Pesan Malam

Ah, badanku pegal-pegal. Bermain voli memang mengasyikan, tapi kadang kalau sudah sampai rumah dan rebahan beberapa anggota badan terasa berat digerakkan.

Hari ini seperti biasa, kalau sudah capek aku kadang jadi susah tidur. Ana dan Eni sudah terbang ke alam mimpi sejak tadi, sedangkan aku masih belum bisa memejamkan mata walau waktu sudah menunjukkan pukul sebelas.

Gabut, aku membuka pesan grup kelas, tumben sepi, biasanya jam segini mereka masih pada perang. Iseng, aku membuka ruang obrolan aku dan Azam.

Online.

"Aww! Sakit." Aku menyingkirkan ponsel yang tidak sengaja jatuh menimpa wajahku, iya, aku memang bermain ponsel dengan posisi telentang. Sialnya, ponsel itu jatuh karena aku kaget. Pacarku masih online!

Apa aku chatt aja, ya? Aku gabut nih.

Berniat mengirim pesan, aku malah disuguhi dengan satu buah pesan dari Azam. Isinya hanya sebuah tanda tanya.

Oh, ternyata tadi kepencet mengirim huruf random.

Aku pun segera membalas pesannya.

"Maaf kepencet."

Eh, ini ketahuan banget gak sih aku lagi buka ruang obrolan pesanku bareng dia?

"Belum tidur?"

"Ya, belumlah bambank. Kalau udah siapa yang bales pesan kamu? Jurig?" Inginnya sih kubalas begini, tapi gak jadi. "Belum."

"Kenapa?"

Aku membaca ulang pesan kami, hm, masih mirip chatt tukang ojeg online sama pelanggannya. Kapan ya bisa berhenti kaku gini?

"Belum ngantuk."

Duh, kok aku jadi bayangin adegan romantis di novel, ya? Itu loh pas si ceweknya gak bisa tidur, mereka teleponan, terus si cowoknya nemenin sampe si cewek tidur. Atau bisa juga dinyanyiin lagu romantis sampai si ceweknya ketiduran.

Hm, yang terakhir ceweknya gak tahu diri, masa udah dinyanyiin malah tidur.

"O."

Balasan Azam membuatku ingin membanting ponsel seketika. Ini cowok gak ada manis-manisnya banget! Dia ngapain kek gitu biar aku ngantuk, atau kalau enggak jawabnya jangan cuma satu huruf gitu. Ngeselin!

Nah, sekarang aku bingung. Pengen lanjut chattan, tapi dia ngeselin. Kalau gak lanjut, aku gabut. Dedek harus gimana ini?

Baiklah, mari mengalah demi masa depan yang lebih cerah. Walau Azam orangnya pemati percakapan, aku sebagai tokoh utama cewek harus menjadi pacar yang bawel dan pengertian.

"Kamu lagi apa?"

"Tiduran."

Oke, balasannya benar-benar mengesalkan. Walau aku juga sama lagi rebahan, tapi kalau Azam yang ngomong kenapa jadi menyebalkan?

Dan obrolan kami mati lagi.

Ini cowok gak bisa apa ya nyoba mertahanin obrolan biar lebih panjang gitu? Kapan naik pangkatnya ini hubungan ojek-pelanggan? Aku kan pengen juga punya pacar yang bisa diajak romantisan juga.

Aku mengetik dan menghapus kembali pesan selama lima menit, bingung harus balas apaan.

"Mau balas apa? Mengetik terus."

Oke, aku malu sekarang. Jadi dia juga mantengin chatt kami terus dong dari tadi?

Etapi, bukannya dia lagi sakit? Kenapa jam segini belum tidur?

"Kenapa belum tidur?"

"Kamu gabut."

Ya itu memang benar, tapi apa hubungannya bambank? Kenapa selalu membalas dengan hal-hal yang aku gak ngerti?

"Apa hubungannya? -_- Tidur gih, kan lagi sakit."

Baiklah, mari mainkan peran sebagai pacar baik lagi. Tapi balasannya benar-benar membuatku naik darah.

"Kamu gabut."

Ya, itu memang benar! Tapi kenapa harus diulang?! Bikin kesal saja. Azam memang benar-benar menyebalkan!

Dengan hati kesal aku membalasnya, melemparkan ponsel ke atas kasur, lalu memejamkan mata. Azam benar-benar menyebalkan!

"Aku ngantuk, mau tidur. Kamu juga cepat tidur."

"Ok."

Terpopuler

Comments

susan menik2

susan menik2

pengin damprat azam deh😅😅😅

2021-08-26

0

kee 🐢

kee 🐢

gabut itu apa sih, gagal faham aq thor

2020-02-05

3

Diena Helda

Diena Helda

boring banget yaaakkkk.. mmmhhh

2020-01-07

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!