Part 8

***

Kini Savio sedang berada di clubnya guna menghindar dari acara mamanya.

Selain menghindari hal itu, Savio juga butuh menenangkan diri.

Entah kenapa, dirinya merasa sedikit gundah gelisah.

2 gelas besar berisi alkohol dingin sudah ia habiskan, namun pikirannya masih juga melayang kemana- mana.

Sebenarnya apa yang Savio cemaskan.

"Wah tuan muda kita telah datang."

Savio menghela napas dengan jengah kala melihat teman- temannya datang.

Sepertinya datang ke club adalah pilihan yang salah.

Pasti mereka hanya akan mengganggu Savio.

"Bagaimana kabar anda tuan Savio? Apa anda sudah melihat gambaran wanita seperti apa yang ingin kau nikahi setelah liburan di Swiss?" tanya Lio dengan senyum jahilnya.

"Diam kau!" hentak Savio dengan ketus menggambarkan betapa kesalnya dia dengan kehadiran mereka.

"Yaa, apa kau mengenal wanita Swiss? Bagaimana dengan wanita di sana? Apa lebih cantik dan seksi dengan di sini?" tanya Bendic yang selalu antusias jika menyangkut perihal wanita cantik.

"Apa kau meniduri wanita Swiss? Wajahmu seolah menggambarkan itu dengan jelas."

Savio menelan ludahnya kala tuduhan Ken sangat tepat sekali.

"Aku tidak seperti kalian yang suka tidur dengan banyak wanita."

Sontak Lio dan Bendic begitu riuh kala mendengar hal itu, "Lalu satu- satunya wanita mana yang kau tiduri?" tanya Lio yang begitu antusias sekali.

Savio menyipitkan tatapannya, "Kenapa sikapmu sangat menyebalkan seperti mamaku."

"Tidakkah kau mengerti, aku keturunannya."

Savio kembali menghela napas gusar, "Kenapa kehadiran kalian sangat mengganggu."

"Lalu beritahu kami wanita mana yang membuatmu seputus asa ini? Tidak biasanya kau minum begitu banyak jika tidak ada yang mengganggu pikiranmu," tampaknya Ken menyadari akan perubahan sikap Savio.

Memang sih, dari Bendic dan Lio, hanya Ken yang paling waras.

Savio meletakkan gelasnya dan beralih mengambil sebatang rokok dan pematiknya.

"Aku hanya ingin minum."

Ken hanya tersenyum simpul seolah tidak percaya dengan jawaban Savio.

"Bagaimana dengan wanita Swiss? Kau tertarik dengan salah satu wanita di sana?" Savio diam sejenak hingga kepalanya menggeleng pelan seraya menghembuskan asap rokoknya.

"Mereka sama saja dengan wanita di sini, gila dan agresif."

Lio langsung mendekat pada Savio, "Jika kau tahu mereka gila dan agresif, pasti kau tidur atau hanya sekedar berkenalan kan?" Savio menatap Lio dengan lekat.

"Oh ya, kau tahu Brey pergi ke Swiss untuk menyusulmu?" Savio menggelengkan kepalanya dengan wajah yang bingung.

"Brey? Menyusulku? Untuk apa?" tanya Savio bingung yang mana ia terlihat lupa dengan sesuatu.

"Kau lupa? Kau ada janji tanding dengan Brey untuk minggu depan, ia takut kau menghindarinya, makanya ia datang ke Swiss untuk menjemputmu."

"Cih? Menghindarinya? Panggil dia sekarang kita buktikan siapa yang lebih hebat di antara kita."

Ken hanya bisa menghela napas gusar kala persaingan sengit ini terus berlangsung selama bertahun- tahun.

Mereka adalah musuh rival sejak di bangku kuliah.

Namun kenapa, Ken mencium bau- bau yang tidak sedaap.

Seperti mereka akan berakhir menjadi sepasang kekasih.

Ah memikirkannya saja membuat Ken hampir gila.

Mereka sepertinya sulit untuk akrab.

"Lalu apa dia sudah kembali?" tanya Savio membuat Ken mengedikkan kedua bahunya.

"Dia belum mengabari."

Savio menghisap kuat putung rokoknya, entah kenapa setiap kali seseorang menyebut Swiss pikiran Savio langsung tertuju pada seseorang.

Abaikan saja, setelah ini juga lupa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!