Sandra tidak tahu bahwa Dewangga tiba-tiba menghilang karena mendapatkan sinyal peringatan dari sistem akan adanya tindak kejahatan yang telah dilakukan oleh para perampok terhadap sepasang suami istri dan satu orang anak yang berada di dalam rumah, bahkan sang suami sudah terkena luka tembak dibagian kakinya.
Saat itu sang pemilik rumah bernama Afandi, dia berusaha untuk melawan tiga orang perampok yang berhasil masuk ke dalam rumahnya yang megah.
Namun, salah satu perampok melepaskan tembakan ke arah kakinya Afandi.
"Arrrgghh!" Afandi meringis kesakitan. Darah telah mengalir deras dari betisnya.
Kemudian salah satu perampok berteriak dengan lantang dan menggunakan sebuah mic speaker, "Jangan ada yang berani masuk ke dalam rumah ini. Kami akan selalu memantau kalian. Jika kalian nekad untuk masuk, kami tidak akan segan-segan untuk membunuh semua penghuni rumah ini."
Sebenarnya di luar sudah ada polisi, mereka berusaha untuk bernegosiasi dengan para perampok agar mau melepaskan para penghuni rumah. Para polisi tidak akan mungkin bisa bertindak gegabah, demi keselamatan para penghuni rumah.
Mereka sama sekali tidak menyadari bahwa di salah satu ruangan rumah megah tersebut ada Dewangga yang baru saja berteleportasi.
[Ding!]
[Salah satu dari mereka ada yang membawa senjata api, Tuan harus berhati-hati.]
Sistem memberikan sebuah peringatan kepada Dewangga.
Dewangga hanya menganggukkan kepalanya.
Kemudian sistem berkata kembali.
[Sistem memproses data korban]
[1. Nama: Afandi
Usia: 40 tahun
Nama: Tessa
Usia: 35 tahun
Nama: Levi
Usia: 5 tahun.]
[Sistem memproses data para perampok.]
[1. Nama: Bagas
Usia: 41 tahun
Nama: Reza
Usia: 40 tahun
Nama: Ari
Usia: 35 tahun.]
[Tuan tidak boleh mengungkapkan indentitas Tuan sebagai City Hunter, karena itulah sistem telah menyiapkan kostum untuk Tuan.]
Dewangga terperangah ketika menyadari kini dirinya sedang memakai topi berwarna hitam, wajahnya ditutupi oleh masker berwarna hitam, bahkan pakaiannya berganti dengan mengenakan kemeja berwarna hitam. Itu adalah kostum yang telah disiapkan oleh sistem jika Dewangga menjalankan misinya.
Dewangga pun segera berjalan mengendap-endap menuju ke tempat para penghuni rumah yang telah disekap.
Ketiga perampok itu memang sering melakukan tindakan kejahatan, dengan merampok barang para korban, bahkan mereka tidak segan untuk melukai ataupun membunuh para korbannya.
Ketiga perampok itu sudah mengikat kaki dan tangan sepasang suami istri dan seorang anak kecil yang masih berusia 5 tahun itu. Seorang korban bernama Afandi masih merintih kesakitan, karena kakinya terluka parah.
"Ini semua gara-gara kamu, untuk apa kamu berteriak-teriak minta tolong heuh? Makanya rasakan akibatnya!" bentak seorang perampok bernama Ari kepada Afandi.
Semuanya diluar prediksi, para perampok sudah lama mengincar rumah milik Afandi, biasanya di siang hari rumah tersebut selalu sepi karena Afandi dan istrinya bekerja, sementara Levi sekolah. Namun ternyata siang ini mereka bertiga masih berada di dalam rumah.
Kemudian seorang anak kecil bernama Levi menangis ketakutan, "Huhuhu... Levi takut!"
Suara tangisan anak kecil tersebut membuat para perampok merasa terganggu, kemudian seorang perampok bernama Bagas membentaknya, "Berisik! Diam kamu bocah ingusan!"
Suara tangisan Levi semakin terdengar keras, dia semakin ketakutan dibentak seperti itu, "Mama, papa. Levi takut! Huhuhu..."
Kedua orangtuanya tidak bisa menolong, karena kedua tangan dan kaki mereka telah diikat. Mereka hanya bisa memberikan kode kepada Levi untuk tidak menangis.
Suara tangisan Levi membuat tiga perampok semakin emosi, kemudian seorang perampok bernama Reza menodongkan pistol ke arah Levi, "Karena kamu tidak bisa diam, aku akan membunuhmu, bocah ingusan!"
Namun, tiba-tiba saja ada seorang pria berpakaian serba hitam, bertopi hitam, dan memakai masker hitam, datang menyerang mereka. Siapa lagi kalau bukan Dewangga.
Bugh!
Dewangga menendang tangan Reza yang hampir saja menembak Levi, membuat pistol yang ada di dalam genggamannya terlempar ke lantai.
Reza ingin melawan, tapi Dewangga menarik tangannya, lalu mengangkat tubuh pria itu, dan membantingkannya ke lantai.
Buukkk!
"Arrrgghhh! Arrrgghhh!" Reza merasakan punggungnya terasa remuk.
Ari dan Bagas segera menyerang, mereka sama-sama membawa belati untuk melukai Dewangga.
Dewangga menghindari serangan mereka yang hampir saja menikamnya, sehingga dia berada dibelakang kedua perampok tersebut.
Buuukk!
Dewangga membenturkan kepala mereka berdua, membuat merasa merintih merasakan pusing, seakan ada burung-burung berterbangan diatas kepala.
Bugh!
Bugh!
Dewangga menendang perut Ari dan memukul dada Bagas, dia lakukan dengan sangat keras, membuat mereka tidak berdaya, sehingga keduanya pun tumbang.
[Karena Tuan telah berhasil melumpuhkan lawan, Tuan akan mendapatkan bonus dana sebesar 10.000.000 rupiah, kekuatan bertambah 10, pesona bertambah 5, ketampanan bertambah 5, dan naik level.]
[Nama: Dewangga
Tinggi Badan: 186 cm
Berat Badan: 80 kg
Ketampanan: 95
Pesona: 95
Kekuatan: 35
Kemampuan: Teleportasi, tahan api
Senjata: 0
Keperkasaan: 100
Dana: 10.900.000
Level: 3.]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Aromatheracy
siapa lagi kalau bukan captain tsubasa
2024-12-27
0
step sister
woy ari bahaya kali lah kau ini
2024-11-24
0
Nasa
Hahaha mantap pak abu
2024-08-17
1