BAB 4

Heny yang semula ingin menarik tangan nya. ahir nya terdiam kembali menatap intens mata Anas yang memang tertutup rapat nyata kalau anas bukan sengaja mempermainkan Dirinya, " huf...ngelindur " desis Heny ingin kembali menarik tangannya secara perlahan.

Baru saja tangan Heny hendak bergerak" Jangan Buk jangan tinggalin Anas huuuuu..." lagi-lagi Anas menarik dan menggenggam tangan Heny malah semakin kuat. " sebegitu takut nya kah " batin Heny menatap remeh Anas ternyata hanya seorang lelaki cengeng. Tidak menyangka laki-laki seperti Anas bisa cengeng juga. Mata kembali terpaku jadi tak tega kala melihat airmata merembes di sudut mata Anas berarti begitu berat beban Anas saat ini.

Tangisan pilu Anas lama-lama mereda, namun genggam Anas masih terlalu kuat rasa tangan mulai kesemutan serta kaki yang mulai capek akibat lama berdiri. Heny jadi tidak sampai hati ada rasa bersalah menyelinap di dalam lubuk hati nya. Bagaimana pun Ia sudah salah besar menyeret Anas dalam masalah nya.

Harusnya Tidak usah di perduli kan cuma sesama manusia tentu masih punya rasa empati. Dengkur halus kembali terdengar melihat sudut mata yang basah Heny seperti serba salah tidak punya pilihan lain, terduduk di pinggir sofa membiarkan tangan nya tetap berada dalam genggaman Anas hingga Heny ketiduran dengan posisi duduk di lantai dan kepala bersandarkan di sofa.

Tepat pukul empat tiga puluh Anas terbangun, telapak tangan nya merasa hangat seperti sedang menggenggam sesuatu. Anas membuka mata, " Astaghfirullah tangan siapa ini" sentak Anas terkejut melepas genggaman nya begitu saja.

Tangan putih dengan jemari lentik itu tergantung di pegangan sofa karena empunya tertidur sangat pulas.

Anas yang memang tidur setengah duduk merubah posisi menjadi duduk tegak.

Mata Anas mengedar melihat ke atas ranjang tidak ada Heny, "ahh...mungkin Dia tidur di kamar lain " batin Anas tapi kemudian melihat tangan yang masih di posisi semula. Sesaat Pikiran nya melayang," masa iya ada kunti hihh.." Anas bergidik mengangkat kedua kaki apa mungkin kamar sebagus ini ada penghuni halus nya.

Anas kembali mengamati kuku-kuku di jari yang masih terjuntai, rapi bersih terawat apa lagi ada pakai kutek semakin penasaran Anas melongok kebalik sofa. Betapa terperanjat ternyata tangan itu tangan nya Heny.

" Hahhh. " Anas mengucek mata nya beberapa laki-laki, " ngapain Dia tidur di situ apa semalem coba bangunin mau minta malam pertama !?" lirih Anas sekonyong konyong pikiran kotor itu terlintas di kepala. wajah nya bersemu merah nggak kebayang gimana rasanya. Anas menggeleng-gelengkan kepala mana boleh mikir sejauh itu. " tuk tuk " Anas mengetuk kepala nya takut otak nya konslet karena udah mikir soal malam pertama yang tentu tidak akan mungkin terjadi.

melihat posisi Heny pasti sangat tidak enak tidur dalam keadaan begitu, Anas turun dari sofa lalu memutar untuk melihat keadaan Heny yang masih tertidur dengan posisi semula, " ihhhh .pasti ketiak nya pegel nih kasian ngapain cobak tidur di lantai begini " batin Anas menatap tangan Heny, tidak sampai hati walau benci Anas tidak tega melihat orang sakit apa lagi seorang perempuan. dengan kesadaran penuh Anas perlahan menyalip kan tangan nya kebawah pinggang ramping Heny.

Hangat itu yang pertama di rasakan Anas saat tangan nya sudah di bawah pinggang Heny, " Deg .Deg .." Anas Menahan nafas saat ini detak jantung nya malah tidak beraturan seperti marathon entah apa dengan jantung nya kok bisa berdebar-debar tidak karuan.

Anas mengangkat Heny dengan sangat perlahan sekali. karena kalau grusa grusu dan Heny terbangun pasti Anas langsung kena semprot berupa makian yang bakalan nggak ada habis-habisnya.

Anas menatap damai wajah perempuan di dalam gendongan nya, sudut bibir nya melengkung. " andai saja pernikahan mereka memang di dasari rasa saling cinta tentu Anas tidak akan memberi jeda untuk Heny tertidur " huh...mikir apa sih Aku!?" monolok hati Anas masih menatap lekat wajah Heny.

Teringat beberapa hari kebelakang. Mereka tidak pernah bisa bicara dengan benar selalu berahir dengan makian dan itu kata-kata makian itu akan keluar lancar dari mulut Heny. Tapi entah kenapa dalam keadaan tidur wajah judes berubah begitu damai dan cantik lebih dari biasa nya.

Kalau ingat makian Heny ingin rasanya sekarang juga Anas menjatuhkan tubuh Heny biar dia tau rasa apa itu sakit. Tapi Anas tidak mungkin tega melakukan itu Anas begitu menghormati Arifin Papa mertua kalau di tuntut bisa berabe.

Perlahan Anas meletakan Heny di atas tempat tidur, sejenak Anas menatap paras cantik Heny. " Cantik" desis Anas memuji Walau tampa polesan kayak nya Heny memang sudah sangat cantik.

Berulang kali Anas membuang nafas kasar apa pun yang sekarang mereka lalui pada ahir nya tidak bisa saling menyalah kan, Heny juga sedang dalam masalah waktu itu, Anas kembali teringat pertemuan tiga minggu lalu.

Flash back on.

siang tengah hari Aku berjalan di trotoar, di kepala Aku ke pikiran tentang penyakit Ibu ku yang tidak kunjung sembuh rasanya menyentak dada . Pekerjaan kuli bangunan tidak seberapa upah nya. Hanya cukup buat makan tiga kali sehari. Maka Aku sering berhemat dengan cara mengurangi jatah makan agar bisa menebus obat Ibu Ku.

Tujuh puluh ribu. Masuk jam delapan dan rampung pada jam empat sore, masih ada waktu beberapa jam sebelum istirahat tidur malam. Aku Rencana cari tambahan agar keuangan Ku cukup dan bisa membeli obat ibu tampa harus nunggu kumpul berapa hari dan gara-gara itu Ibu kadang harus off minum obat sebab Aku tidak punya duit lagi untuk beli obat.

Kerja part time itu lah yang kini sedang Aku usahakan, tampa lelah dan tampa malu Aku bertanya di warung-warung penjual sembako dan beberapa penjual kuliner sebagai tukang cuci piring pun jadi asal bisa mendapat kan uang hingga tidak perlu kuatir lagi kekurangan uang.

Namun sayang sekian banyak ruko penjual sembako semua sudah ful pekerja jadi mereka tidak butuh tenaga tambahan Aku lelah.

Perut lapar dan tenggorokan kering karena haus terpaksa Aku tahan karena uang di saku cuma sepuluh ribu cukup beli nasi untuk Ibu nanti saat Aku pulang, walau hanya air putih yang sering jadi pengganjal perut Aku wajib bersyukur karena memiliki tubuh yang kuat.

Kepala Ku sudah pusing nggak tau harus kemana lagi mencari pekerjaan tambahan. Semua nya nolak seperti nggak celah buat Aku cari tambahan. Di bilang pasrah tidak juga Aku yakin akan ada peluang itu.

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

aku mampir thor

2024-05-15

1

Mama Khalisah

Mama Khalisah

kasian hidup nya Anas 🥺

2024-03-05

1

Selviana

Selviana

Ternyata Anas berasal dari keluarga yang kurang mampu, ia rela melakukan segala cara mendapatkan pekerjaan, namun pada akhirnya ia ditolak.

2024-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29.
30 BAB 30.
31 BAB 31
32 BAB 32
33 " BAB 33
34 Draft
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 EPISODE 59
60 EPISODE 60
61 EPISODE 61
62 EPISODE 62
63 EPISODE 63
64 EPISODE 64
65 EPISODE 65
66 EPISODE 66
67 Draft
68 EPISODE 68
69 Draft
70 EPISODE 70
71 EPISODE 71
72 EPISODE 72.
73 EPISODE 73
74 EPISODE 74
75 EPISODE 75
76 EPISODE 76
77 EPISODE 77
78 EPISODE 78
79 EPISODE 79
80 EPISODE 80
81 EPISODE 81
82 EPISODE 82
83 EPISODE 83
84 EPISODE 84
85 EPISODE 85
86 EPISODE 86
87 EPISODE 87
88 EPISODE 88
89 EPISODE 89
90 EPISODE 90
91 EPISODE 91
92 Episode 92
93 EPISODE 93
94 EPISODE 94
95 EPISODE 95
96 EPISODE 96
97 EPISODE 97
98 EPISODE 98
99 EPISODE 99
100 EPISODE 100
101 EPISODE 101
102 EPISODE 102
Episodes

Updated 102 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29.
30
BAB 30.
31
BAB 31
32
BAB 32
33
" BAB 33
34
Draft
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
EPISODE 59
60
EPISODE 60
61
EPISODE 61
62
EPISODE 62
63
EPISODE 63
64
EPISODE 64
65
EPISODE 65
66
EPISODE 66
67
Draft
68
EPISODE 68
69
Draft
70
EPISODE 70
71
EPISODE 71
72
EPISODE 72.
73
EPISODE 73
74
EPISODE 74
75
EPISODE 75
76
EPISODE 76
77
EPISODE 77
78
EPISODE 78
79
EPISODE 79
80
EPISODE 80
81
EPISODE 81
82
EPISODE 82
83
EPISODE 83
84
EPISODE 84
85
EPISODE 85
86
EPISODE 86
87
EPISODE 87
88
EPISODE 88
89
EPISODE 89
90
EPISODE 90
91
EPISODE 91
92
Episode 92
93
EPISODE 93
94
EPISODE 94
95
EPISODE 95
96
EPISODE 96
97
EPISODE 97
98
EPISODE 98
99
EPISODE 99
100
EPISODE 100
101
EPISODE 101
102
EPISODE 102

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!