Dan keempat preman itu pun akhirnya telah ditangkap oleh polisi karena Sandra telah melaporkannya. Mereka semua telah dibawa secara paksa oleh polisi untuk masuk ke dalam mobil.
"Terimakasih sudah menghubungi kami. Mereka adalah narapidana yang melarikan diri. Kami akan menghubungi anda jika ada keterangan lebih lanjut." kata salah satu polisi kepada Sandra.
Sandra menganggukkan kepalanya, "Iya, Pak. Saya tunggu kabar secepatnya."
Dia sangat penasaran siapa orang yang sudah menyuruh keempat preman itu untuk melukainya.
Kemudian Dewangga segera berbisik pada cincinnya, "Sistem, apakah kamu tahu siapa orang yang memerintahkan keempat preman untuk melukai permaisuriku?"
[Anda belum sampai ke tahap level itu, Tuan. Jika Tuan ingin mendapatkan informasi yang Tuan inginkan, Tuan harus mencapai level 3.]
Dewangga hanya bisa menghela nafas, dia manut saja kepada sistem. Setidaknya dia kini sudah memiliki level 1, tinggal meraih 9 level lagi jika dia ingin kembali ke dunianya.
Setelah polisi pergi, Sandra memandangi penampilan Dewangga yang nampak menyedihkan, pria itu hanya mengenakan kaos partai dan celana cutbray bekas dari warga yang menggrebek tadi.
Bagaimana pun pria itu berstatus sebagai suaminya, dan dia tidak tahu bagaimana nasibnya jika seandainya dia tidak sedang bersama dengan Dewangga. Mungkin saja dia telah dilukai atau dibunuh oleh keempat orang preman itu.
"Ikut aku!" ucap Sandra dengan nada jutek.
"Kita akan pergi kemana?" tanya Dewangga kepada Sandra.
Sandra tidak menjawab, dia lekas masuk ke dalam mobil, Dewangga pun segera mengikutinya.
Rupanya Sandra membawa Dewangga ke sebuah mall yang ada di ibu kota, ketika Dewangga memasuki mall tersebut, dia nampak menganga menatap dengan penuh takjub. Besarnya mall melebihi istana kerajaan.
"Tempat apa ini? Mengapa banyak sekali orang yang datang? Apakah ini istana?" tanya Dewangga kepada Sandra.
Sandra sangat malu sekali, karena orang-orang yang sedang berada satu lift dengannya, mereka pada tertawa mendengarkan pertanyaan dari Dewangga. Wajahnya nampak memerah.
Sudah tahu pria itu gila, mengapa Sandra harus membawanya pergi ke mall? itulah yang ada di dalam pikiran Sandra saat ini.
Ketika lift berhenti di lantai empat, Dewangga nampak bengong, mengapa tempat yang dia singgahi menjadi berbeda? Mungkin maksudnya tadi dia berada di lantai 1, tapi sekarang tiba-tiba dia berada di lantai 4 setelah masuk ke dalam lift.
Apakah mungkin di zaman modern dunia telah dipenuhi dengan kekuatan sihir? Sampai ada kendaraan semacam mobil dan pintu sakti seperti lift? Dewangga pusing memikirkannya.
"Ini adalah mall, tempat belanja. Masa kamu gak tahu?" Sandra menjawab pertanyaan dari Dewangga dengan pelan.
Dewangga tercengang mendengarnya, di zaman kuno jika ingin membeli sesuatu ada sebuah pasar tradisional yang bangunannya terbuat dari kayu dan daun kering, kini di zaman modern bisa bertransformasi menjadi tempat semegah ini. Dia memandangi dengan takjub suasana di mall yang menurutnya sangat memukau.
Sandra menyuruh seorang pelayan toko pria yang ada disana, "Tolong pilihkan pakaian untuknya, dimulai dari pakaian dalam, kaos, kemeja, celana, jas, dan jaket."
Pelayan toko itu pun segera menganggukkan kepalanya. "Baik, Nona."
Jika harus membahas tentang pakaian da-lam, Sandra menjadi teringat dengan apa yang sudah dia lihat ketika sedang berada di dalam mobil tadi, burung perkutut yang walaupun hanya terlihat sekilas karena Dewangga langsung menutupnya dengan tangan.
Sandra bergidik ngeri membayangkannya. Lebih baik dia memainkan ponselnya untuk mengalihkan pikirannya dari burung perkutut itu, kemudian dia masuk ke aplikasi instagram, untuk melihat video-video reals lucu yang bisa menghiburnya.
Namun, Sandra tidak sengaja melihat ada foto yang baru saja di posting oleh Marsha, sebuah foto yang memperlihatkan Marsha sedang memeluk Adit dengan mesra.
Sandra menghela nafas dengan berat, dia merasa sakit sendirian, karena Adit sama sekali tidak ingin memperjuangkannya, selama ini dia hanya diberikan harapan palsu.
"Bagaimana penampilanku? Apakah pakaian ini cocok untukku?"
Sandra dikagetkan dengan suara Dewangga, dia segera menoleh ke arah Dewangga yang sedang berdiri di depannya.
Pluuk!
Sontak ponsel yang berada di dalam genggaman Sandra terjatuh, memandangi Dewangga yang mengenakan kemeja berwarna putih dan celana bahan panjang, apakah dia tidak salah lihat? Mengapa suaminya yang gila itu tiba-tiba terlihat sangat tampan jika berpakaian rapi seperti itu? Sampai Sandra rasanya tidak percaya, mengapa pria setampan Dewangga bisa memiliki kelainan jiwa sampai berkhayal menjadi seorang pangeran kerajaan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
aku
panjang ber urat,..apalagi thor
2024-10-27
0
Jessa Jeje
tuk kan kamu juga bisa baper juga sama dewa
2024-10-05
0
Nasa
Hahaha....WHAT ! my hubby 😘😘😘😘 omg
2024-08-17
1