Luka Dan Juga Kesembuhan
"Viora mari kita bercerai"dengan suara berat dan tanpa ke raguan orang itu mengatakan nya .
Prang
Membuat seorang gadis yang berniat memberikan satu gelas air minum kepadanya,jadi terlepas mengakibatkan gelas itu pecah berkeping-keping
"Apaan sih mas ?! Jangan ngomong yang tidak-tidak"Orang yang di panggil Viora menatap lawan bicaranya dengan raut wajah tak terima.
"Aku tidak bencanda ! Aku ingin hubungan kita berakhir sampai di sini saja "ucap pria ini dengan tegas .
Viora mengigit bawah bibirnya saat ucapan tadi tidak ada nada kebohongan dan silat mata yang penuh cinta kini berubah jadi dingin,dan entah kenapa matanya tiba-tiba memanas "K-kenapa?"ucap nya pelan .
"Aku melakukan kesalahan kah? Terus jika kita bercerai bagaimana nasib anak kita "ucap nya semakin pelan bahkan ia sudah tak bisa menahan air matanya lagi .
"Karena kamu sudah tak menarik lagi di mataku , bahkan tubuh mu sedikit berubah"ucap orang ini dengan wajah datar nya .
Deg
Perkataan nya sukses buat Viora membeku dan mematung ,hanya karena itu kah suaminya ini ingin bercerai.
"Kau tak lagi seperti dulu , selalu kucel saat aku pulang ,yang selalu aku lihat wajah kamu yang tak ada sebuah polesan make up atau bibir yang merah merona,kau sudah tak menarik lagi di mataku "ucap orang itu dengan bersilang dada.
"Hanya karena itukah kamu ingin bercerai mas ?hanya karena penampilan ku dan perubahan tubuh ku ? Kamu tahu sendiri aku habis melahirkan dan aku juga tidak sempat berdandan , a-aku tak sempat melakukan itu ketika aku harus mengurus bayi yang benar-benar kadang tak bisa aku tinggal bahkan saat malam pun bayi kita selalu menangis meminta air asi ,apa kamu tahu apa yang aku rasakan ?apa kamu tahu betapa cape nya diriku saat harus mengurus semuanya sendirian dan mana sempat aku mengurus diri aku sendiri bahkan makan pun aku tidak pernah teratur lagi "ucap Viora cukup meledak-ledak saat mengetahui fakta ini yang buat suaminya ingin pergi .
"Aku tidak perduli intinya aku ingin kita bercerai "ucap orang itu sangat tegas ia menatap istrinya yang sudah berkaca-kaca,namun tidak ada rasa kasihan sama sekali saat ini .
"Tanda tangan itu "lanjut nya sambil menyerahkan sebuah dokumen entah isinya apa ,ia meletakkan nya di meja makan , karena saat ini posisi mereka berada di dapur .
"Masss ..."Viora tak sanggup lagi menahan air matanya ,pria ini sungguh-sungguh ingin berpisah .
"Apa kamu tidak mau memberi aku kesempatan untuk memperbaiki diri"ucap Viora pelan bahkan dengan air mata yang mengalir di pipinya .
"Tidak karena aku sudah tidak ingin lagi dengan mu"ucap orang ini malas .
"B-bagaimana dengan anak kita mas ? "ucap Viora mencoba menahan pria ini untuk tak melakukan hal gila .
"Kau urus saja sendiri anak itu "ucap nya lagi dengan dingin dan tak berperasaan.
Jlebb....
Perkataan tadi sukses buat hatinya sangat sakit sekali bagai kan ribuan duri yang tertancap di hatinya.
"Saya tidak ingin di bantah Viora !!kita akhiri sampai disini "satu kalimat terakhir buat Viora terdiam .
Pria ini membalikan badannya lalu melangkah pergi dari hadapan Viora meninggalkan gadis ini sendiri membeku .
Viora menatap punggung lebar milik suaminya saat orang itu semakin menjauh darinya.
Rasanya ingin berteriak tapi tak bisa ia lakukan ketika suaranya tiba-tiba tercekat, bahkan tubuhnya melemas ia melosotkan kelantai .
Itu sangat menyakitkan pria yang amat ia cintai memutus kan pergi ,pria yang selalu ia tunggu ke pulangnya memilih mengakhiri hubungan nya .
Padahal pernikahan nya baru menginjak tiga tahun , bahkan mereka baru juga di berikan karunia dan titipan dari Allah sebuah buah hati yang baru saja lahir di dunia ini .
Tapi lelaki itu memilih untuk pergi ,lelaki itu tak ingin lagi berjuang bersama nya .
Kenapa hanya karena urusan penampilan nya pria ini langsung berubah, kenapa hanya karena itu harus bercerai.
Tapi andai dia tahu bukan ia tak ingin menyambut suaminya pulang dengan dandanan di wajahnya, bagaimana ia melakukan hal-hal seperti itu jika setiap harinya ia harus melakukan pekerjaan rumah dari mencuci baju bayi hingga beberes rumah , bahkan ia juga harus ekstra menjaga buah hatinya yang tak bisa sembarang di tinggal begitu saja .
Oleh sebab itu ia tak pernah sempat mengurus dirinya sendiri , bahkan untuk makan pun kadang selalu terlewatkan.
Hiks
Hiks
Hiks
Ia tak sanggup lagi menahan rasa sesak yang begitu menyakitkan di dalam hatinya ,ia tak sanggup lagi menahan semuanya.
"Mass... hiks K-kenapa k-kamu pergi hiks...."Viola memukul dadanya yang begitu sakit yang kini ia rasakan.
Hiks
Hiks
Hiks
Rasanya ingin mati saja saat ini ,pria yang amat ia cintai kini ingin pergi dari hidup nya , sosok yang ia anggap keluarga dan amat ia sayangi ingin pergi.
Padahal pria itu adalah salah satu alasan kenapa ia masih ada di dunia ini , karena pria itu ia tetap bertahan hidup di dunia ini ,ketika kedua orang tuanya telah meninggal kan nya selama-lamanya.
Namun sekarang sosok yang membuat ia bertahan hidup memilih pergi entah kemana.
"Aaaaaaa ....hiks .. hiks"Viola menangis sejadi-jadinya, mengeluarkan rasa sakit yang begitu dalam .
Ia menutup wajahnya tak kala ia juga mengigit bibirnya.
"Ya Tuhan aku harus apa sekarang"ucap nya dengan suara parau ,ia melepaskan tangan yang menutupi wajahnya, matanya melihat sebuah kaca gelas yang sudah pecah .
Ia menggigit bibirnya saat pikiran ingin mengakhiri hidupnya kini semakin tercuat .
Ia mengambil serpihan kaca yang cukup runcing dan tajam ,ia menghentikan tangisnya beralih menatap kaca ia pegang.
Dengan tatapan kosong, dengan rasa sakit yang begitu dalam yang kini ia rasakan membuat bisikan-bisikan memutus kan urat nadi ingin ia lakukan.
Ia terdiam sejenak pikiran nya sudah kalut , otaknya tak bisa berpikiran jernih, Viola mengelus serpihan kaca itu melihat apa itu tajam atau tidak nya .
Ia tersenyum namun bukan senyum yang biasanya yang tulus yang selalu terukir namun dalam senyum itu ada sebuah senyuman pahit yang di berikan.
Entah sudah berapa kali ia mengigit bibirnya bahkan seperti nya keras sekali, sampai bibir nya memerah dan ada darah yang keluar.
Hingga detik berikutnya ia memejamkan matanya , mengumpulkan keberanian sampai tangan yang memegang serpihan kaca itu ia sangat dan ia dekat kan ke tangan satu nya lagi .
Lebih tepatnya tangan kiri tepat di bagian urat nadi berada .
Wajahnya sudah pucat ,dan jangan tanya pikiran nya , karena saat ini ia seakan tak sadar apa yang kini dilakukan.
Ia menggosok serpihan kaca itu ke tangan nya , sedikit pelan tapi lama kelamaan ia mulai menekan nya , hingga mau didik ia sudah mantap ingin mengakhiri hidupnya.
"Owaa. ...Owaaa..Owaaa "suara yang cukup keras membuat ia menghentikan aktivitas dalam melukai dirinya sendiri,seakan suara itu membuat ia tersadar dari sebuah lamunan sesat yang akan mungkin membuat ia tak bernafas lagi .
Di saat ia ingin lebih menekan tangannya dengan serpihan kaca agar mendapatkan luka tajam ,ketika suara bayi yang menghentikan nya.
"Eeaaa...Owaaa .."Viola langsung membuang serpihan kaca itu lebih tepatnya serpihan gelas pecah yang ia pegang.
Ia mencoba berdiri walaupun tubuhnya seakan mati rasa , mencoba tenang dan berusaha mengumpulkan kesadaran nya berjalan sedikit terhuyung menuju suara yang semakin kencang.
"Eaaa...eaaa"suara bayi itu semakin kencang terdengar.
Cklek
Viola membuka pintu kamar milik nya yang ada bayinya , jarak antara dapur tidak jauh karena saat ini mereka tinggal di sebuah apartemen milik suaminya jadi suara bayi ini terdengar ke dapur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments