2. Orangtua Arhan

Hito pergi dari kamar Delisa, ia pergi untuk menepikan diri ke teras belakang. Ia membuka rokok nya dan mulai menyalakan nya. Tiba-tiba Hito teringat kembali saat dulu Sintia mengkhianati nya.

Ia menghisap rokok nya dalam-dalam dan membuang nya dengan kasar juga. Rasa kesal nya memulai hubungan pernikahan ini kembali menyesapi hatinya, kenapa ia harus patuh pada ibu nya yang memberikan ide konyol ini pada dirinya. Setelah selesai barulah ia ingin kembali lagi ke kamar Delisa. Karena malam ini mereka masih tinggal di rumah orang tua Delisa, maka ia harus bersikap baik-baik saja. Besok.. baru lah mereka berdua akan kembali pulang ke rumah Hito yang sebenar nya.

Saat masuk kamar, Hito melihat Delisa sudah terlelap di tempat tidur sedangkan Arhan pun sama, hanya saja tempat mereka berbeda. Arhan di dalam box sedang Delisa di tempat tidur.

Hito bergerak mendekat ingin mengambil bantal dan selimut, karena ia tentu tak bisa satu ranjang dengan Delisa. Melihat Delisa terlelap saja rasa di hatinya biasa saja.

Sebelum ia benar-benar membaringkan tubuhnya di sofa, Hito memandangi Arhan sebentar. Malaikat kecil yang malang sekali nasibnya, harus kehilangan Ayah nya saat ia masih dalam kandungan.

“Meskipun dunia menentang, kamu tetap anak papa, Arhan! Takkan papa biarkan mereka mencela mu sedikit pun!” kata Hito pelan, sembari mengusap pipi Arhan dengan lembut, Delisa melihat semua itu. Diam-diam dia memperhatikan gerakan Hito yang sangat menyayangi Arhan. Hatinya sesak, ia teringat jika saja yang ada disana adalah Rendi. mungkin saat ini mereka akan jadi keluarga yang sangat bahagia.

*

Pagi hari, Delisa dikejutkan dengan rengekkan kecil dari putra nya, saat ia bangun rupanya kini Arhan telah di gendong oleh Hito.

“Sini, biar aku saja yang menggendong Arhan, mungkin popok nya basah!” kata Delisa.

Hito menurut dan mengulurkan Arhan pada nya, Delisa pun menerima nya.. Sembari membersihkan popok nya Arhan, Delisa menatap Hito sebentar lalu kembali fokus pada kerjaan nya.

“Kalau Arhan bangun, bangunkan saja aku! Kau tak perlu bersusah payah bangun untuk mendiamkan Arhan!”

“Tak apa! Kau sudah lelah menyusui dia sepanjang hari, jadi saat malam hari biar aku yang gantian menjaga Arhan!” jawab Hito.

“Gak perlu mas! Jangan biasakan Arhan dengan mu, kita tidak inginkan pernikahan ini kan? Suatu saat kita akan berpisah! Jadi aku tak ingin Arhan terbiasa dengan kehadiran mu!”

“Delisa! Aku tahu kita tidak menginginkan pernikahan ini, tapi aku tetap papa nya Arhan! karna aku saudara laki-laki nya Rendi!”

“Untuk apa mas? Pernikahan kita kosong, untuk apa kau mengisi kekurangan ku, sudahlah.. Aku hanya ingin Arhan tidak terbiasa dengan hadir mu itu saja! Urus saja urusan kita masing-masing. Mungkin setelah ini kami akan pindah ke rumah mu, tapi aku janji cepat atau lambat aku akan mencari rumah sendiri!” sambung Delisa lagi, Hito hanya diam mendengar semua itu, karena apapun yang dikatakan Delisa benar. Pernikahan mereka hanya cangkang saja tak ada isi nya. Tapi kasih sayang nya pada Arhan nyata, tidak bohong sama sekali.

Seluruh keluarga sedang sarapan pagi, termasuk mama nya Hito, Bu Devana masih disana dan akan ikut pulang bersama dengan anak dan menantunya.

“Jadi setelah ini, kau akan membawa Delisa ke rumah mu, Hito?” tanya Lisma.

“Iya Bu, sekarang Delisa dan Arhan sudah menjadi tanggung jawab ku. Jadi mereka akan aku ajak tinggal di rumah ku!”

“Syukurlah, ibu nitip Delisa ya.. Dia memang agak keras kepala, pribadinya sulit sekali dimengerti, apalagi saat ini ia baru saja kehilangan Rendi. Dulu, hanya Rendi yang bisa menghadapi dia, Ibu cuma minta kesabaran kamu, Hito.. Ibu yakin suatu saat nanti kalian akan saling mencintai!” kata Bu Lisma menaruh pengharapan pada menantu baru nya.

Hito hanya tersenyum tipis, mana mungkin mereka saling mencintai, berdekatan saja mereka tidak bisa, tidak nyaman sama sekali, jadi mustahil kalau mereka bisa saling jatuh cinta.

“Kamu bener, Lis! Aku juga punya keyakinan yang Sama kalau suatu hari nanti, Hito dan Delisa akan saling mencintai!”

Diujung lorong, Delisa hanya bisa membuang nafasnya kasar, harapan kedua orang tua mereka sangat lah besar, mana mungkin semua itu bisa terjadi.

Pukul 10 pagi, Delisa sudah tiba dirumah Hito yang cukup besar dan luas. Rumah itu di desain khusus menyerupai rumah yang ada di Eropa. Klasik tapi tetap terasa mewah.

“Itu kamar mu! Sedang kamar Arhan ada disebalah nya, dan kamar kalian juga saling terhubung satu sama lain, ingat satu hal Delisa, kita tidak boleh mencampuri urusan satu sama lain di kamar kita masing-masing! Aku tak suka! Jangan pernah sekalipun kau memasuki kamar ku!”

Delisa tak menjawab, ia langsung menarik koper nya menuju kamar yang di tunjuk Hito. Tak lupa ia juga meletakkan Arhan di kamar yang terhubung dengan kamar nya.

“Arhan sayang, ini rumah kita sementara ya.. Mama janji, secepat nya kita akan mencari rumah baru, hanya untuk kita berdua ya?” kata Delisa pada Arhan kecil nya. Wajah Arhan menggambarkan wajah antara Rendi dan dirinya. Mata serta alis nya jelas sekali kalau itu meniru Rendi yang juga sangat mirip dengan Hito. Sedang garis wajah dan bibirnya mengarah pada Delisa.

Ia sudah bertekad dalam hati untuk mencari penghasilan sendiri, untuk masa depan dirinya dan Arhan. Tidak mungkin ia akan minta sesuatu dengan Hito kan? meskipun sah dan sudah menjadi kewajiban Hito atas diri nya, Tapi hubungan mereka tidak sedekat itu. Delisa pun mulai mengaktifkan lagi jasa open order untuk sambal cumi buatan nya yang dulu ia kerjakan saat masih mengandung Arhan, selain itu juga ia membuka jasa catering dan kue. Semua ia kerjakan sendiri untuk membiayai hidup nya dengan Arhan.

Cepat atau lambat, Hito pasti akan menemukan wanita yang ia cintai, dan saat semua itu terjadi tentu dia dan Arhan sudah harus siap pergi dari sini, jadi ia tak boleh terlena.

Orderan yang masuk cukup banyak, karena memang pelanggan setianya sudah menantikan nya selama sebulanan lebih ini.

Mereka menyukai masakan Delisa karena memang rasa nya pas di lidah mereka.

“Alhamdulillah nak, ternyata masih banyak yang suka sama masakan mama!”

Rencananya besok pagi ia akan pergi belanja, bersama Arhan tentunya. Jadi Delisa mulai membuat rekapan belanjaan yang akan ia belanjakan besok, semua ia lakukan karena tak ingin ada yang tertinggal, sebab kali ini ia akan membawa Arhan turut belanja, kasihan jika Arhan ia bawa bolak balik keliling pasar.

Setelah itu, barulah Delisa menyusun baju-baju nya ke dalam Lemari, dilanjut dengan baju-baju Arhan.

Tak terasa hari sudah menginjak sore, Delisa bergerak ke dapur untuk memasak makan malam. Sebagai istri.. Meskipun Mereka tak menyukai pernikahan ini, Delisa tetap membuatkan Hito makan malam. Sebagai ucapan terimakasih karena sudah menampung dirinya dan Arhan di rumah nya.

Terpopuler

Comments

Putri Chaniago

Putri Chaniago

jgn sampai menyesal Hito.... d tinggalkan Delisa n Arhan

2024-02-01

0

Nar Sih

Nar Sih

semoga harapan mama hito dan ibu nya delisa jdi nyata ,mereka saling jatuh cinta suatu saat nanti

2024-01-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!