Cukup lama Genta bersenda gurau dengan Arhan , bahkan ia sempat meminta Delisa untuk memberikan Arhan padanya. Andai saja Indira masih ada, mungkin impian mereka untuk punya anak akan segera terwujud.
“Mbok, Pak Genta itu pengen punya anak ya?” tanya Delisa sembari memperhatikan Genta yang bercanda dengan Arhan, memang Hito sayang pada Arhan. Tapi bercanda mesra dan sedekat itu, tak pernah Hito lakukan. Apalagi sejak mereka pindah kerumah ini.
“Iya non, dulu pak Genta meminta Bu Indira untuk program hamil, tapi Bu Indira nya gak mau karena beliau seorang model.. Entah apa alasannya saya juga kurang tahu!”
“Ooh jadi istrinya pak Genta itu model ya mbok, pasti cantik ya.. pantes beliau merasa frustasi kehilangan Bu Indira!”
“Iya non!”
“Del, kayak nya Arhan pup deh! Dia kayak gak betah gitu.. Coba deh kamu liat dulu!” Genta menyerahkan Arhan kembali pada ibu nya, sebab anak bayi itu seperti menggeliat kesana kemari dengan wajah nya yang merah padam.
“Ehh mungkin iya pak.. Ya sudah kalau gitu biar saya ganti popok nya.. terimakasih banyak ya pak, sudah mau menggendong Arhan!”
“Sama-sama, tapi kok bapak lagi sih! Padahal saya sudah bilang kalau saya tidak setua itu, panggil saja saya Gentara!”
“Gak enak banget kalau manggil nya cuma nama doang begitu! Saya panggil mas aja ya.. Karena memang usia kita beda jauh!”
“Terserah kamu saja! Saya pulang ya.. Kalau misal nya besok-besok saya pengen gendong Arhan boleh kan?”
“Boleh banget, mas!”
“Ya sudah! Saya permisi pulang dulu ya?”
Setelah kepergian Genta, Delisa langsung masuk kedalam dan ke kamar nya dengan Arhan, Ia langsung mengganti popok Arhan yang memang sedang Pup rupa nya. Setelah mengganti popok nya, Delisa kembali menyusui Arhan dan malaikat kecil nya itu kembali terlelap.
Delisa mengusap pelan pipi sang anak. Garis wajah nya mirip sekali dengan Rendi, yang juga punya kemiripan dengan Hito.
“Mama akan berusaha sebaik mungkin untuk kamu,nak! semoga saja usaha mama lancar, biar kita punya rumah produksi sendiri, jadi gak bakal ganggu papa Hito lagi, ya kan?” bisik nya pelan pada putra nya yang kini sedang berada dalam mimpi. Banyak harapan yang Delisa ucapkan. Karena saat ini satu-satunya kekuatan nya adalah Arhan seorang.
**
Malam hari, Hito baru saja pulang dari kantor nya. Entah kenapa mata nya langsung tertuju pada Kamar Delisa, bukan ingin melihat istri baru nya itu, melainkan Arhan.
Saat pintu kamar Delisa diketuk, tak ada jawaban. Padahal jam masih menunjukkan pukul 8 malam.
Hito mencoba membuka pintu nya, dan ternyata tidak di kunci. Dengan dorongan pelan Hito sudah berhasil masuk kedalam kamar Delisa. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Arhan yang sedang menggeliat sedang kan ibunya terlelap.
Ia menaruh tas nya di atas nakas kemudian langsung menggendong Arhan.
“Hai anak papa! Main sendiri ya.. Mama bobok ya?” kata nya pelan, ia tak ingin membuat Delisa bangun. Jika wanita itu sudah bangun, maka Hito akan merasa canggung.
Sebenarnya Delisa ini sangat cantik, wajah nya mungil, dengan rambut yang hitam legam. Bentuk tubuh nya juga bisa dibilang sangat bagus. Tapi entah kenapa Hito masih belum bisa membuka hati nya untuk wanita lain. Satu-satunya wanita yang ia cintai itu adalah Sintia. Namun sayang, cinta nya justru dibalas pengkhianatan. Padahal jika diturutkan Hito telah memberikan segala nya pada Sintia.
Delisa meraba-raba tempat Arhan tidur, tangannya mencari-cari dimana Arhan berada. Karena tak kunjung ada Delisa membuka paksa mata nya.
“Arhan??” teriak Delisa dengan kuat, ia takut Putra nya itu akan kenapa-napa.
“Ada apa? Arhan bersama ku!” balas Hito kesal, pasal nya Arhan jadi terkejut karena suara Delisa begitu kuat.
“Maaf! kenapa kamu disini dan mengambil Arhan diam-diam?” ucap Delisa, karena sebelum nya Hito sudah membuat peraturan kalau diantara mereka tidak boleh masuk ke kamar orang lain. Tapi kini Hito melakukan nya.
“Siapa yang diam-diam, kamu tidur pules banget dan Anak kamu bermain sendirian, kalau sampai Arhan jatuh gimana?” balas Hito tak terima karena dituduh masuk diam - diam.
“Jangan cari-cari kesalahan orang lain, kesiniin Arhan.. Dan keluarlah dari kamar ku!” Delisa bangkit hendak mengambil Arhan dalam gendongan Hito, namun laki-laki itu justru refleks menghindar.
“Aku juga papa nya Arhan , biar aku menggendong dia sebentar! Genta aja kamu kasih, giliran aku kamu usir!” Delisa agak membulatkan mata nya saat Hito mengatakan perihal Genta yang menggendong Arhan tadi pagi, dari mana laki-laki ini tahu kalau Gentara menggendong anak nya? Bukannya tadi dia sudah pergi?
“Terserah kamu lah mas,”
“Jangan terlalu akrab dengan nya, dia itu tidak seperti kelihatan nya!”
“Apa urusan kamu? Kita sudah berjanji untuk tidak mengurusi hidup masing-masing kan?” bantah Delisa.
“Iya tapi aku ini suami kamu, Delisa! Terlepas dari pernikahan kita yang terpaksa, aku tetep papa nya Arhan! Dan kamu harus menuruti apa kata ku!”
Delisa mencebik tak suka, kalau sudah begini Hito dirasa sangat egois. Dia hanya menuruti ego nya saja.
“Jika aku masih melihat mu dekat dengan Genta, maka aku tidak izinkan kamu untuk membuat pesanan di rumah ku, silahkan cari tempat yang lain! Rendibbaru meninggal 8 bulan yang lalu , dan sekarang kamu sudah ingin mencari pengganti nya?!”
“Kamu gak salah ngomong begitu? lalu pernikahan kita apa?? Pikiran kamu terlalu kotor, mas! Daripada aku sibuk mencari perhatian laki-laki lain, lebih baik aku sibuk mencari tabungan masa depan ku dengan Arhan! Saat ini kita hanya berperan sebagai suami istri, tapi bukan dalam hal yang sebenarnya, jadi berhenti lah ikut campur urusan ku! Dan satu lagi.. kalau kamu melarang ku membuat pesanan disini, baik.. Aku akan cari kontrakan lain!” Delisa langsung menarik koper Yang ada di atas lemari, lalu mulai menyusun baju-bajunya yang tidak banyak kedalam koper. Begitu juga dengan baju Arhan.
“Apa yang kamu lakukan? Kalau mama dan orang tua mu tahu, apa yang akan ku katakan? Jangan membuat susah Delisa! Menikahi kamu saja sudah membuat ku susah, jangan tambah dengan tingkah mu yang aneh, kalau kamu nekat pergi silahkan, tapi serahkan Arhan pada kami, kamu lupa dengan perjanjian mama pada mu?” Ancam Hito, Dan Delisa terkesiap. Betapa tega nya mereka bersikap seperti ini.
“Tega kalian! Arhan itu putra ku, anak yang aku lahirkan dari rahim ku, kenapa kalian memanfaatkan kelemahan ku untuk mengurungku dirumah mu!”
“Aku hanya ingin kau menjauhi Gentara, apa itu susah??”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Susi Akbarini
cemburu bilang aja bosssssss ..
llanjuttttt..
❤❤❤❤❤
2024-02-20
1
Nur Faris
lanjut kak,...
Genta kyknya suka tuh sama dhelisa 🤔🤔🤔
2024-02-19
0
Nar Sih
lebih baik turuti kata suami mu delisa ,dan besabar lah dgn sikap nya ,yakin lah kesabaran mu pasti berbuah manis suatu saat nanti
2024-02-19
0