Bertemu dengan orang asing

Bianca telah pergi ,katanya mau ke kantor sekarang Viora sedang menjemur dirinya dan juga bayinya karena matahari pagi sehat untuk tulang bayinya .

Mungkin selepas ini ia juga mau memandikan bayinya , menidurkan lalu ia akan mulai beberes di rumah ini .

Karena ia tidak mau menumpang tanpa berkerja ,ia tak mau seperti itu ia lela jika harus di suruh jadi pembantu rumah ini .

"eeeeaaa.."bayinya tiba-tiba menangis ,ah tapi langsung berhenti lagi membuat Viora langsung menatap wajah mungil bayinya ini .

"Kenapa sayang hmmm..."Viora tersenyum lembut mengusap perlahan pipi tembam anaknya "Kamu kepanasan ya ?"tangan mungil bayi ini meraih telunjuk Viora yang sedang mengusap pipi miliknya.

"Ehh.."Viora sedikit tersentak tangan nya ah tidak bukan tangan tapi telunjuk nya di genggam erat oleh putranya , putra nya menatap nya lalu tersenyum memberikan sebuah ketenangan saat melihatnya.

Saat melihat anaknya seperti di berikan sebuah kekuatan untuk bertahan hidup , walupun kenyataan nya banyak sekali beban pikiran yang harus di lakukan banyak sekali luka hati yang ia tahan tapi saat melihat bayi kecil nya rasa sakit itu hilang .

Itu sungguh ajaib sekali ,hanya menatap wajah anaknya sudah membuat ia sembuh dari penyakit hati .

"Maaf ya kita sekarang tinggal dan numpang di rumah orang lain tapi mamah janji sayang setelah ini mamah akan berikan tempat tinggal yang jauh lebih nyaman dan milik kita"Viora berjanji kepada anaknya,ia harus memikirkan cara nya sekarang ia tidak boleh menyerah sekarang.

Ia harus melakukan sesuatu, mungkin tiga bulan rasanya cukup untuk ia istirahat ,ia harus mencari kerja untuk anaknya ia tak mau bergantung pada siapapun itu dan tak mau di anggap lemah .

Untuknya ia memiliki tabungan walupun uang itu adalah uang pemberian dari suaminya dulu untuk biayai hidup sehari-hari nya dulu yang ia simpan separoh .

Apa ia buat bisnis kecil-kecilan ya seperti menjual kue atau makanan sesuai keahliannya.Ya mungkin ia akan mencoba nya , karena jika berkerja ke orang ia tidak bisa leluasa menjaga anaknya pula ,ingin bisa menjaga anaknya sekaligus.

Saat kalut dengan pikirannya tanpa ia sadari ada sebuah mobilyang memasuki halaman rumah ini .

"Hmmmm"Viora yang sadar dengan hal itu langsung menatap mobil siapa yang ada di depan rumah ini karena posisinya sekarang sedang duduk di halaman rumah ini .

"Siapa dia ?Apa dia keluarga nya kak Bianca ya ?"tanya Viora pada dirinya sendiri saat melihat seorang pria yang keluar dari mobil itu ,pria itu keluar dan membawa koper yang cukup besar.

Dengan penasaran dan tanpa sadar Viora berdiri mencoba menghampiri orang itu .

Wusss

Mobil itu telah kembali laju dan keluar , membuat Viora sedikit penasaran dengan siapa yang ada di depan sana .

Dengan agak kesusahan ia berjalan, menuju ke pria itu yang mulai masuk ke dalam rumah.

"Hei tunggu!!!"teriak Viora cukup kencang, membuat orang itu menengok ke sumber suara.

Orang itu terdiam melihat Viora yang mendekati nya , menatap Viora penuh tanya dan menaiki satu halisnya.

"Who are you ??"tanya pria ini dengan nada datar ia melepaskan kecamatan hitamnya menatap lekat dari atas hingga bawah tubuh gadis di depannya.

"A-anu saya Viora ~"ucap Viora sedikit kikuk saat sudah ada didepan orang ini "saya temannya kak Bianca"lanjut Viora dengan nada yang sangat canggung mengingat ia menjawab dengan bahasa Indonesia sedang kan pria ini memberikan pertanyaan bahasa inggris.

"Hmmm"pria ini hanya bergumam lalu membelikan badannya hendak masuk ke dalam rumah.

"Kau siapa??"tanya Viora lagi sejujurnya ia takut sekali saat ini .

"Alex "jawab orang itu tanpa menoleh kebelakang, langsung masuk ke dalam rumah menyeret kopernya meninggalkan gadis ini sendiri dengan entah apa yang di bawa .

Viora hanya bernafas panjang saat mendengar jawaban dari orang itu , ia juga belum sempat menanyakan siapa pria tadi yang masuk ke dalam rumah.

Apa dia pacar kak Bianca kah? suaminya kah ?atau saudara nya kah ?itulah kalimat pertanyaan yang ia ingin ajukan tapi orang itu telah masuk kedalam ,ia harap orang itu bukan orang jahat .

Tapi ia rasa pria itu sepertinya baik mungkin orang itu adalah keluarga dari Bianca yang pulang entah darimana mengingat barang bawaan yang cukup banyak.

Daripada ia berdiri terus disini lebih baik ia juga ikut masuk ,jika ia bertemu lagi dengan orang itu mungkin ia akan menjelaskan kenapa ia berada di sini takut orang itu berpikir yang tidak-tidak.

Ia juga harus memandikan bayinya , karena dari pagi anaknya ini belum mandi dan belum menyusui lagi , setelah itu ia akan mulai beberes rumah ini dan menyiapkan makanan untuk Bianca .

Karena Bianca bilang gadis itu akan pulang cepat ,jadi ia harus menyediakan makanan untuk tuan rumah.

Viora melihat sekeliling rumah ini ,ia tak mendapati pria tadi .

"Kemana dia ?"ucap Viora pelan sambil berjalan ke kamar.

...----------------...

Cklek

"Haaaaa.."hembusan nafas lelah yang kini ia rasakan , mendorong kopernya secara kasar lalu langsung menaruh nya sembarangan arah .

Tak lupa ia juga membuka sepatu nya ,menarik dasinya agar terlepas , setelah itu ia juga membuka jas nya dan melempar kan jasnya ke kasur.

Mengerakkan tubuh nya yang terasa pegal ,setelah cukup ia langsung melemparkan tubuhnya ke kasur .

Merebahkan tubuhnya yang sangat lelah sekali,tak kala ia juga memejamkan matanya perlahan.

Menempuh perjalanan yang jauh buat kepalanya sedikit sakit , apalagi ia belum istirahat semaksimal mungkin.

Dan sekarang ia harus kembali lagi ke Indonesia mengurus banyak hal dari perusahaan dan juga menyadarkan kakak nya agar serius dalam berkerja dan tak main-main.

Dan tak membuat kesalahan terus , yang bisa membuat sang papah marah besar dan menyuruh nya harus ikut campur dan memberikan sentilan keras kepada kepala kakanya itu .

Sebenarnya ia sangat malas kembali lagi ke Indonesia, walupun negeri ini adalah kota kelahirannya tapi ia tak mau tinggal di negeri ini .

Ia tak benci Indonesia tapi kenangan yang ia alami di negri ini yang buat ia tak betah , sudah hampir 5 tahun ia tak pernah menginjak kakinya lagi .

Dan selama lima tahun ia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk penyembuhan hatinya, meninggalkan kenangan buruk yang terukir semasa ia tinggal di Indonesia.

Mencoba berpindah tempat dan bersekolah di New York membuat berangsur-angsur ia pulih dari trauma dari rasa sakit , bahkan ia mampu mendirikan perusahaan nya sendiri dan bisa menjadi sukses di usia muda atas kerja keras nya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!