Part 11

7 tahun kemudian

Wanita dewasa nan cantik jelita tampak mengeratkan jaket hitamnya.

Pandangannya sejak tadi melihat kanan kiri.

Ia mengeratkan topinya hingga menutupi setengah wajahnya.

"Ah aku benci kota Milan."

Terdengar helaan napas gusar beberapa kali keluar dari mulutnya.

Sepertinya ia sedang menunggu seseorang.

"Kukira masalahnya sudah selesai tahun lalu, tahunya malah diusir kemari untuk menemukan pria tua itu," dumelnya tanpa henti.

"Bagaimana jika ia sudah memiliki cucu? Ahh mau ditaruh mana mukaku? Ia pasti akan mengusirku, lalu istri sahnya mungkin akan menarik rambutku seperti kebanyakan drama di TV," gerutuan itu terus keluar dari mulutnya.

"ZOE!" teriak seseorang membuat wanita cantik ini menoleh.

"Nah itu malaikat penolongku. Kuharap dia bisa meringankan sedikit masalahku."

Brugh

Zoe sedikit terhuyung ke belakang kala perempuan yang sama tinggi dengannya memeluknya tanpa aba- aba dan penuh semangat.

"Aku sangat merindukanmu!" ujar wanita itu.

Zoe menguraikan pelukannya dan menatap kesal wanita di depannya tersebut, "Cepat traktir aku minum. Aku sudah 3 jam menunggumu di sini," alibi Zoe yang sudah lelah.

Wanita itu dengan senyum lebar nan manis merangkul pinggang Zoe, "Mari nona. Aku akan mentraktirmu minum, lalu aku akan menjualmu pada sugar daddy kenalanku," gurau wanita itu yang langsung mengajak Zoe pergi dari bandara.

•••

Malam harinya, Zoe berakhir di club karena ajakan temannya.

Tidak ingin ambil pusing dan ingin meringankan masalahnya sejenak, Zoe dengan segan menerima ajakannya.

Saat Zoe dan temannya memasuki club, semua mata memandang ke arah Zoe.

Sepertinya mereka menyadari jika ada mangsa yang bukan dari wilayah mereka.

"Kau lihat, semua mata tertuju padamu. Kau tinggal pilih agar aku bisa dapatkan uang banyak," Zoe langsung menonyor kepala temannya.

"Sebelum kau mendapatkan uangnya. Aku akan membunuhmu lebih dulu."

Keduanya lalu duduk di depan bar seraya memesan dua gelas alkohol dengan kadar rendah.

Zoe mengedarkan pandangannya ke sekeliling club, mencari mangsa yang bisa ia ajak terbang ke Swiss dengan suka rela.

"Kau mulai mencari mangsamu?" Zoe berdecak kala Klovi selalu bisa menebak isi pikirannya.

Zoe langsung menyambar gelas alkoholnya.

"Sebelum mencari mangsa, aku harus bisa menemukan pria tua itu. Dengan begitu aku bisa tenang," Klovi manggut-manggut pelan.

"Beritahu aku siapa namanya, intel Klovi akan mencari untukmu," Zoe menyesap kembali alkoholnya.

"Aku lupa namanya," Klovi mengumpat kala mendengar jawabannya.

Namun detik kemudian ia dengan heboh langsung memberitahu Zoe.

"Asal kau tahu, di Milan ada pilar kehidupan yang akan membuatmu merasa hidup kembali setelah hampir mati putus asa mencari pria yang tidak tahu asal usulnya, bagaimana kau ingin tidak?" Zoe berdecak kala Klovi begitu heboh sekali dan sangat antusias.

"Aku tidak peduli dengan pilar kehidupan kotamu. Aku hanya butuh pria tua itu," sarkas Zoe dengan tegas.

"Dengarkan dulu aku, jika kau melihatnya secara langsung pilar kehidupan wanita Milan, kau pasti juga akan mengakuinya. Kau bahkan akan menolak pesonanya," Zoe yang jengah mendengar pujian yang Klovi lontarkan entah pada siapa sontak langsung mengalihkan tatapannya ke arah lain untuk mencari mangsa.

Hingga tatapannya menangkap sosok yang ia kenal meski dengan penampilan yang sedikit berbeda.

Zoe langsung turun dari kursinya dan berjalan menuju meja yang dihuni oleh dua pria seksi tersebut.

Zoe ingin memastikan jika penglihatannya tidak salah.

"Paman!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!