Bab 14. Memilih Pergi

Karena merasa sudah tidak ada lagi yang perlu di bahas, Delisa langsung melangkahkan kaki nya menuju kamar untuk mengambil koper nya..Untung saja pakaiannya belum ia kembalikan ke lemari. Sehingga lebih mudah untuk nya membawa nya kembali.

Sebelum pergi, Delisa melihat Arhan yang tertidur pulas di box bayi. Baru satu bulan lebih tapi dia harus mengalami hal ini.. Harusnya dari awal Delisa bisa menolak perjodohan ini. 'Mereka bilang ingin yang terbaik untuk Arhan.. nyata nya.. Mas Hito hanya memikirkan perasaan nya sendiri!’ batinnya sambil mengusap pipi Arhan.. Setelah itu Delisa mengambil gendongan dan Arhan.. Mereka siap untuk pergi.

Delisa melewati ruang tamu, di sana berdiri Hito, Mama mertua Yang sebentar lagi akan jadi mantan mertua nya, juga Cintya.. istri suami nya.

“Tunggu! Mama bilang berhenti Delisa, kau tidak bisa seperti ini?” Devana masih mencoba menahan Delisa agar tidak keluar dari rumah anak nya.

“Sudah lah ma.. Biarkan mas Hito hidup dengan wanita yang dia cintai.. Memaksakan kehendak itu tidak baik, ma.. Biarkan kami hidup masing-masing.. Itu akan lebih membahagiakan untuk kami!” jawab Delisa. Ini sudah jadi keputusannya, takkan ia rubah meskipun kelak Hito akan mengemis pada nya lagi.

“Kamu sudah berjanji pada mama kan? Kalau tidak mama akan mengambil alih Arhan!” ancam Devana, biasanya jika sudah begini maka Delisa akan luluh, dan bertahan adalah pilihan terakhir nya.

“Cukup, Ma! Sampai kapan mama memaksakan kehendak pada ku dan Arhan! Dia sudah kehilangan papa nya dari sebelum dia lahir.. Mama ingin memisahkan dia dari ku juga?? Kali ini enggak ma.. Aku juga berhak atas Arhan karena dia anakku, anak yang aku lahirkan dari rahim ku, mama tidak berhak mengambil nya meskipun mama itu nenek nya Arhan! Kalau Mas Rendy masih hidup, mungkin bisa.. Tapi sekarang dia pun sudah tidak ada!” jawab Delisa dengan berani, dia berpendapat bukan tak menghargai mama mertua nya. Tapi jika dia diam seolah hanya mama nya saja yang berhak mengeluarkan pendapat, sedang dia tidak boleh.

“Del.. Mama gak percaya kamu mengatakan ini!”

“Sudahlah ma.. Biarkan Delisa pergi..” kata Hito.

Delisa pun pergi dari sana, membawa Arhan.. saat ia keluar dari rumah, rupanya mbok Nah sudah menunggu nya di depan rumah Gentara. Mbok nah langsung lari tergopoh-gopoh menghampiri Delisa.

“Biar si mbok yang bawa non!” Mbok nAh menawarkan diri.b

“Jangan mbok, ini berat.. Biar saya aja!”

“Tapi Jan non gendong den Arhan.. Tambah berat non.. Gak apa-apa mbok bantu!”

“Tapi mbok.. Saya gak enak ngerepotin si mbok loh..”

“Kalau begitu biar saya saja yang bantu kamu!” Tiba-tiba Gentara datang dari dalam rumah nyaikit menghampiri Delisa dan mbok Nah di luar.

“Pak Genta..”

“Izinkan saya membantu kamu, Delisa.. rumah orang tua saya agak jauh dari sini.. Ayo kita naik mobil saja..”

“Tapi pak..”

“Gak apa-apa non.. Kan ada si mbok di dalam.. Non gak berdua aja dengan pak Genta.. Jadi tenang aja..”

Mendengar hal tersebut dari mbok Nah, Delisa pun setuju untuk naik ke mobil Gentara.

*

Sementara itu di rumah Hito, Devana masih tidak habis pikir dengan sikap Delisa yang menyerah. Masih banyak cara yang harus nya bisa ia lakukan selain menyerah begitu saja. Kenapa kalau memang Hito ingin menikah lagi.. Kalau Delisa berhasil membuat Hito jatuh cinta.. Lambat laun pasti Hito akan memilih diri nya. Bukan justru pergi meninggalkan Hito bersenang-senang dengan mantan menantu nya itu.

“Ma..” panggil Hito pelan.

“Jangan ganggu mama! Kamu tahu.. Kamu sudah mengecewakan mama Hito! Kamu tahu kan Delisa itu anak yang baik, penurut.. Bahkan dia juga cantik, jauh lebih cantik daripada Cintya Yang hanya modal make up! Kenapa kamu justru lebih cenderung ke Cintya.. Wanita ular itu sudah jelas-jelas mengkhianati kamu dengan bawahan kamu, apa kamu gak takut suatu saat kejadian itu akan terulang lagi!”

“Cintya sudah minta maaf dan menyesali perbuatan nya, ma.. Tolong restui kami!”

“Memang susah bicara sama kamu Hito! mau sekuat apapun mama berusaha menyadarkan kamu, tetap saja .. Yang ada di dalam otak mu hanya Cintya saja! pelacur murahan itu!”

“Mama!!” Hito mengeraskan suara nya. Menurut nya kali ini mama nya sudah kelewat batas dengan mengatakan kalau Cintya pelacur. Wanita itu sudah ia nikahi tadi.. Otomatis sudah menjadi tanggung jawab nya jika ada orang yang merendahkan istri nya.

“Kamu gak terima?? Memang seperti itulah kenyataan nya! Kamu buta karena Yang ada di mata kamu hanya Cintya.. Bukan kebenaran nya!”

“Terserah mama.. Tapi sekarang lebih baik mama pulang! aku antar mama pulang!”

“Gak perlu Hito! Mama bisa pulang sendiri!” Bu Devana langsung pergi dari sana.

Setelah mama nya pergi .. Hito pun menghampiri Cintya yang sudah berada di kamar nya.. Saat ia masuk betapa takjub nya ia melihat kemolekan tubuh Cintya berbalut dengan Lingerie sexy berwarna hitam.

Dengan segera Hito langsung melanjutkan hasrat nya yang sempat terjadi tadi.

Mereka menghabiskan malam itu dengan panas dan bergairah.. tanpa memikirkan bagaimana perasaan Delisa yang pergi membawa anak yang masih merah itu.

*

Delisa tiba di rumah pak Kuncoro bersama dengan Genta dan Mbok Nah. Genta langsung menyerahkan kunci rumah orang tua nya pada Delisa.

“Semoga kamu betah disini ya?” kata Gentara.

“Terima Kasih banyak pak.. Saya akan tetap membayar sewa untuk rumah ini.. tapi maaf saya tidak bisa memberi sewa pada umum nya.. Karena usaha saya pun masih belum terlalu banyak..”

“Jangan sungkan Delisa, kamu rawat saja rumah ini itu sudah cukup bagi saya.. Mbok nah.. Mbok di sini saja temani Delisa.. Saya akan tetap memberikan mbok gaji seperti biasa.. Anggap saja mbok tetap bekerja untuk saya.. karena gak mungkin mbok bolak balik dari rumah saya kesini.. Karena jarak nya memang lumayan.."

“Sungguh tuan??”

“Iya mbok!”

“Duh saya jadi ngerepotin sekali sepertinya.. Jangan begitu tuan.. Tuan gak perlu bayar orang untuk nemenin saya disini.. Kan ada Arhan!” Delisa menolak.. Bukan ia tak suka kalau mbok nah menemani dirinya.. Tapi dia merasa tidak nyaman saat Gentara menyuruh mbok nah menemani, tetapi gaji nya masih tetap berjalan di sana.

“Non gak mau mbok temenin ya?”

“Bukan gitu mbok . Tapi aku nya gak enak banget .. gimana kalau mbok biar aku aja yang gaji.. ya walaupun gaji nya gak sebesar gaji dirumah pak Genta dan Hito!”

“Gak apa-apa atuh non.. Si mbok kerja karena si mbok mau cari kesibukan aja.. bukan soal gaji.. Si mbok malah seneng kalau tinggal bareng non.. Bisa main setiap hari sama den Arhan!” kata mbok Nah.

“Kalau begitu panggil saya , Delisa saja mbok.. Jangan pakai kata non lagi!”

Terpopuler

Comments

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

hito dan mama x mmg egois mau senang dan dimengerti tp tak mau ysu gmn sskut hati x drlisa jd istri tak dianggap di selingkuhi pula smoga tak lama sifat cintya ketahua lg biar hito kapok urus cepat cerai x biar delisa tenang

2024-03-08

0

Susi Akbarini

Susi Akbarini

bicara berthan emang mudah..
tapi sulit buat melaluinya..
tiap hari nonton bioskop bf gratis

2024-03-08

1

Kasih Bonda

Kasih Bonda

next Thor semangat

2024-03-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!