4. Naik ranjang?

“Jadi Non teh naik ranjang?”

“Iya bu! Sebenarnya saya gak mau nikah lagi, tapi mertua dan mama saya maksa supaya saya dan mas Hito bisa nikah! Sudah lah.. Lupakan saja.. Ibu ini siapa nya mas Hito?"

“Saya yang bersih-bersih dirumah ini Non! panggil saja si mbok!”

“Oh.. Soalnya baru hari ini kan saya liat mbok nya. Kemarin sewaktu saya sampai disini, mbok tidak ada. Selain dari sini mbok kerja apa lagi?” Tanya Delisa, mungkin saja si mbok ini bisa membantunya membuat pesanan kalau sekiranya beliau tidak sibuk.

“Biasa nya setelah ini saya kerja di rumah Pak Gentara non, Rumah yang ada di depan rumah ini,”

“Yang didepan sana ya? Saya kira mbok nya luang?”

“Iya non, saya teh ngurusin para duda kerjanya., pak Genta juga duda, istrinya baru meninggal 8 bulan yang lalu karena kecelakaan di lembah kencana itu, yang kecelakaan beruntun.. Jenazah istrinya Bu Indira juga tidak ketemu, kasihan sekali, pak Genta sampai frustasi!” papar mbok Nah. Membuat Delisa kembali teringat pada kecelakaan yang juga menimpa suami nya Rendi. Kasus nya juga hampir sama, yaitu jenazah nya tidak di temukan.

“Non.. kok ngelamun?” si mbok mengguncang bahu Delisa, seketika Delisa sadar kalau dihadapannya masih ada si mbok Nah.

“Maaf mbok, ucapan mbok tadi mengingatkan saya akan kejadian Almarhum suami saya, beliau juga kecelakaan di lembah kencana 8 bulan yang lalu. Dari beberapa orang yang jenazah nya tidak ditemukan, salah satunya adalah suami saya itu, bisa dibilang kasus nya sama dengan istrinya pak Genta . Bedanya saya di paksa untuk naik ranjang oleh mertua dan ibu kandung saya .. alasannya hanya karena anak saya dari mas Rendi butuh figure seorang Ayah.”

“Sabar ya non, pak Hito sebenar nya orang yang baik, Cuma si mbok memang sering liat pak Hito tuh ngelamun di balkon sendirian, sejak perceraian nya dengan bu Sintia, semangat hidup Pak Hito hilang Bu. Saya juga ikut bahagia kalau beliau akhirnya menikahi Ibu, kalian berdua sama-sama berduka dengan hati masing-masing, semoga Allah menumbuhkan rasa cinta pada kalian berdua, Aamiin ya Allah..” Delisa diam tak menjawab atau mengamini ucapan si mbok, karena saat ini Delisa tak merasakan apapun selain untuk kebahagian Arhan saja.

“Eh, tadi non Tanya soal kerjaan saya memang nya ada apa non?”

“Saya mau minta bantuan untuk membantu saya membuat orderan sambal mbok, anak saya masih bayi banget, kalau bikin dibawah 50 botol saya masih sanggup sendirian, tapi kalau sampai 100 kayak nya  saya perlu orang untuk bantuin saya , mbok!”

“Oh gitu, bisa non.. Saya bisa bantuin kok, untuk kapan non?”

“Besok pagi mbok, tapi pagi-pagi banget bisa gak ya?”

“Sebelum subuh ya non?”

“Iya mbok, karena jam 7 harus udah selesai di packing.”

“Kalau begitu kita kerjakan jam 3 pagi aja non, nanti saya datang jam 3 dari pintu belakang, karena kebetulan saya tinggal dirumah pak Genta, biar nanti sekalian saya beli buat pak Genta sarapan!”

“Boleh mbok, kalau gitu terima kasih banyak ya mbok.. Siang ini saya akan ke pasar untuk belanja keperluan dapur nya,”

“Non pergi sama siapa?”

“Berdua saja dengan Arhan mbok, karena gak mungkin dia ditinggal kan?”

“Kalau gitu sama si mbok aja non, kasihan non Delisa sendirian gak ada yang nemenin, pasti belanjaan nya banyak kan, kalau bawa bayi kan agak susah,”

“Tapi kan si mbok kan kerja, kerja nya juga bukan dirumah ini aja kan, mbok juga kerja di rumah pak Genta juga! pasti capek ngurus dua rumah sekalipun, masa saya mau ngerepotin mbok lagi sih?”

“Gampang mah kalau sama pak Genta non, beliau bebasin saya untuk ngambil tambahan dimana aja.. Jadi gak masalah kok!”

“Ya sudah kalau begitu, mbok selesaikan dulu kerjaan mbok, setelah itu kita baru ke pasar ya?”

Wanita paruh baya itu mengangguk, gegas ia menyelesaikan pekerjaan nya agar cepat selesai untuk bisa mengantarkan Delisa ke pasar. Bertahun-tahun ia bekerja pada rumah Hito dan Gentara, tak ada satupun dari istri mereka yang bersikap baik atau ramah pada dirinya, baru Delisa lah yang bersikap seramah ini.

**

Siang hari sesuai janji yang sudah mereka sepakati, Delisa dan si mbok langsung pergi ke pasar. Tujuan utama mereka adalah cumi asin,karena memang itulah bahan utama nya. Setelah mendapatkan apa yang mereka cari berikut rempah-rempah  nya, Delisa mengajak Si mbok untuk makan pada salah satu café. Awalnya mbok Nah menolak karena ia tidak pernah masuk ke tempat semewah itu sebelum nya, namun Delisa memaksa nya, dan mbok Nah terpaksa harus setuju.

Tanpa mereka sadari ada yang memperhatikan mereka saat kedua nya memasuki restoran tadi. Beliau adalah Gentara, tuan nya mbok Nah. Ada rasa yang aneh saat Genta menatap Delisa dengan Arhan yang masih dalam buaian nya, rasa penasaran menyeruak dalam hati nya.

Setelah selesai makan, Delisa dan si mbok kembali kerumah, mbok Nah mask kedalam rumah Gentara sedang Delisa masuk kedalam rumah HIto.

Saat mbok Nah masuk kedalam, ia melihat tuan nya sudah pulang dan duduk diruang tamu seolah sedang menunggu diri nya, padahal biasa nya Gentara tak pernah melakukan itu.

“Mbok Nah?” panggil Genta. Suaranya dingin, membuat bulu kuduk mbok Nah meremang. Sejak di tinggal oleh istrinya beberapa bulan yang lalu, mbok Nah seperti sedang merawat patung yang hanya bisa berjalan tanpa bersuara.

"Iya Tuan.."

"Siapa wanita yang bersama mbok tadi di Restoran?"

"OOh itu, namanya Non Delisa.. Dia istri barunya Mas Hito, tuan."

"Ternyata ada juga perempuan yang mau dengan pria angkuh seperti dia?" lanjut Genta dengan suara pelan, namun masih didengar oleh mbok Nah.

"Mereka naik ranjang, tuan! Non Delisa itu awalnya istri adik nya mas Hito, Den Rendi. Tapi kata non Delisa suaminya meninggal 8 bulan yang lalu karena kecelakaan di jalan Lembah kencana, dan suami nya juga menjadi salah satu korban yang jenazahnya tidak di temukan! mohon maaf, kasus nya hampir sama dengan nyonya kan Tuan?"

Dahi Genta mengerut, kenapa kasus Indira sama persis dengan kasus suami Delisa? rasanya tidak mungkin kalau semua nya hanya kebetulan.

"Lalu anak yang bersama nya?"

"Anak Non Delisa dengan Den Rendi, saat kejadian naas itu, Non Delisa sedang hamil 2 bulan karena mereka pun baru saja menikah.

Genta manggut-manggut, setelah itu mbok Nah pamit ke belakang. Ia masih  bingung dengan kasus Yang menimpa istri nya, Indira. Karena sampai sekarang kasus itu belum juga menemukan titik terang sama sekali. Tragedi kecelakaan beruntun yang banyak memakan korban, dan salah satunya istri juga suami nya Delisa.

"Aku harus segera menguak kasus ini!"

Terpopuler

Comments

Susi Akbarini

Susi Akbarini

waaaahhhh...
apa mereka jadi berjodoh yaaaaa??
😀😀😀❤❤❤❤❤

2024-02-21

1

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

apa jgn2 kasus x disengaja untuk mengaburkan sesuatu ..misalx rendy selungkuh gitu dgn istri tetangga hito..cm hayalanbq thoir krn agak aneh klo meninggal x bareng dan jasat tak ada..makin seruuu yg byk up x yaaa

2024-02-16

1

Nur Faris

Nur Faris

kok aq ngerasa kl ada apa2 y dng Rendy jg istrinya gentala

2024-02-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!