Siang hari Viola kini sudah beraktivitas kembali, melupakan rasa sakitnya lebih tepatnya memaksa untuk tidak mengingat atau melupakan kejadian kemarin.
Ya walaupun terlihat jelas raut wajah yang seperti tidak ada selera dalam melakukan hal apapun, bahkan terkadang ia sering melamun.
Namun ia harus menjalani aktifitas dari mengurus bayinya dan mencuci pakaian yang cukup menumpuk karena kemarin ia tak sempat mencuci.
Ia mencuci pakaian dengan tangan tidak pakai mesin cuci di karenakan pakaian ini adalah pakaian bayi , karena yang ia tahu kulit bayi itu cukup sensitif dan jangan sembarang asal mencucinya.
Dan lebih efektif jika mencucinya dengan tangan agar lebih bersih saja .
"Huffff..."Viola membuang nafas secara kasar akhirnya pekerjaan telah selesai ,ia baru bisa mengerjakan tugas rumah saat Awan telah tertidur.
Karena semalam juga Awan cukup rewel dan susah untuk tidur, entahlah putarannya ini terus saja menangis semalam .
Ah untuk surat kemarin yang di berikan sama sekali tak ia tanda tanganin .Surat itu masih tergeletak di meja makan .
Rasanya ia masih belum siap untuk mentanda tanganin nya , bahkan untuk membacanya pun ia tak sanggup.
Biarkan lah seperti ini dulu seperti tak ada yang terjadi ,seakan kemarin adalah sebuah mimpi buruk yang tengah ia alami.
Ia berjalan mendekat ke arah Awan yang sedang tertidur,ia melihat wajah mungil yang yang sangat damai ini .
Ia ikut merebahkan tubuhnya di samping putranya,mengamati wajah setiap inci wajah putranya.
Wajah yang sangat persis dengan suami nya ini , bulu mata yang lentik dan hidung yang mancung,persis sekali dengan sosok suami nya .
"Nak jika sudah besar nanti jangan sesekali kamu menyakiti hati seorang wanita atau orang lain .Jadilah sosok yang baik dan pekerja keras"ujar Viora pelan dengan mengelus pipi putarannya.
Ting nong
Ting nong
Ting nong
Kala saat sedang menikmati memandangi wajah putranya ia sedikit tersentak mendengar suara bel apartemen yang berbunyi dengan tak sabaran.
Ting nong
Ting nong
Bunyi bel yang tak henti membuat Viora harus turun dari ranjangnya berjalan ke sumbernya suara.
Cklek.
Pintu perlahan terbuka menampakkan seseorang yang amat ia kenali , membuat ia terkejut sekaligus senang.
Karena sosok ini datang di waktu yang tepat dimana ia sangat butuh sandaran dan tempat menumpahkan isi hatinya.
"SINTAAA!!!!"teriak Viora yang langsung memeluk gadis ini .
"Sinta aku rindu kamu "ucap Viora di sela pelukannya.
"Tck lepas!!" teriak Sinta, mendorong tubuh Viora dengan keras, membuatnya terhuyung ke belakang.
Viora menatap dengan tak percaya, bertanya-tanya mengapa teman baiknya tiba-tiba bersikap kasar seperti ini. Biasanya, Sinta tidak pernah seperti itu saat bertemu dengannya.
Dengan wajah sinis, Sinta melipat kedua tangannya di dadanya, ekspresinya penuh dengan kesal. "Sekarang, bawa barang-barang dan bayimu keluar dari sini. Tinggalkan apartemen ini!" ujarnya angkuh.
Viora membeku, tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Sinta atau mengapa sahabatnya ini tiba-tiba mengusirnya.
"Maksud kamu apa?" tanya Viora bingung.
Sinta tersenyum sinis ke arahnya, mendekat dan berbisik di telinganya dengan nada rendah. "Karena kau dan Yogi sudah bercerai, dan sekarang apartemen ini menjadi milikku," ujarnya berhasil membuat Viora langsung membeku.
"Tidak, aku dan Yogi belum resmi bercerai, dan mengapa apartemen ini menjadi milikmu? Yogi tidak pernah mengatakan hal itu," seru Viora dengan terkejut.
"Tentu saja, karena Yogi sendiri yang memberikannya padaku dan sekarang aku ingin kamu pergi dari sini!" balas Sinta dengan sinis.
Viora mencoba untuk tetap tenang, tetapi ia semakin bingung. Mengapa Yogi memberikan apartemennya kepada Sinta? Apa hubungannya Sinta dengan Yogi yang membuatnya mendapat apartemen ini?.
"Kamu berbicara apa sih Sinta ,aku tak mengerti?"seru Viora yang belum paham apa yang dimaksud oleh nya .
"Karena aku adalah kekasih mas Yogi "ucap Sinta dengan penuh penekanan.
Membuat Viora dengan respek mundur kebelakang "K-kamu ngomong apa sih ?"Viora langsung scheepless saat ini .
Namun melihat reaksi gadis ini membuat Sinta tambah senang "Ah apa kau tak mengerti dengan kata kekasih hmm atau harus kah aku memperjelas nya ?"ujar Sinta dengan senyum yang mengejek.
"Ini bohong "ujar Viora dengan mata yang tiba-tiba memanas sekarang, bahkan ia sampai mengigit bibirnya dikarenakan gugup dan takut kalau perkataan itu nyata .
"Yak kau tak percaya harus kah aku tunjukkan bukti!!!"dengan setengah teriak Sinta mengatakan nya , dengan senyum yang tak pernah hilang di bibirnya.
" Tidak kamu pasti bohong kan !?!Kamu sedang bercanda kan ini hanya lelucon mu untuk mengagetkanku !!Jadi jangan bicara sembarangan Sinta!"ujar Viora dengan menggelengkan kepalanya,mencoba menyangkal perkataan temannya ini .
"Hahahaha kau pikir aku bercanda hmmm"Sinta seketika langsung tertawa namun detik berikutnya gadis ini langsung mengubah ekspresi wajah nya jadi serius."Apa wajah ku seperti becanda? Apa kau lihat kebohongan di wajah ku "Sinta menunjukkan wajah nya mengatakan itu dengan wajah tanpa ekspresi .
"Tidak ,tidak kamu hanya mengaku-ngaku!!"Viora masih bersikeras menolak pernyataan ini .
Mendengar Viora yang tak percaya dengan ucapan nya membuat ia tersenyum smirk,ia langsung mengambil ponselnya di tas .
"Baiklah jika kau tak percaya dengan ucapan ku ,akan ku tunjukkan seberapa serius nya ucapan ku ini"dengan tersenyum gadis ini membuka ponselnya.
Setelah mendapat kan apa yang diinginkan Sinta langsung menunjukkan nya kepada gadis ini "Liatlah kami sangat mesra bukan?"
"Tunggu -tunggu itu bukan yang wow kan tar ya "Seakan belum puas dengan apa yang tadi ditunjukkan gadis ini terus mengotak-atik ponselnya
"Kalau yang ini gimana?"ucap nya dengan senyum yang tak bisa di artikan.
"Ah atau kamu mau lihat yang jauh lebih intim lagi ?"ujarnya kembali dengan senyum kemenangan di wajahnya, bahkan siapapun yang melihatnya wajah Sinta nampak menjengkelkan sekali.
Viora langsung tak bisa berkata apa-apa lagi saat melihat kedua foto itu , bahkan tubuh nya langsung melemas.
"Gimana mesra bukan ?Tapi itu sih belum seberapa ada yang jauh lebih bom lagi dari kedua foto itu "ujar Sinta .
Gadis ini melihat reaksi Viora yang jadi membeku buat ia sangat senang dan juga puas .
Viora menelan ludah nya susah payah,lalu menarik nafas nya perlahan"Tidak itu pasti editan kan?"ucap Viora mencoba menyangkalnya dan bersikap tenang.
Walaupun nyatanya itu seperti nyata dilihat,tapi mungkin saja itu hanya editan,ya mungkin saja .
Ia mencoba berpikir positif kalau itu editan mencoba menenangkan dirinya sendiri, menyakinkan dirinya kalau itu hanya sebuah omong kosong saja .
Sinta tersenyum smirk saat Viora tak percaya apa yang ia perlihatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments