Selamat Pagi

Dulu, impianku jika sudah punya pacar adalah ada yang mengucapkan "Selamat pagi" dengan romantis. Apalagi jika dengan kata-kata puitis seperti di novel-novel, so sweet banget. Gak kayak sebelum-sebelumnya kalau mau ada yang ngucapin selamat pagi harus jajan dulu ke maret-maret. Ngenes amat.

Baru membuka mata pun aku langsung mengecek ponsel, berharap ada pesan dari Azam di sana. Tetapi yang aku dapati hanya chatt terakhirnya semalam. Melirik jam di dinding, ternyata baru pukul empat. Mungkin dia masih tidur, pikir batinku positif.

Sebaiknya aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah terlebih dahulu. Mandi, menyiapkan buku, sarapan, dan kegiatan rutin pagi lainnya. Setelah itu aku jadi mirip sama istri yang gelisah nunggu suaminya pulang. Tiap menit ngecek hape. Duh, aku berharap banget loh ini. Masa dia gak bakal ngucapin selamat pagi, sih?

Apa aku kirim ucapan selamat pagi duluan aja, ya? Tapi kan aku yang pengen diucapin selamat pagi, bukan pengen ngucapin selamat pagi.

Aku mencoba bersabar dan berpikir positif, mungkin Azam akan mengucapkannya nanti agak siangan. Hasilnya sampai aku berangkat sekolah pun pesan dari pacar pertamaku itu tidak kunjung datang.

Hah, membuatku bad mood pagi-pagi aja. Aku pun berangkat ke sekolah tidak terlalu bersemangat. Padahal ini hari pertama kami setelah resmi berpacaran, kuharap aku bisa merasakan kebahagian kecil di awal hari seperti di novel yang aku baca, namun sayang hasilnya cukup mengecewakan.

Sepanjang perjalanan menuju sekolah, jika aku bertemu dengan seseorang yang berasal dari sekolah yang sama denganku, mereka akan langsung saling bisik-bisik. Aku mengernyit, apa ada yang aneh dengan wajahku? Apa aku bau? Aku sudah mandi kok. Apa pakaianku tidak rapi? Hm, memang tidak rapi-rapi amat tapi masih sama seperti hari-hari biasanya aku ke sekolah.

Datang ke sekolah, orang-orang semakin banyak yang memerhatikan dan saling bisik-bisik. Ada apa sih? Apa aku melakukan kesalahan besar? Apa semua orang akan membuatku menjadi korban risak? Uh, itu cukup mengerikan.

Aku mempercepat langkah, ingin segera tiba di kelas. Tatapan orang-orang terasa menakutkan dan membuatku tidak nyaman.

"Hei, Na." Oh, untunglah ada Leli, dia merangkul bahuku akrab. Kami berjalan beriringan menuju kelas yang berada di lantai dua. "Cie yang udah gak jadi bucin lemah lagi, cie."

Ah, aku ingat. Kemarin berita aku dan Azam pacaran memang sudah tersebar luas. Aku sampai meng-uninstall semua aplikasi sosial mediaku kecuali WhatsApp. Banyak banget yang me-mention-ku, terutama di Instagram, untuk menanyakan kebenaran tentang hubungan aku dan Azam.

Entah kenapa banyak orang yang meragukan kenyataan ini, padahal aku cantik kok dan lumayan cocok bersanding bareng Azam, kecuali tinggi kami yang emang jomplang banget.

Kalau ingat bagaimana berita itu bisa tersebar, rasanya aku ingin mencakar wajah Ayu dan teman-teman sekelasku. Ember bocor banget.

"Ah, berisik." Aku melepaskan rangkulan Leli dengan wajah memerah, ya kalau digoda seperti ini bukan berarti aku enggak malu. Apalagi dengan kenyataan kalau aku cukup senang bisa jadian dengan Azam.

Leli mengejarku sambil tertawa senang. "Aduh, cie yang salting, cie."

Ah, mengingat pacar baruku itu, aku segera mengecek ponsel. Ck, ck, ck, dia benar-benar tidak mengirimiku pesan apa pun. Hah, gagal sudah impianku untuk punya pagi yang romantis di hari pertama pacaran.

Terpopuler

Comments

rachmahwahyu

rachmahwahyu

udahlah chat duluan aja.

2020-03-28

0

Dewisaraswati Dewisaraswati

Dewisaraswati Dewisaraswati

😂😂😘

2020-01-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!