Aku kira nasihat dari Teh Ani sudah cukup, ternyata masih lanjut. Kami duduk bersisian, karena ini masih cukup pagi, penumpangnya hanya ada empat orang. Aku, Teh Ani, supir, dan satu orang yang di dekat supir.
"Kamu juga harus hati-hati sama tipe raja."
Aku mengernyitkan dahi heran, "Tipe raja?"
Teh Ani membenarkan posisi duduk, "Iya, itu loh yang suka ngatur-ngatur. Sebelas dua belas sama yang posesif. Tapi tipe raja ini lebih nyebelin, mereka banyak banget aturannya. Gak boleh ini, gak boleh itu. Kalau kamu gak suka dikekang, dijamin tiap hari adu urat. Bikin capek hati aja."
Aku kembali manggut-manggut. Amit-amit deh punya pacar begini. Untung Azam mah cuek, tapi saking cueknya sampai ingin aku cekik. Dia bahkan gak terganggu walau gak ku WA seharian. Bikin bete.
"Nah, jauhi juga tipe-tipe kere."
Hm, sebaiknya aku diam saja, toh dia akan menjelaskan tanpa disuruh. Kakakku ini setipe sama Ayu, kalau udah buka mulut suka susah berhenti. Pasti nyerocos terus.
"Amit-amit deh, jangan sampai kamu punya pacar yang pelit. Main ke rumah bawa diri doang, gak pernah ngejajanin, kalau makan bareng justru pengen dibayarin. Tipe cowok gini basmi aja pake racun serangga."
"Tipe selanjutnya adalah tipe pemalas, udah, mereka gak berguna dipacarin. Lalu kalau mau awet jauhi tipe cowok yang sok gamer. Nanti kamu diduain terus sama game. Tiap hari kerjaannya menggerutu, pas sadar wajah udah keriputan. Tapi cowoknya masih anteng aja main game."
"Nah, yang tadi yang harus dijauhi. Kamu kalau punya pacar harus tipe begini, nih. Kalau yang anak SMA, cari yang bisa dimanfaatkan. Kamu masih muda, jadi jangan mikir dulu pernikahan. Pacarannya yang imut-imut aja."
"Cari pacar yang bisa antar jemput kamu biar hemat ongkos. Cari yang gak pelit biar uang jajan kamu awet. Tapi kalau bisa, kamu harus cari cowok yang bucin, biar dia bisa ngelakuin banyak hal buat kamu."
"Misal nih, cowok bucin itu kalau kamu lagi laper, tapi gak bisa masak, terus mau beli keluar hujan, tapi tuh cowok dengan superheronya datang ke rumah cuma buat nganterin nasi goreng. Uh, idaman banget."
Aku meringis, sebenarnya ingin berkomentar dan menyuruh kakakku berhenti dari tadi, lihat aja tuh wajah dua penumpang lainnya yang gak bisa didefinisikan. Memang dasar kakakku ini urat malunya udah putus, dia malah lanjut cerita dan dengan suara yang enggak bisa dikatakan pelan.
Saat melihat sebuah bangunan tingkat tiga dengan cat berwarna hijau, aku segera meneriakkan kata kiri. Angkot menepi, dan aku segera turun.
"Teh, bayarin, ya!" Lalu segera menyebrang jalan. Punya kakak itu harus dimanfaatkan, tugas kita sebagai adik adalah menghabiskan uang kakak.
Sambil masuk ke dalam gerbang, otakku masih memikirkan sebuah pertanyaan.
"Teh Ani punya berapa tipe mantan?" Dia sampai hapal gitu sifat-sifat cowok, curiga udah pernah macarin semua.
Aku segera menepi saat sebuah motor mau masuk ke gerbang. Aku mengenal siapa yang mengendarainya. Siapa lagi kalau bukan A Akbar?
Aku menatap datar ke depan, pada A Akbar dan Azam yang baru turun dari boncengan. Gimana mau antar jemput seperti kata Teh Ani tadi, pacarku itu bahkan tiap hari kerjaannya nebeng A Akbar. Gemay pengen ngulek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Meida Atini
kasian sekali kamu ya na,heheee
2022-03-01
0
atmaranii
crta begini yg sesuai realita...hihi...aku suka...kocak...tp ada mirisny jg liat Ina..kasian🤣🤣🤣
2021-04-30
0
Tuti haryati
😂😂😂kocakkjk
2020-07-12
0