendic menarik pinggang rampingnya.

"Serius atau tidak siapa yang peduli, aku sudah terlanjur jatuh hati denganmu, siapa yang akan bertanggung jawab atas perasaanku saat ini?" tanya Bendic dengan jarak wajah yang begitu dekat sekali dengan Klovi.

Klovi menelan salivanya dengan sangat gugup saat ini, ia benar- benar takut juga gemetar berada di dekat Bendic.

Bendic langsung memangut bibir Klovi dengan sangat agresif dan begitu liar.

Ia mencengkeram kuat pinggang ramping Klovi bak memiliki dendam kesumat.

Klovi mendorong dada bidang Bendic dengan napas yang terengah.

"Tolong jaga sikap anda, kita sedang berada di kantor saat ini, bagaimana jika ada seseorang yang melihat hal ini, itu akan membuat citra perusahaan buruk," ujar Klovi dengan napas yang terdengar sedikit tersengal.

"Apa urusannya dengan citra perusahaan, ini perusahaanku, siapa yang bisa mengintimidasinya."

Klovi pasrah, sepertinya debat dengan Bendic hanya akan membuang tenaganya.

"Saya harus kembali bekerja," Klovi sedikit mendorong tubuh Bendic guna lepas dari pelukannya.

Bendic dengan cepat memeluk Klovi dari belakang, "Nanti malam datanglah ke mansionku, aku punya kejutan untukmu."

Terpopuler

Comments

Mel_San12

Mel_San12

sat set bangettt bang🤣

2024-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!