Bab 14

Besoknya, Dewangga dan Sandra baru saja tiba di sebuah restoran mewah yang terdapat di ibu kota, hari ini mereka akan bertemu dengan para pemegang saham di Richard Group.

Dewangga harus tampil elegan, dia mengenakan kemeja berwarna putih dan jas hitam. Dia harus bisa menahan diri untuk menjaga sikap dan tidak boleh bertindak gegabah yang bisa mempermalukan istrinya.

Tentu saja sistem akan membantunya, walaupun tidak gratis, dia harus merelakan dananya terpotong sebesar 200 ribu, sehingga kini dia hanya memiliki uang 900 ribu lagi.

[Ding!]

[Tempat ini adalah restoran, tempat untuk menyediakan makanan dan minuman dengan dipungut biaya. Walaupun Tuan sangat penasaran dan takjub dengan suasana megah di restoran ini, tapi Tuan harus menjaga sikap. Berjalanlah dengan pandangan lurus ke depan, jangan terlihat gugup.]

Dewangga mengikuti instruksi dari sistem, dia harus berubah menjadi seorang pria yang berkelas siang ini, mengesampingkan rasa penasarannya.

Di Richard Group terdapat 5 pemegang saham, pemegang saham yang paling besar adalah mendiang ayahnya Sandra, yaitu Tuan Yanuar Richard, dia adalah pemegang saham pertama sekaligus pemilik perusahaan Richard Group.

Sementara pemegang saham kedua adalah Om Gama. Dan pemegang saham yang lainnya adalah Pak Tio, Bu Ami, dan Pak Rizal.

Sebelum Dewangga datang kesana, Sandra sudah menjelaskan latar belakang Pak Tio sebagai pemegang saham ke tiga, Bu Ami sebagai pemegang saham ke empat, dan Pak Rizal sebagai pemegang saham ke lima.

"Perkenalkan dia adalah suami saya, Dewangga. Kami menikah secara siri di Inggris satu bulan yang lalu, rencananya kami akan segera melangsungkan pernikahan kami menjadi sah di mata hukum besok, walaupun akan dilaksanakan dengan secara sederhana." Sandra mulai memperkenalkan Dewangga kepada semua orang yang disana.

Sebenarnya Sandra sangat merasakan was-was, dia takut gilanya Dewangga kumat lagi. Jangan sampai pria itu berbuat ulah yang bisa mempermalukannya. Karena itulah dia menyuruh Dewangga untuk mingkem selama acara pertemuan antar pemegang saham ini berlangsung.

Namun, Bu Ami nampak penasaran, dia curiga bahwa Dewangga mungkin adalah suami bayarannya Sandra, agar Sandra bisa menjadi CEO disana.

"Kamu lulusan universitas apa?" tanya Bu Ami kepada Dewangga.

Sandra nampak terkejut dengan pertanyaan dari Bu Ami, bagaimana kalau Dewangga salah menjawab? Dia segera menjawab pertanyaan dari Bu Ami. "Dia kuliah di..."

"Saya bertanya kepada suami anda, Nona Sandra." Bu Ami memotong perkataan Sandra.

Sandra mengigit bibir bawahnya, keringat dingin keluar dari pelipisnya, rasanya dia harus mencari kantong kresek untuk menutupi wajahnya jika Dewangga salah menjawab ataupun bicara ngelantur.

"Saya kuliah di Oxford University." jawab Dewangga dengan tenang.

Tentu saja dia mengikuti apa yang sistem katakan.

[Saya kuliah di Oxford University.]

Sandra sangat bernafas lega, karena siang ini mungkin Dewangga sedang dalam mode waras. Coba saja kalau dia setiap hari begitu, atau gilanya tidak kumat lagi, mungkin saja... Sandra tidak dapat meneruskan apa yang dia pikirkan.

Kini giliran Pak Tio yang berbicara, dia adalah ayahnya Adit. "Apakah ini tidak terkesan buru-buru, Nona Sandra? Jangan karena ambisi anda untuk menjadi CEO di Richard Group, anda nekad untuk menikah dengan seorang pria yang sama sekali tidak anda sukai."

Pak Tio berbicara seperti itu karena dia tahu kedekatan Sandra dengan Adit dari dulu. Pak Tio menjodohkan Adit dengan Marsha karena mengira perusahaan itu akan terus dipimpin oleh Om Gama.

"Tapi nyatanya saya sangat mencintainya, dia adalah seorang pria yang baik, setia, pekerja keras, memiliki pendirian, dan tidak pernah mempermainkan perasaan wanita." Sandra berkata seperti itu seakan sedang menyindir putranya Pak Tio.

Mungkin karena Pak Tio merasa tersindir, dia menjadi salah tingkah.

Dewangga merasakan dirinya haus, dia memperhatikan meja makan yang ada di depannya, sama sekali tidak ada gelas disana, mungkin karena pesanan minuman mereka masih dalam tahap on the way.

Dewangga melihat ada sebuah mangkuk bening berisikan air, dengan diselipkan irisan jeruk lemon di pinggirnya, tepatnya itu adalah air kobokan. Dewangga segera mengambil air kobokan tersebut, dia pikir air itu untuk diminum.

Dan Sandra tercekat melihatnya, sampai dia memelototkan kedua bola matanya.

Terpopuler

Comments

Shyfa Andira Rahmi

Shyfa Andira Rahmi

🤣🤣🤣tenang San, kegilaannya di pending dulu...

2025-02-23

0

Rani HY

Rani HY

Kumat kumat😭🤣🤣

2024-08-23

0

Nasa

Nasa

Hahaha normal la tu

2024-08-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!