Part 7

Milan, Italia

Savio baru saja tiba di mansion mamanya tepat pukul 7 malam.

Dengan langkah gontai Savio masuk ke dalam mansion.

"Mama."

Savio memanggil dengan keras kala ia tidak melihat siapapun di lantai satu.

Tanpa banyak bicara Savio langsung naik ke lantai atas kala mendengar suara tawa.

"Ma," panggil Savio sekali lagi yang mana hal itu menarik perhatian para perempuan yang sedang berkumpul dengan mamanya.

"Eh sayang, kamu sudah datang, sini bentar," panggil Erda dengan senyum yang lebar.

Savio dengan wajah yang kesal sontak langsung turun ke lantai satu enggan menghampiri mamanya.

"Savio," Erda langsung mengejar Savio turun ke lantai satu.

"Savio tunggu," panggil Erda dengan tergesa demi mengejar langkah putranya.

Savio dengan jengah berhenti tepat di depan pintu.

"Kamu mau kemana, baru juga datang udah pergi," omel Erda seraya memukul bahu Savio.

"Kenapa mama bohongin Savio? Apa mama tahu seberapa cemas dan takutnya Savio waktu dengar mama sakit? Kenapa ada banyak perempuan di rumah kita?" tanya Savio dengan geram kala ia sudah tahu akan rencana mamanya yang selalu menjodohkan dirinya dengan banyak perempuan pilihan mamanya.

"Dengerin mama dulu, mama emang sakit, tapi mama udah mendingan setelah Lio bawa mama ke rumah sakit tadi sore, karena itu mama ngundang putri teman- teman mama untuk kumpul di sini dan berbincang denganmu, buruan pilih kamu mau yang mana? Sekalian kalian ngedate malam ini, gimana?" Savio langsung mengalihkan tatapannya ke arah lain seraya menghela napas dengan jengah.

Sampai kapan kontes perjodohan ini akan berakhir.

"Mama enggak capek tiap hari cari perempuan untuk dijodohkan dengan Savio?" Erda dengan senyum lebar menggelengkan kepalanya.

Savio manggut- manggut paham, "Savio tidak akan nikah sampai tua nanti."

Sontak Savio mendapatkan pukulan keras dari mamanya, "Kamu mau jadi bujangan tua? Usia kamu udah 32 tahun, kamu masih tampan dan seksi, banyak wanita di luaran sana yang mau jadi istri kamu, mereka enggak mandang status kamu sebagai duda."

Savio hanya diam dan mendengarkan, ia bahkan sudah hafal dengan ucapan yang keluar dari mulut mamanya karena hampir setiap hari Erda mengatakannya.

"Gimana kalau mama aja yang nikah? Savio enggak keberatan meski harus punya adik lagi di usia yang udah tua ini," dan pukulan bertubi kembali Savio dapatkan dari mamanya.

"Apa kamu sudah gila? Kenapa kamu bersikekeh untuk menduda hingga tua, apa kamu tidak kasihan dengan mama, mama sudah tua, sudah waktunya menimang cucu darimu."

Savio menggaruk kepalanya dengan geram kala ia selalu ditodong cucu setiap harinya bak ditodong anak kecil yang tengah merengek meminta uang.

"Jika kamu tidak mau dengan perempuan pilihan mama, mama bebasin kamu kok untuk pilih wanita yang kamu suka, asal dia benar- benar tulus sayang dan cinta sama kamu."

Savio menghela napas untuk kesekian kalinya membuat Erda dengan geram menendang tulang kering Savio.

"Sakit ma."

"Selama 1 bulan di Swiss, apa yang kamu dapatkan di sana? Kamu pasti bertemu atau saling tukar nomor telepon kan dengan wanita- wanita Swiss? Mama yakin wanita Swiss cantik- cantik dan memiliki kepribadian baik dan elegan, apa satupun tidak ada wanita yang mengajakmu tidur atau sekedar berkenalan?" Savio menelan salivanya kala mendengar pertanyaan mamanya.

Sontak pikiran Savio langsung tertuju pada gadis cantik di club yang mengajaknya tidur layaknya mengajak main anak kecil.

"Kata siapa baik dan elegan, mereka lebih banyak gila dan ganas dari pria," jawab Savio membuat Erda mengernyitkan keningnya bingung.

Terpopuler

Comments

Susanty

Susanty

gimana ceritanya, kan zeo chat sevio dulu, kenapa zeo gak langsung telpon sevio aja🤦🏻‍♀️

2024-03-29

1

Sulasmi

Sulasmi

next😍😍🌺🌹🟠🟠🟠🟠

2024-02-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!