Saat mereka sedang asyik mengobrol.. Tiba-tiba ada telepon dari Hito untuk Delisa.
Melihat namanya ,Delisa malas sekali mengangkat telepon nya, membuat Mama nya Delisa langsung bertanya.
“Siapa nak? kenapa tidak di angkat?”
“Mas Hito, ma?”
Gentara langsung memalingkan wajah nya, entah kenapa ia jadi kesal saat mendengar kalau Hito lah yang menelpon Delisa.
“Angkat saja dulu .. Siapa tahu perlu kan?” sahut Gentara.
Delisa mengangguk, lalu mengangkat telepon dari Hito.
(Kamu tinggal di mana sekarang?) tanya nya di ujung telepon.
“Bukan urusan kamu!” jawab Delisa dengan ketus.
(Aku mau mengantarkan surat cerai!) Hito juga berkata tak kalah ketus ketus.
“Kau sudah mengurus surat cerai nya? Baguslah.. Aku akan kirim alamat nya, tapi jangan kau sendiri yang mengantarkan.. Suruh saja kurir!”
(Tenang saja!)
Tutt!
Telepon langsung terputus begitu saja, tentu yang menutup duluan Hito. Delisa berusaha menetralkan rasa kesal nya dengan menarik nafas dalam-dalam, Lalu membuang nya perlahan.
“Del.. Kenapa?”
“Mas Hito sudah menceraikan Delisa ,ma.. Dia sudah mengurus semua nya, jadi tadi dia meminta alamat Delisa untuk mengantarkan surat cerai!”
Lisma terdiam, rasa bersalah kembali menguat, andai saja dulu dia tidak memaksakan diri untuk menyuruh Delisa naik ranjang, mungkin anak nya takkan jadi janda dua kali seperti ini. Lain dengan Lisma lain pula dengan Gentara. Laki-laki itu justru mengucap syukur karena Delisa sudah lepas dari suami nya. Bukan karena ia jahat.. Hanya saja Hito itu seperti sengaja membuang permata dan ia siap untuk mengambil nya.
“Jadi sekarang kamu resmi bercerai?” Lisma memastikan.
“Iya ma!”
“Ya sudah.. Mama minta maaf untuk kesalahan yang memaksa kamu naik ranjang dengan Hito, Del.. Mama menyesal melakukan semua itu!”
“Sudahlah ma.. Aku anggap semua ny pelajaran hidup, karena itu juga usaha ku sekarang jadi maju kan.. Jadi jangan lagi.. biarkan saja semua nya mengalir apa ada nya!”
“Kamu perempuan hebat, Del .. Aku yakin kelak kamu akan menemukan pasangan yang tepat!” sahut Gentara.
“Terimakasih banyak pak!”
*
Di rumah Hito ..
“Kamu telepon siapa mas?” Cintya datang ke meja makan dengan sudah rapi.
“Delisa, pak Bono bilang surat cerai nya sudah keluar.. Ide kamu ternyata ngefek sejauh ini, dengan kita memberikan alamat disini, Delisa tidak perlu menghadiri persidangan kemarin , dan hasil nya.. Hakim langsung menyetujui gugatan ku!” Kata Hito mengusap lembut kepala Cintya.. Dia seperti di buat mabuk kepayang oleh Cintya. Pasal nya Cintya memberikan servisan ranjang yang berbeda-beda dari biasa nya.. Tidak seperti dulu.
“Aku benar kan? Dengan begitu proses nya tidak akan lama! tapi ingat ya.. jangan kesana dengan alasan mengantarkan surat cerai itu! Suruh saja kurir atu ojek.. Kasih mereka tips yang agak gede! memang dia tinggal di mana sekarang?” ucap Cintya.
“Masih gak jauh sih dau sini, sekitar sekiloan lah.. ”
“Berarti dia tinggal di kontrakan kan? Pasti kecil .. Secara dari tampilannya saja , dia pasti tidak punya uang!”
“Tapi dari alamat yang dia kirimkan, ini komplek perumahan orang-orang berada Cin!” kata Hito sembari mata nya fokus pada pesan yang dikirimkan Delisa.
“Perasaan kamu aja kali mas, memang nya keluarga Delisa itu orang berada?? Aku yakin dia ngontrak di sana!”
“Terserah lah sayang.. Itu bukan urusan kita!” kata Hito lagi menutup pembicaraan.. Ia masih tidak percaya kalau Delisa mengontrak di rumah kecil. Alamat itu... Seperti tak asing, jalan manggis no 15.. Itu perumahan orang-orang kelas elit.. Tapi dari mana Delisa punya uang.
Tanpa pikir panjang, Hito langsung menyambar kunci mobil nya, ia berniat ingin memberikan surat cerai itu langsung. Terserah apa kata Delisa. Dia hanya ingin melihat seperti apa sekarang kehidupan wanita yang hanya satu bulan menjadi istri nya itu.
“Mau kemana mas?”
“Aku ingat ada klien yang ingin bertemu setengah jam lagi.. Jadi aku berangkat sekarang ya?”
“Ohh ya sudah.. ”
Hito langsung berlari kecil menuju mobil nya, ia melajukan ny dengan pelan. Menyusuri jalan yang di kirim Delisa.
Begitu sampai, benar saja.. Rumah yang di tempati Delisa sangat besar dan mewah. Furniture nya masih terkesan jadul, namun antik. Pekarangannya juga bagus.. Dan salah satu yang mencuri pandangannya adalah mobil, ia memicingkan mata nya lagi.. Mobil itu milik Gentara!
Tanpa sadar Hito mengepalkan tangan nya. Ia kesal karena Gentara ada di sana. Untuk apa dia ada di rumah mantan istri nya.
Tanpa pikir panjang, Hito langsung berjalan ke arah rumah Delisa, dan Hito juga terkejut saat mendapati , Lisma.. Mama nya Delisa ada disana juga.
“Hito?” Lisma terkejut saat Hito sudah berdiri di depan mereka. Delisa dan Gentara lngsung menoleh ke arah nya. Mendadak Delisa kesal karena Hito mengantarkan sendiri surat cerai itu. Padahal ia sudah mengatakan kalau jangan dia sendiri.
“Kenapa ma? Mama terkejut aku disini?? Merasa ke pregok karena sudah mengizinkan laki-laki lain ke sini?” kata Hito dengan memicingkan mata nya pada Gentara.
“Hubungannya sama kamu apa?” Sahut Delisa.
“Kamu gak sabar banget ya.. surat cerai nya masih di aku.. tapi kamu sudah mengundang laki-laki lain!” Mendengar hal itu dari Hito, Delisa kesal.. Ia langsung bangkit dan menghampiri Hito.
“Oh ya? Aku belajar dari kamu loh mas.. Kamu yang bahkan status nya masih sah suami saja, sudah bermesraan dengan Cintya di depan aku dan mama kamu sendiri! Apa reaksi ku berlebihan waktu itu?” Delisa mengangkat kedua bahu nya.
Hito merah padam, saat kejadian satu bulan yang lalu, memang Delisa tidak bereaksi apa-apa.. Dia hanya memutuskan untuk keluar dari rumah. Lalu kenapa sekarang Hito jadi kesal?
“Itu karena kamu sudah punya cadangan, Gentara kan?”
“Ck! jangan maling teriak maling! Jangan mencari-cari kesalahan ku! Karena apa??” Delisa langsung merebut surat yang ada di tangan Hito secara paksa. Ia membuka nya dan memperlihat kan nya pada Hito.
“Kita sudah bercerai! Kau bisa baca tulisan akta cerai ini dengan jelas kan? Jadi bukan urusan mu mengurusi hidup ku! Aku ingin dekat dengan siapa, menikah dengan siapa , hidup dengan siapa.. Itu bukan urusan mu, paham?”
Hito diam, namun gigi nya bergemurutuk, saat sedang begini.. Entah kenapa Hito melihat Delisa sangat cantik.. Bahkan anak rambut nya yang sedikit tertiup angin menambah kesan seksi di mata nya.
“Jangan sombong! Ingat ya.. Arhan itu masih keponakan ku, jangan asal memilih calon suami,”
“Terimakasih nasehat nya pak Hito! Sekarang pergilah dari sini!” Delisa menangkupkan kedua tangannya memohon agar Hito segera pergi sebelum amarah Delisa meledak-ledak.
“Dasar sombong!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Susi Akbarini
duuuuhhhh...
emang enak hito dicuekin...
😀😀😀❤❤❤❤❤
2024-03-11
1
Nar Sih
sipp delisa ahir nya resmi cerai dari si suami durjana ,semoga kebahagian stlh ini dtg pada mu delisa
2024-03-10
1
Yuliana Tunru
vagus sdh resmi cerai knp jg jd byk omong memprotes sikap delisa pdhl diri x yg sanfat busuk selingkuh dgn mantan istri tdk usah sok oeduli delusa dan arham bkn siapa2 lg skrg ..urusi z istri matre mu smoga tdk dibodohi lg
2024-03-10
0