Kencan

Sudah satu minggu sejak aku dan Azam jadian, tapi tidak ada kejadian romantis apa pun di atara kami. Hubungan kami masih stuck macam orang yang belum kenal. Aku yang bingung apakah harus bersikap lebih agresif atau tidak, dan Azam yang masih sangat pasif.

Ayu dan Leli bahkan tertawa sampai memukul meja saat membaca pesanku dan Azam.

"Kalian pacaran? Seriusan?" Ayu tertawa di sela rawanya. "Ini terlihat seperti chatt antara tukang ojeg dan penumpangnya! Astaga. Haha!" UcapanAyu seketika langsung diangguki Leli. Sialan.

Aku hanya bisa mencebik, antara malu, setuju, dan tidak suka dijadikan bahan lelucon. Seminggu ini aku jadi bahan ledekan teman-teman sekelas setiap hari. Tetapi sepertinya hanya mereka yang menganggap serius dan percaya bahwa aku pacar Azam, karena masih ada banyak orang yang tidak percaya. Mereka mendatangiku dan mempertanyakan kebenarannya. Kebanyakan aku sering ngeles dan mengalihkan topik, aku tidak akan mengiyakannya jika Azam saja hanya diam.

"Oh iya, apa kalian pernah kencan?" Leli tiba-tiba bertanya.

Seketika wajahku berubah masam. "Kencan gimana, chatt-nya aja cuma gitu doang. Masa harus aku yang ngajak dia kencan duluan, gak asik."

Ayu dan Leli malah kembali tertawa, senang sekali melihatku menderita.

Aku benar-benar ingin mencoba kencan dengan Azam. Aku ingin berbicara lebih banyak dengannya, walau sepertinya itu tidak mungkin karena dia saja irit banget kalau ngomong. Dulu aku memang sering membayangkan sebuah kecan yang romantis, tidak perlu makan malam di restoran mahal atau di tempat yang dipenuhi lilin, aku hanya ingin kami makan bersama dan menceritakan kehidupan masing-masing.

Dengan Azam, aku tidak bisa membayangkan adegan romantis. Jika ingin makan bersama, tidak perlu pergi ke restoran mahal karena aku gak punya duit, gimana kalau makanannya gak dibayarin? Kan berabe. Kaki lima pun udah cukup. Toh aku bukan pemilih makanan, semuanya aku embat.

Kalau keinginanku sih, kami gak perlu pergi ke rumah makan Bebek Bakar H. Ijo, gak perlu ke Bakso Firman yang terkenalnya kebangetan, gak perlu makan-makanan luar seperti ramen atau makanan Korea, cukup duduk bersama di tukang bubur pun enggak apa.

Kan katanya kalau sama orang yang disuka duduk di mana pun enggak masalah, semua hal masih terasa indah. Sebenarnya ini kata-kata rada bullshit, kalau orangnya waras, meskipun sedang di mabuk cinta, kalau mainnya di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) tetap tidak ada rasa indahnya.Yang ada bau yang menyengat dan lalat di sana sini.

"Coba aja ajak ke car free day hari Minggu besok, Na," usul Leli semangat. Ah, sebenarnya aku kurang tahu apa serunya CFD karena kebanyakan hanya orang di sana-sini, membuat lewat saja bahkan susah. Tapi idenya boleh juga, di mana pun tempatnya, yang penting kencan bareng Azam.

"Boleh tuh, terus habis itu kalian bisa main di taman kota, kan. Bisa juga sekalian nyari makan, di Mayasi misalnya."

Hm, aku gak tahu apa yang membanggakan dari taman kota, hanya undakan-undakan tangga dengan sesuatu seperti payung menghadap ke atas berwarna-warni dan ketika malam akan menyala. Yah, menurutku itu lebih enak disebut tempat istirahat daripada tempat kencan atau bermain. Ada sih permainan, tapi cuma buat anak-anak. Tapi bolehlah, aku mencatat ide Ayu di dalam kepala, mencari cara agar bisa mengajak Azam pergi kencan.

Terpopuler

Comments

Thaliya Rosalinda

Thaliya Rosalinda

keren thor

mampir kw cerita ku juga ya kak judulnya" cinta yang tak biasa"

2020-05-05

0

Fullsun Chann

Fullsun Chann

cowoknya kaku beuttt kek kanebo tinggalin aja udah wkwkwk

2020-05-02

1

rachmahwahyu

rachmahwahyu

ya udah sih ajakin duluan wkwkwk

2020-03-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!