Keesokan hari nya, hari kedua Delisa dirumah Hito. Pagi-pagi sekali ia bangun untuk masak keperluan sambal yang hari ini harus ia siap kan. Sengaja Delisa bangun jam 3 pagi agar aktivitas nya tidak diketahui Hito.
Delisa memasak dengan cepat, hingga pukul 6 pagi ia sudah selesai membuat sambal cumi nya, plus sudah ia packing juga. Jadi ia tinggal meminta kurir untuk mengantar nya nanti.
Tak lupa ia juga membuat sarapan untuk Hito, tepat pukul 7 pagi, Hito turun dengan pakaian yang sudah rapi. Biasa nya disaat seperti ini ia memang tak pernah sarapan, karena tak ada yang memasak. Hanya ada pembantu untuk membersihkan rumah saja. Padahal berulang kali Devana menyuruh anak nya untuk mencari ART yang khusus masak. Tapi Hito tak mau dengan alasan ia jarang ada dirumah.
Tapi pagi ini, bau harum masakan tercium dari arah meja makan, Hito pun penasaran dan mendekati nya. Disana sudah ada Delisa dan Arhan. Karena Arhan belum makan, Delisa yang makan sendirian disana.
“Kamu masak?”
“Iya!” jawab Delisa singkat.
“Untuk apa? Jangan repot-repot menyiapkan sarapan untuk ku, aku biasa makan di luar!”
“Kamu makan diluar, apa aku tak butuh makan? Apalagi saat menyusui seperti ini, aku lebih sering lapar. Kalau kalau kamu mau, maka makanlah.. Kalau tidak ya tidak apa-apa, aku tidak memaksa. Mungkin pernikahan kita memang hanya di atas kertas. Tapi aku tetap harus memenuhi tugas ku sebagai istri! Untuk urusan kau suka atau tidak, itu terserah kamu!” papar Delisa dengan tangan yang masih aktif menyuapkan sarapan ke mulut nya, ia tidak menoleh sedikitpun ke arah Hito yang berdiri tak jauh dari diri nya.
Hito geleng-geleng kepala, lalu pergi begitu saja meninggalkan Delisa makan sendirian, tak ada niat dalam hati nya untuk ikut makan bersama istri baru nya tersebut. Bahkan sekedar menyicipinya saja tidak.
‘Kau lihat mas! Kakak mu itu jauh sekali tingkah nya dengan mu yang hangat, pantas saja mbak Sintia mencari perhatian dari laki-laki lain!' protes Delisa dalam hati.
Saat Hito keluar rumah dan hendak masuk kedalam mobil, Hito memicingkan kan mata nya melihat dua orang kurir yang datang kerumah nya sepagi ini. Niat ingin masuk kedalam mobil ia urungkan.
“Saya tidak pesen paket mas,”
“Kami tau pak, kami kesini bukan untuk mengantarkan paket, tapi mau mengambil barang yang akan dikirim mbak Delisa.”
“Delisa? Dia mengirim apa?”
“Sambal cumi pak, sebelum melahirkan mbak Delisa menjual sambal cumi dan aneka makanan lainnya, tapi yang paling best seller tuh sambal cumi nya, banyak banget yang pesan!” jawab salah satu dari mereka ikut mempromosikan sambal cumi Delisa, karena memang selama ini jasa mereka sering di gunakan Delisa untuk membantu nya mengantarkan pesanan.
Hito mengerutkan kening nya, kenapa ia baru tahu kalau Delisa punya usaha seperti itu?
“Ini pak barang nya..” Delisa mengulurkan packingan sambal cumi nya pada dua kurir yang sudah siap mengantar pesanan nya. Delisa pikir Hito sudah pergi, rupanya belum. Mau bagaimana lagi, aktivitas yang harus nya tidak ingin Hito tahu, tapi malah berujung seperti ini.
Para kurir itu menerima paketan Delisa lalu pamit pergi dari sana. Sedangkan Hito belum juga masuk kedalam mobil. Delisa paham pasti setelah ini, Hito akan banyak pertanyaan tentang usaha nya.
“Sejak kapan kamu punya usaha begitu?” tanya Hito tanpa basa basi.
“Sejak mas Rendi pergi dari dunia ini, aku dan Arhan tetap butuh biaya untuk hidup kan?”
“Tapi sekarang kau sudah menikah dengan ku, aku akan mencukupi kebutuhan mu dan Arhan!”
Delisa menatap lama pada Hito, apa Hito melarang nya berjualan sambal seperti itu?
“Kamu melarang ku berjualan?”
“Untuk apa kau berjualan sementara kebutuhan mu sudah tercukupi?”
“Tapi gak mungkin selama nya kita begini, mas! kelak jika kau menemukan wanita yang kamu cintai, aku dan Arhan akan pergi dari sini. Jadi, aku tidak ingin bergantung hidup dengan kamu! Lupa kalau pernikahan kita hanya sebatas di atas kertas, lagipun kita sudah berjanji untuk tidak mencampuri urusan masing-masing. Jadi jangan protes!”
Hito balik menatap ketus pada Delisa, membuat Wanita beranak satu itu menundukkan pandangan nya.
“Terserah kau saja!” jawab Hito pada akhir nya lalu masuk kedalam mobil nya dan berangkat kerja. Sedang Delisa menatap kepergian Hito dengan perasaan kesal. Setelah itu ia kembali masuk kedalam rumah, untuk melihat Arhan.
Saat sampai di kamar nya dan Arhan, Delisa melihat wajah polos anak nya saat terlelap, membuat nya rindu pada sosok Rendi yang sangat hangat dan begitu sangat mencintai dirinya.
Baru saja mereka menikmati manis nya biduk rumah tangga, badai rumah tangga langsung menghantam mereka tanpa kira-kira, bukan hanya saja berpisah sementara waktu, tapi berpisah selama nya. Suami nya pergi begitu saja tanpa pamit, pertanda.
“Mas! Aku dan Arhan menanti untuk bertemu kamu lagi, aku rindu mas.. Aku rindu kasih sayang dan perhatian mu! Maaf karena aku mengkhianati janji kita untuk tidak menikah lagi setelah kepergian mu. Andai saja hari itu aku melarang mu pergi, mungkin sekarang kau masih ada didekat ku, di dekat ku dan Arhan!” kata Delisa lirih.
Rendi meninggal dalam kecelakaan beruntun, aneh nya jenazah nya sampai kini tidak di temukan, karena lokasi kejadian itu berada didekat jurang. Ada sekitar 3 korban yang tidak ditemukan jenazah nya sampai sekarang, dan Rendi termasuk salah satu nya. Dugaan kuat kalau Rendi sudah meninggal, mengingat kondisi jurang yang sangat curam, serta keadaan mobil nya yang ringsek parah.
Tapi hati nurani Delisa sebetulnya mengatakan kalau Rendi masih hidup, sebab itulah dia menolak sewaktu Bu Devana membawa lamaran untuk Hito saat Rendy dinyatakan meninggal tepat 40 hari.
Feeling Delisa di tolak mentah-mentah oleh seluruh keluarga karena di anggap tak masuk akal. Kemungkinan Rendi bisa selamat sangat kecil, jika benar dirinya masuk kedalam jurang yang sangat dalam itu. Tak ada yang berani turun kesana, karena selain semak belukar nya sangat tinggi, dibawah jurang juga ada rawa-rawa yang diyakini banyak ular berbisa nya.
Suara notifikasi ponsel nya berdering, biasa nya bunyi khusus itu untuk chat khusus jualan nya. Lekas Delisa membuka nya, dan benar saja kalau ada orderan yang sangat besar dari orang bernama Abdullah. Jika Delisa setuju maka pembayaran dp nya akan ditransfer sekarang juga.
Delisa berpikir sejenak, untuk pesanan sekitar 100 botol memang memerlukan tenaga yang cukup, ia menimbang-nimbang apakah ia sanggup mengerjakan orderan itu sendirian. Namun disaat Delisa tengah pusing memikirkan bagaimana cara nya, Pembantu yang biasa membersihkan rumah Hito datang.
Wanita paruh baya itu melihat Delisa dengan kaget, karena selama ini tuannya tak pernah membawa perempuan manapun kerumah nya, lalu siapa perempuan dihadapannya ini?
“Maaf non siapa?”
“Delisa Bu, saya istri nya Hito yang baru.. Kami baru menikah kemarin?”
“MasyaAllah jadi pak Hito sudah menikah lagi ya? Alhamdulillah ya Allah!” wanita sepuh tersebut menangkupkan kedua tangan nya ke wajah, mengucapkan syukur karena Hito sudah mau menikah lagi.
“Iya Bu, dulu saya istri adik nya mas Hito, Rendi.. Tapi suami saya meninggal, ibu mertua menginginkan saya untuk menikah dengan Mas Hito!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Putri Chaniago
kalo jenazahnya Rendy g d temukan berkemungkinan Rendy masih hidup donk. jgn lah ah gimana dg pernikahan Delisha n Hito
2024-02-09
1
Nar Sih
lanjutt kakk👍
2024-02-04
0