BAB 2

Anas berbalik memilih duduk di sofa, membuka jas lalu melampir kan di sudut sandaran sofa. Anas terduduk sungguh saat ini kepala nya pusing memikir kan perempuan yang baru beberapa jam lalu dinikahi nya, belum lagi keadaan sang Ibu yang saat ini entah bagaimana.

Drrrtt...

Drrrtt..

Ponsel Anas di saku jas bergetar, Anas tersentak lalu kembali mengambil lagi jas yang terlampir. Ana nama tertera di layar handphone, " Assalamualaikum Na " ucap Anas dengan dada berdentum karena fikiran saat ini langsung tertuju pada sang ibu.

" Hik...Bang Ibu Bang..." terdengar Isak pilu dari seberang.

" Kenapa Ibuuu..." ucap Anas dengan suara agak keras. Heny yang baru keluar dari kamar mandi sampai terjingkat kaget.

" Ibu Bang hu..hu.." suara di seberang semakin pilu.

" Anaa..Kamu kalau bicara yang jelas!!!" bentak Anas berdiri dengan jantung berdetak lebih kencang nampak dada nya turun naik, Deg...jantung Anas berdetak lebih kencang terpaku dengan mahluk seksi di depan nya yang kini menatap nya dengan mata lebar.

Tatapan Anas dan Heny saling bentrok bertemu, berulang Anas menelan saliva di tenggorokan, paha putih terekspos jelas di depan mata sesaat suara Isak di seberang telephone seakan tidak terdengar oleh Anas. Karena mata nya terpaku menatap Heny yang kini hanya memakai handuk sebatas dada dan hanya menutupi sampai pangkal paha saja.sungguh pemandangan yang membuat kaum Adam akan langsung lupa diri.

Heny yang tadi nya cuma mau mendengar percakapan Anas, segera berlari ke walk in closet dengan pipi bersemu merah.

" Huh.. Huff Setan gak tertarik tapi mata nya nyalang kayak mau nerkam Gue dasar setan tetep setan sok alim gak tau belingsat " omel Heny sambil mengatur detak jantung dan nafas bagaimana pun tatapan Anas tadi sangat menakut kan sekaligus bikin deg-degan.

Setelah menyelesaikan percakapan Anas meletakan handphone nya di atas meja, air mata mengalir bercucuran, ternyata sang Ibu sudah berpulang tadi pagi saat Anas sedang mengucap ijab kabul.

" Ya Allah kenapa seperti ini" rintih Anas merasa jadi anak tidak berguna terus menangis pilu sambil menepuk-nepuk dada yang terasa sesak.

Di dalam walk in closet lamat-lamat Heny mendengar suara orang terisak, "siapa sih" batin nya kembali mencari gaun. pergerakan Heny terhenti saat mengingat kalau Anas punya seorang ibu yang penyakitan, " atau jangan-jangan ibu nya..." batin Heny tidak berani melanjut kan takut dosa karena ucapan itu walau cuma di hati berarti doa.

Heny gegas berpakaian lalu keluar, sampai di luar kembali terhenyak mendapati Anas menangis sambil menutup muka dengan kedua telapak tangan walau tidak ingin perduli suara sesenggukan anak sedikit sedih merasuk relung hatinya. Bagaimana pun Heny pernah merasakan kehilangan yang dalam saat umur lima tahun.

Heny terdiam beku, tanda tanya terus berputar ada apa dengan Anas kenapa Anas menangis semua pertanyaan itu cuma sampe tenggorokan saja.

Tok..

Tok .

Tok..

Suara pintu di ketok membuat Heny berjingkat mengalih kan atensi ke arah pintu, " Alah siapa sih ganggu aja " gumam Heny kesal tapi tetap melangkah menuju pintu.

" krak..

Nampak Bibi berdiri, " ada apa Bi?" , perempuan renta yang semula tertunduk mengangkat wajah nya untuk melihat nona muda nya. " Anu Non sama Aden di panggil Bapak untuk makan malam " jawab perempuan tua itu lalu kembali tertunduk.

" Yaudah bilang sama Papa saya dan Anas sebentar lagi turun " ucap Heny. Bibi mengangguk lalu berbalik kembali turun kelantai satu .

Heny kembali menutup pintu melihat Anas masih terisak karena bahu nya bergetar demikian hebat,entah kabar apa yang di terima hingga membuat laki-laki itu sampai nangis sedemikian rupa.

" Hahh..sudah lah masalah Dia bukan masalah Gue , mending turun lapar ahh " gumam Heny mengabaikan melangkah ke meja rias.

Heny memilih tidak memperdulikan Anas, toh mereka sudah sepakat dari awal kalau pernikahan ini hanya berlangsung sementara saja itu pun selama masih ada Arifin Huda papa nya. Selebih nya Heny akan membebaskan Anas untuk pergi karena sejati nya Heny memang tidak menginginkan pernikahan.

Heny mematut wajah nya di depan cermin, sempurna udah cakep batin nya. Menoleh melihat Anas yang masih menutup muka, " Ayo turun Papa ajak kita makan malam " ucap Heny berdiri di samping sofa.

" Kamu duluan aja Aku masih kenyang " jawab Anas menurun kan telapak tangan , Deg..jantung Heny berdetak cepat ada rasa kasian tiba-tiba menyeruak kesedihan apa yang membuat lelaki tampan seperti Anas bisa nangis sampai segitu nya.

Karena keduanya memang sama-sama keras kepala dan memiliki egois tinggi, baik Anas atau Heny tetap konsisten dengan kesepakatan semula untuk tidak mencampuri urusan masing-masing.

" Mana suami Mu" tanya Arifin saat sang putri sudah sampai di meja makan, Heny agak terkejut dengan pertanyaan Arifin tapi sebisa mungkin menutupi keterkejutan nya. " Anas tidur Pah " jawab Heny asal agar Arifin tidak bertanya tentang Anas.

Arifin menelisik penampilan putri nya, wajah tampak segar habis mandi rambut pun masih basah. Arifin mengulum senyum tau apa yang terjadi, " semoga cepat ada suara kecil yang memanggil Ku opa " batin Arifin memulai suapan.

" Cobalah semua tingkah laku Kamu ubah mulai sekarang, sayangi suami mu turuti perintah nya Papa berharap Kamu menjadi istri yang baik Nak " nasehat Arifin.

Heny hanya menatap sekilas saat Arifin memberi nasehat, lebih baik diam menikmati saja makanan yang sudah di siapkan Bik Nanik.

Melihat kediaman Putri nya Arifin hanya bisa menarik nafas dalam, semoga saja nasehat nya akan di dengar setidak nya nampak perubahan sedikit karena tidak ada sanggahan langsung dari Heny seperti biasanya.

" Papa tunggu kamu di ruang tamu" ucap Arifin berdiri karena sudah selesai makan, tinggal Heny yang kini menatap punggung Arifin.

" Apa lagi sih?" batin Heny menyudahi makan karena memang isi piring nya sudah ludes dan perut nya sudah kenyang

Dengan langkah malas Heny menyusul Arifin di ruang tamu, " Duduk sini!" titah Arifin setelah menepuk sofa sebelah nya. Heny menyentuh bokong nya di samping sang Papa.

Mata Heny tertuju pada map coklat yang ada di atas meja, " itu apa Pah?' tanya Heny sambil nunjuk map tersebut.

" Ambil buka lah" jawab Arifin selanjut nya membakar tembakau di dalam pipa cangklong.

Penasaran Heny tidak bertanya lebih lanjut langsung meraih map di atas meja dan membuka nya. Heny membaca urutan tulisan yang tertera, sungguh tidak mengenak kan Heny merasa Papa nya berlebihan terhadap Anas kenapa bagian Anas lebih banyak dari nya.

Terpopuler

Comments

Sera

Sera

lanjut...

2024-09-17

1

Bilqies

Bilqies

Hay Thor aku mampir niih

2024-05-04

2

Puspa

Puspa

cuman mandi basah aja Arifin 😅😅😅

2024-02-22

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29.
30 BAB 30.
31 BAB 31
32 BAB 32
33 " BAB 33
34 Draft
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 EPISODE 59
60 EPISODE 60
61 EPISODE 61
62 EPISODE 62
63 EPISODE 63
64 EPISODE 64
65 EPISODE 65
66 EPISODE 66
67 Draft
68 EPISODE 68
69 Draft
70 EPISODE 70
71 EPISODE 71
72 EPISODE 72.
73 EPISODE 73
74 EPISODE 74
75 EPISODE 75
76 EPISODE 76
77 EPISODE 77
78 EPISODE 78
79 EPISODE 79
80 EPISODE 80
81 EPISODE 81
82 EPISODE 82
83 EPISODE 83
84 EPISODE 84
85 EPISODE 85
86 EPISODE 86
87 EPISODE 87
88 EPISODE 88
89 EPISODE 89
90 EPISODE 90
91 EPISODE 91
92 Episode 92
93 EPISODE 93
94 EPISODE 94
95 EPISODE 95
96 EPISODE 96
97 EPISODE 97
98 EPISODE 98
99 EPISODE 99
100 EPISODE 100
101 EPISODE 101
102 EPISODE 102
103 EPISODE 103
104 EPISODE 104
105 EPISODE 105
106 EPISODE 106
107 EPISODE 107
108 EPISODE 108
109 EPISODE 109
110 EPISODE 110
111 EPISODE 111
112 EPISODE 112
113 EPISODE 113
114 EPISODE #114
115 EPISODE 115
116 EPISODE 116
117 #167
118 #118
119 # 119
120 #120
121 #121
122 #122
123 #123.
124 #124
125 #125
Episodes

Updated 125 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29.
30
BAB 30.
31
BAB 31
32
BAB 32
33
" BAB 33
34
Draft
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
EPISODE 59
60
EPISODE 60
61
EPISODE 61
62
EPISODE 62
63
EPISODE 63
64
EPISODE 64
65
EPISODE 65
66
EPISODE 66
67
Draft
68
EPISODE 68
69
Draft
70
EPISODE 70
71
EPISODE 71
72
EPISODE 72.
73
EPISODE 73
74
EPISODE 74
75
EPISODE 75
76
EPISODE 76
77
EPISODE 77
78
EPISODE 78
79
EPISODE 79
80
EPISODE 80
81
EPISODE 81
82
EPISODE 82
83
EPISODE 83
84
EPISODE 84
85
EPISODE 85
86
EPISODE 86
87
EPISODE 87
88
EPISODE 88
89
EPISODE 89
90
EPISODE 90
91
EPISODE 91
92
Episode 92
93
EPISODE 93
94
EPISODE 94
95
EPISODE 95
96
EPISODE 96
97
EPISODE 97
98
EPISODE 98
99
EPISODE 99
100
EPISODE 100
101
EPISODE 101
102
EPISODE 102
103
EPISODE 103
104
EPISODE 104
105
EPISODE 105
106
EPISODE 106
107
EPISODE 107
108
EPISODE 108
109
EPISODE 109
110
EPISODE 110
111
EPISODE 111
112
EPISODE 112
113
EPISODE 113
114
EPISODE #114
115
EPISODE 115
116
EPISODE 116
117
#167
118
#118
119
# 119
120
#120
121
#121
122
#122
123
#123.
124
#124
125
#125

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!