Bab 9

"Untuk apa Om menyuruh aku datang kesini?" tanya Sandra kepada Om Gama ketika dia telah duduk di sofa. Walaupun tidak ada yang berpihak kepadanya, dia merasa hanya dia sendirian yang peduli kepadanya, tapi Sandra harus terlihat tegar.

Dulu Sandra merasa bahwa Adit adalah orang yang paling peduli kepadanya, pria itu selalu perhatian kepadanya, sampai hati Sandra menjadi luluh. Tapi kini pria itu telah menghancurkan hatinya, hanya memberikan harapan palsu untuknya.

Sementara Adit, dia hanya bisa menundukkan kepalanya, tak memiliki keberanian untuk menatap Sandra. Bahkan dia tidak tahu mengapa dia diundang oleh Om Gama untuk datang ke mansion.

Marsha berusaha untuk menyembunyikan keterkejutannya, dia pikir saudara sepupunya itu sudah mati, ternyata Sandra masih hidup dan tak terluka sama sekali. Lalu kemana empat orang preman suruhannya?

Sandra mengkoreksi ucapannya, "Ah, salah. Seharusnya aku bertanya untuk apa Om Gama menyuruhku untuk datang ke Mansion Richard?"

Dengan menyebutkan nama Mansion Richard, sudah tahu pasti siapa sesungguhnya pemilik mansion tersebut, dialah Sandra Richard.

Om Gama pura-pura tertawa mendengarnya, dia sudah 10 tahun tinggal di mansion itu, mana mungkin dia mau meninggalkan mansion yang megah itu begitu saja.

Apalagi di surat kuasa yang dituliskan oleh Tuan Yanuar Richard, seluruh harta kekayaan akan jatuh ke tangan Sandra, jika Sandra sudah menikah. Jadi untuk sementara ini Sandra belum memiliki hak atas seluruh kekayaan peninggalan ayahnya.

"Kamu sudah dewasa sekarang, Sandra. Om senang kalau kamu hidup baik-baik saja." Om Gama berkata dengan begitu tenang.

Sandra tak merespon perkataan Om Gama, dia sangat tahu bahwa apa yang diucapkan oleh pria tua itu sama sekali tidak tulus.

"Menikahlah dengan Billy! Bagaimana pun juga Om sudah menganggap kamu adalah putri kandung Om." Om Gama berkata dengan begitu entengnya.

Sandra tersenyum kecut mendengarnya, "Untuk apa? Apakah agar Om bisa dengan leluasa menguasai harta peninggalan papa?"

Tentu saja Marsha sangat marah mendengarnya, "Sandra! Bicara apa kamu ini? Seharusnya kamu sadar, jika ayah dan mamaku tidak mengurus kamu, kamu tidak akan mungkin bisa hidup seperti ini!"

Om Gama pun melemparkan sebuah surat kuasa ke atas meja, "Dua hari lagi usiamu genap 23 tahun. Apakah kamu tahu perjanjian apa saja yang dituliskan oleh ayahmu dengan para pemegang saham? Jika sampai kamu belum menikah sampai usia 23 tahun, maka perusahaan Richard Group akan tetap di pimpin oleh pemegang saham kedua. Syarat menjadi seorang pemimpin di Richard Group harus sudah menikah. Apakah dalam waktu satu hari kamu sanggup mencari calon suami?"

Itulah alasan mengapa Om Gama menjodohkan Adit dengan Marsha, agar Sandra tidak memiliki kekuatan untuk menolak, seandainya Sandra menikah dengan Billy, mungkin Om Gama akan merelakan untuk sementara Sandra yang memimpin perusahaan, karena para pemegang saham sudah tahu bahwa sudah saatnya Sandra memimpin perusahaan. Dengan syarat Sandra sudah menikah, batas maksimal 23 tahun. Setelah itu dia akan mengatur strategi untuk membuat Sandra mati seperti kedua orangtuanya. Sehingga tetaplah Om Gama sebagai pemenangnya.

Jika sudah sampai 23 tahun tapi Sandra belum menikah juga, maka Om Gama yang akan tetap memimpin perusahaan, karena dia adalah pemegang saham kedua. Mengapa begitu? Karena Sandra masih diragukan oleh para pemegang saham untuk memimpin perusahaan, dia belum memiliki pengalaman sama sekali.

Sandra terkejut mendengarnya, Om tirinya sangat licik sampai tidak memberitahu dia lebih awal akan persyaratan itu, dia segera membaca surat kuasa yang telah ditandatangani oleh mendiang ayahnya dan para pemegang saham.

Billy hanya menyeringai memandangi Sandra, ternyata inilah rencana yang telah dipersiapkan oleh ayahnya untuknya dan Sandra. Sangat menguntungkan untuknya, dia bisa memiliki Sandra dan perusahaan.

Sandra nampak kebingungan, walaupun dia sudah menikah dengan Dewangga, tapi Dewangga adalah pria gila yang tidak bisa diandalkan, justru akan membuatnya malu dan masalah menjadi runyam.

Saat ini Dewangga sedang menunggu di mobilnya, Sandra tidak mungkin memperkenalkan Dewangga kepada Om Gama dan kedua saudara sepupunya, yang ada dia akan ditertawakan oleh mereka bertiga.

"Bagaimana bisa kamu mencari calon suami selama dua hari, Sandra? Sementara besok para pemegang saham ingin bertemu denganmu dan calon suamimu." Om Gama sangat puas melihat Sandra yang kini posisinya sangat terpojok.

Sampai kapanpun Sandra tidak akan sudi menikah dengan Billy, karena dia tahu kelakuan saudara sepupunya itu yang sering bermain dengan banyak wanita. Saat ini Sandra memang dalam posisi terpojok, bahkan Adit yang dari dulu selalu melindunginya, kini pria itu lebih memilih diam karena menghargai calon mertuanya.

Mereka dikejutkan dengan suara kegaduhan, rupanya terlihat Dewangga yang sedang menyerobot masuk ke dalam mansion.

"Maaf, anda siapa? Orang asing tidak diizinin untuk masuk ke dalam mansion tanpa ada izin dari pemilik mansion ini!" ucap seorang pelayan pria yang berusaha untuk menahan Dewangga untuk tidak masuk ke dalam.

Tapi Dewangga dengan mudahnya lolos, membuat sang pelayan terjungkal ke lantai.

Marsha nampak bengong ketika melihat seorang pria yang sangat tampan nan rupawan masuk ke dalam mansion, dengan mengenakan kemeja berwarna putih dan jas hitam.

Sementara Sandra, dia mengigit bibir bawahnya, dia sangat kesal kepada Dewangga, untuk apa Dewangga masuk ke dalam mansion? Apakah Dewangga ingin mempermalukannya?

Sandra segera berdiri, dia menarik tangan Dewangga. "Untuk apa kamu..."

Sandra dibuat kaget oleh Dewangga, sampai dia tidak meneruskan perkataannya ketika Dewangga menggenggam tangan Sandra dihadapan semua orang yang ada disana.

"Mengapa kamu tidak bilang yang sejujurnya kalau kita sudah menikah, hm?"

Sandra nampak menganga memandangi Dewangga, pria itu mengapa sikapnya tiba-tiba terlihat keren.

Kemudian Dewangga memandangi Om Gama, dia memperkenalkan diri kepada pria itu. "Perkenalkan saya Dewangga, dari perusahaan Aries Group. Saya adalah suaminya Sandra. Kami sudah menikah siri di luar negeri, dan kami berencana untuk segera mengesahkan pernikahan kami di Indonesia."

Semua yang ada disana nampak tercengang dengan kehadiran Dewangga secara tiba-tiba dan memperkenalkan diri sebagai suaminya Sandra. Melihat dari penampilannya dan sikap Dewangga, sepertinya Dewangga bukanlah dari kalangan biasa.

Apalagi Sandra, sungguh dia tidak percaya, mengapa Dewangga bisa bersikap sekeren itu. Orang gila satu ini sangat membuatnya bingung.

Mengapa Dewangga bisa bersikap seperti itu dan berkata dengan lancar seperti orang-orang di zaman modern? Karena dia mengikuti logat dan suara sistem.

[Perkenalkan saya Dewangga, dari perusahaan Aries Group. Saya adalah suaminya Sandra. Kami sudah menikah siri di luar negeri, dan kami berencana untuk segera mengesahkan pernikahan kami di Indonesia.]

[Ding!]

[Karena sistem sudah membantu Tuan. Dana dikurangi 50.000. Sisa Dana Tuan 100.000 lagi.]

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***