Part 2

•••

Savio mendorong tubuh gadis itu kala ia terbuai dengan bibir manisnya.

"Kau mabuk. Pulanglah karena esok kau masih sekolah. "

Savio mengusir gadis itu dan beranjak dari meja bar untuk segera pulang.

Jika tidak ia akan hilang kendali karena gadis kecil itu.

Siapa yang tahu jika gadis itu mengikuti Savio pulang.

Savio pikir ia sudah aman setelah pulang.

Setibanya di depan hotel, Savio menghela napas panjang.

"Oh jadi paman tinggal di hotel?" Savio menoleh dengan sangat terkejut.

"Kau mengikutiku?" gadis itu mengangguk dengan mantap.

Savio menghela napas dengan berat seraya memijat pelipisnya.

"Pulanglah! Kau masih harus sekolah besok," usir Savio seraya masuk ke dalam lobi.

Bukannya pergi gadis itu terus berjalan di belakang Savio dengan bibir yang tidak hentinya tersenyum.

Savio berhenti mendadak membuat gadis cantik itu menabrak punggung kekar Savio.

"Kenapa berhenti? Ayo naik dan kita bisa bercinta dengan puas."

Savio langsung berbalik dan membungkam bibir gadis itu kala ia mengucapkannya sedikit keras.

Beberapa mata penghuni hotel yang baru saja pulang menatap mereka berdua dengan sedikit heran juga manis.

Seperti om- om dan baby sugarnya.

Savio melepas bungkaman pada mulut gadis itu dengan tatapan yang garang.

"Cepat pulang! Aku tidak ingin bermain denganmu," usir Savio untuk kesekian kalinya.

Gadis itu menggelengkan kepalanya.

Savio mengacak- acak rambutnya dengan gusar lalu melanjutkan langkahnya dengan cepat menuju lift.

"Sayang kenapa kau meninggalkan istrimu yang sedang hamil?" teriak gadis itu dengan keras seraya memegangi perutnya.

Savio berbalik dan mendapati beberapa perempuan menghampiri gadis itu lalu menatap horor dirinya.

"Shit.Apa yang ia lakukan?" umpat Savio kala beberapa perempuan itu mendatanginya.

"Aku akan melaporkanmu pada polisi jika tidak bersikap baik pada istrimu. Dia sedang mengandung, bersikap baiklah padanya, polisi di negara Swiss selalu mengutamakan kesejahteraan masyarakatnya, dia bisa menangkapmu dengan tuduhan tidak bertanggung jawab atas istri."

Savio membuka sedikit mulutnya, tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

Savio menatap garang gadis itu yang tampak melengkungkan senyumnya.

"Aku akan menelpon jika kau tidak segera berlaku baik?" ancam perempuan itu pada Savio.

Savio memalingkan mukanya seraya mengumpat.

Tidak ingin masalah semakin rumit Savio dengan terpaksa menarik tangan gadis itu untuk ikut bersamanya.

"Kau tidak membopongnya?" Savio sedikit melebarkan kedua matanya tidak percaya dengan ucapan perempuan itu.

"Dia... "

"Ah tidak usah berlebihan, kalian tahu sendiri, usianya sudah tidak lagi muda dan berat badanku semakin bertambah seiring sedang mengandung. Aku bisa berjalan sendiri."

Gadis itu mencoba mencari alibi meski ia ingin sekali dibopong oleh Savio.

Savio memalingkan wajahnya dengan rahang yang ia ketatkan.

Dengan terpaksa ia membopong gadis itu dan berjalan menuju lift.

"Wah paman membopongku? Aku tidak percaya ini."

Savio menekan tombol liftnya, "Setelah ini aku akan membuangmu."

Gadis itu dengan cepat memeluk leher Savio.

Savio menelan salivanya kala merasakan hembusan napas gadis tersebut.

Dengan berat Savio masuk ke dalam lift, di mana ia masih melihat beberapa perempuan tadi menatapnya dengan garang.

"Cih bahkan mereka terlihat lebih garang dari polisi," gumam Savio sebelum pintu liftnya tertutup.

Tanpa sadar Savio tidak menurunkan gadis itu meski mereka sudah tidak terlihat lagi oleh beberapa perempuan tadi.

Ting

Savio keluar dari lift, menurunkan gadis itu.

"Sudah turunlah! Aku ingin tidur."

Savio berjalan ke lorong kanan di mana ia hendak masuk ke dalam kamarnya.

Bukannya turun ke bawah gadis itu masih mengikuti Savio.

Savio menghela napas pelan kala ia sudah berdiri di depan pintu kamarnya.

"Berikan aku tumpangan untuk ke toilet," mohon gadis itu kala ia mendapat tatapan horor dari Savio.

"Di lobi ada toilet," bohong Savio.

Gadis itu menggelengkan kepalanya pelan.

"Hanya sebentar setelah itu aku pulang," gadis itu masih terus mendesak Savio.

Tidak ingin semakin panjang, dengan terpaksa Savio membuka pintu kamarnya dan mengizinkan gadis itu masuk.

Disaat keduanya masuk, tampak seseorang memotret keduanya.

"Mampus kau, aku akan memberitahu eyang."

Terpopuler

Comments

Femmy Femmy

Femmy Femmy

itu ada mata2 diberitau Eyang loh🤣

2024-03-21

0

Mel_San12

Mel_San12

gadis SMA umur berapa ini kak? kok berkeliaran di club sih kamu kan belum cukup umur😆

2024-02-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!