“Kenapa hanya kamu yang boleh membuat peraturan, mas? Apa aku tidak berhak mengatur hidup ku sendiri?? selepas kepergian mas Rendi kalian memaksa ku untuk menikah dengan mu, setelah menikah pun aku tidak berhak menyuarakan apapun??” tanya Delisa. Air mata yang sudah ia tahan sejak tadi, meluncur juga.. Rasa nya terlalu pedih untuk di tahan.
Kenapa orang-orang yang ia pikir menyayangi dan mendukung dirinya, justru seperti mengurung nya di sangkar emas seperti ini.
Hito meletakkan Arhan yang sudah tertidur pulas di box nya kembali, ia takut Arhan akan terbangun mendengar suara keras dari Delisa, maupun dirinya nanti.
Setelah meletakkan Arhan, Hito langsung menarik tangan Delisa keluar dari kamar.
“Aku tidak memaksa mu menikah dengan ku! Mama yang melakukan semua ini,” Hito memperjelas kalau bukan dirinya lah yang menginginkan pernikahan mereka. Tapi mama nya Hito sendiri, semua itu sebab mama nya tak ingin Arhan mendapatkan kasih sayang dari orang lain.
“Aku tahu! Tapi setidak nya jangan memaksa ku mengikuti kemauan kamu! aku tak semurahan itu hingga harus mencari laki-laki Lain setelah suami ku meninggal!”
Hito memalingkan wajah nya kearah lain, ia tak suka melihat Delisa menangis, ia juga bingung kenapa ia melarang nya dekat dengan Gentara.
“Terserah kamu mau berpikir apa, intinya aku gak suka kamu dekat-dekat dengan Gentara! Jangan membantah ucapan ku lagi,Delisa! Kau hanya akan melihat kemarahan ku saja!”
“Kamu egois mas!” Delisa membalik badan hendak kembali ke kamar tidur nya dengan Arhan, namun Hito mencegah nya. Dengan refleks Hito menarik tangan Delisa hingga badan nya memutar ke arah nya. Delisa menabrak dada bidang Hito dengan benturan yang lumayan keras. Jika di bandingkan dengan Rendi, bentuk tubuh Hito jauh lebih besar dan atletis. Hingga jika bersanding seperti ini , Delisa nampak kecil sekali.
Delisa meringis kesakitan, namun tak lama setelah itu kedua mata mereka bertemu. Cukup lama mereka saling pandang seperti itu, hingga Delisa sadar dan membuang wajah nya kearah lain. Hampir saja ia terpancing dan terhanyut dengan tatapan hangat suami nya.
Hito pun langsung melepaskan pegangan tangannya, dalam sekejap mata teduh Delisa hampir membuat Hito hilang kendali. Kali pertama ia merasakan ada yang aneh saat menatap wanita lain selain Sintia.
“Aku tegaskan sekali lagi, jauhi Gentara! Jika kau masih tidak mendengar, aku akan membuat hidup mu seperti dalam neraka!” setelah mengatakan itu, Hito pun pergi ke kamar nya.
Delisa mengusap kasar wajah nya. Ia masih belum mengerti apa yang barusan saja terjadi. Hampir saja dia terpancing emosional nya.
“Mas Rendi, maafkan aku.. Aku merasa melihat sosok mu dalam mata mas Hito tadi! Ini salah kan?? Harusnya aku tak merasakan itu, aku tidak mengkhianati kamu kan?” Delisa terduduk di lantai, ia merasa kalah dengan pertarungan diri nya sendiri.
“Enggak!! Ini salah.. Ya Allah.. Sudah hampir 9 bulan mas Rendi pergi, kalau memang dia masih hidup kembalikan dia padaku, kalau memang dia benar-benar sudah tiada tunjukan jasad nya pada ku, beri aku petunjuk!”
*
Keesokan harinya, seperti biasa Hito pergi ke kantor nya pukul 7 pagi. Saat dalam perjalanan, tak sengaja ia menabrak seorang wanita yang menyeberang tanpa melihat kiri dan kanan.
Bergegas Hito keluar dari mobil nya, orang-orang juga mulai berkerumun mengitari wanita itu.
“Gimana sih mas bawa mobil nya, hati-hati dong.. Tanggung jawab lah, bawa dia ke rumah sakit!” kata salah satu orang Yang ada disana. Hito melirik ke arah orang yang tadi ia tabrak, Darah begitu banyak keluar dari kepala nya. 'Apa dia masih selamat?’ batin Hito dalam hati.
“Maaf pak, saya akan bertanggung jawab.. Bisa bantu saya membawa wanita ini ke mobil?” kata Hito.
Orang-orang disana langsung mengangkat tubuh wanita itu ke dalam mobil Hito, ada salah seorang ibu-ibu yang ikut mengantar kan ke rumah sakit. Mereka takut kalau Hito justru akan meninggalkan wanita tadi dijalan daripada membawa nya kerumah sakit. Jadilah salah orang ibu-ibu diutus untuk ikut mengantar kerumah sakit.
Saat sampai dirumah sakit, dan para suster hendak memindahkan wanita tadi ke atas brankar, betapa terkejut nya ia kalau wanita yang ia tabrak itu adalah..
“Sintia!” seru Hito, dengan ekspresi wajah tak percaya. Sintia yang ia kenal dulu sangat perfeksionis, berpenampilan glamour dan menyukai barang-barang branded. Tapi apa yang Hito lihat hari ini sungguh di luar dari semua itu, Penampilan Sintia jauh berbeda sekali, pakaian nya lusuh dan seperti nya dia kurang terawat.
Sintia dibawa keruangan IGD, dan langsung ditangani oleh dokter. Kebetulan dokter tersebut sahabat lama mereka, Meri.
Cukup lama Sintia di periksa hingga Dokter Meri keluar dari IGD.
“Lo yang nolongin Sintia?” tanya Meri mengerutkan kening nya, ia tahu kabar perceraian antara Cintya dan Hito 4 tahun yang lalu, dan sempat juga menggemparkan jagad Maya.
“Iya, gue gak sengaja nabrak dia tadi.. Gue tahu kalau itu Sintia juga baru ini, pas suster ngangkat dia ke brankar!” jawab Hito apa adanya tanpa ada yang ia tutupi.
“Kebetulan banget ya.. Lo ikut keruangan gue ya.. Ada yang mau gue omongin!”
“Apa sih Mer, gue mau ke kantor.. Ada meeting Jam 9 nih!”
“Ini masih 7.30 ,To! Ayolah ada yang mau gue sampe'in, mengenai kondisi Sintia!” kata dokter Meri lagi, membuat kening Hito mengerut. Sejak perceraian nya dulu Hito benar-benar ingin menutup segala hal tentang Sintia. Meskipun ia tak menampik saat melihat Sintia tadi setelah sekian lama ada rindu yang memuncak. Apa lagi saat ia tahu kondisi Sintia saat ini pasti sedang tak baik-baik saja.
Karena tak sabar dengan reaksi Hito, Meri langsung menarik tangan Hito masuk kedalam ruangan nya.
“Apa sih Mer??”
“Benturan di kepala Tia parah banget, To! setelah ini efek buruk nya mungkin dia bakal kehilangan ingatan nya, bisa total bisa juga sebagian."
“Hah!! Serius Lo? Sampai separah itu efek nya?jangan becanda, Mer!”
“Mana mungkin gue becanda! Ini serius, Hito.. gini deh, untuk mastiin ucapan gue bener atau enggak, bisa gak Lo disini dulu.. minimal tunggu dia sadar lah..”
Hito nampak berpikir, bisa saja memang meeting hari ini digantikan oleh asisten nya di kantor, mengingat semua bahan nya juga ada pada nya. Tapi apa dia sanggup menjaga Sintia setelah 4 tahun berlalu?
“Gue tahu ini gak mudah buat Lo! Tapi Lo tahu kan, dia gak punya keluarga selama ini?? Si Anton yang waktu itu, ternyata cuma memanfaatkan dia aja, Hito! Gue pernah dengar slentingan dari temen kita yang lain, kalau setelah kalian bercerai tidak lama setelah itu, Anton ketahuan jalan sama perempuan lain! Dan Sintia di tinggal gitu aja! Kasihan dia, To.. Ayolah..”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Susi Akbarini
gak uaah lagi pdkt mantan
lanjuuuttttt...
❤❤❤❤❤❤❤
2024-02-24
1
Yuliana Tunru
knp mesti kasihqn kan dia yg selingkuh senang atqu menderita itu akhir dr pikihan x sendiri lah skrg hito sdh nikah dan itu lh tanghung jawab utama x
2024-02-23
0
Kasih Bonda
next Thor semangat
2024-02-22
0