9

"Ya duluuuu kan kebalik semua yang aku pikirkan," kata Alex.

"Bisa ya kebalik-kebalik gitu. Aneh," kata Rita.

Sasmi mengajak mengobrol soal tadi dalam angkot dan beberapa kelompok lain pun berdatangan termasuk Dina dan Koma.

Bergantian Rita ke kamar mereka sambil membawa beberapa kertas tugas. Ya kerja kelompok lagi dengan kelompok lain supaya cepat selesai.

"Yahhhh kan aku bodoh. Jadi kamu sering diancam?" Tanya Alex mengaku.

"Yaa sejak lama tapi dulu aku pernah mengalah tapi akhirnya jadi seenaknya. Makanya aku melawan, dan baru ada lagi saat kenal kamu," balas Rita sambil mencari tugasnya.

"Dia mengancam banyak orang termasuk temanku juga. Berani bawa nama aku untuk menghukum mereka," lapor Alex.

"Hahaha iya begitulah. Aku bilang ke dia, lain kali jangan mengadu ke aku atau cerita karena aku enggan lagi menolong dia.

Jadi ya kalau ada apa-apa, itu akibat ulahnya sendiri termasuk soal perselingkuhannya," kata Rita.

"Ish, aneh! Kamu dia bully tapi cerita soal aibnya. Kalau aku sih tidak akan pernah katakan.

Itu kan sama saja dia menggali lubangnya sendiri dan memberitahu orang lain untuk menguburnya," kata Alex.

"Kan kamu baca pesan yang dikirim salah satu dari grup dia. Aku sudah menolak lho tapi dia maksa ditambah bilang teman dekatnya. Cuih," kata Rita.

"Iya, makanya aneh. Ua kamu juga aneh, dia aneh kenapa sih semua orang yang dekat kamu aneh-aneh?" Tanya Alex.

"Lah situ tidak merasa aneh juga?" Tanya Rita tertawa.

Alex tertawa keras. Dia selalu melindungi cincin yang diberikan Rita, cincin itu tak pernah dia lepas bahkan saat mandi. Karena memang aman bila terkena air atau sabun.

"Kenapa segalanya dia bawa nama kamu, karena dia itu pansos. Itu kata orang yang meruqyah aku ya, jadi memang niatnya sudah jelek.

Kamu kenal banyak orang, banyak koneksi, teman-teman luas kan jadi kalau dia nempel ke aku atau kamu, istilahnya dia bisa kena sorot," kata Rita.

"Aaahhh ya itu banyak di sekitar aku juga," kata Alex pahan betul.

"Tapi maksudnya ke sorot. Sorot apa ya?🙄" Tanya Rita membuat Alex menghela nafas.

"Ya kesorot biar disebut teman dekat lah," kata Alex membuat alasan lebih masuk akal.

"Ohhhh iya juga yaaa," balas Rita membuat Alex tertawa.

Kini kedua kelinci itu duduk di pangkuan Alex dan rebahan dengan bebas gaya. Alex terhibur sekali dengan kehadiran mereka, dia sering bermain dengan mereka.

Binatang peliharaan adalah sarana medis yang paling terbaik untuk mengatasi rasa cemas, takut atau sedih.

Tatapan kedua mata mereka bisa menenangkan dan membuat diri terasa begitu hidup. Apalagi kalau sampai kena gigit. Bubu dan Choco pun merasa aman dekat Alex.

"Aku mau nanya, dulu waktu kamu sama dia masih ada kontak, apa kamu merasakan ada yang aneh?" Tanya Alex melihat ada kesempatan untuk bertanya.

"Ada, tapi waktu itu aku pikir mungkin aku yang salah saja," balas Rita.

"Apa contohnya?" Tanya Alex memastikan.

"Kalau pergi sama dia, uangku selalu hilang antara 20k sampai 100," kata Rita membuat Alex kaget.

"Selalu?" Tanya Alex.

"Tidak, karena aku sempat berpikir dia punya toyol jadi aku jarang keluar main lagi sama dia. Uang untuk bekal sebulan, tersisa hanya untuk dua minggu," kata Rita.

"Lalu dia sendiri bagaimana?" Tanya Alex, ternyata apa kata bibinya dahulu memang benar.

Siapapun yang dekat dengan Ney, uangnya akan berkurang tanpa disadari. Ternyata Rita yang paling banyak karena memang unsur iri sudah ada sedari dia mengenal Rita.

"Ya anehnya, aku lihat sendiri ya isi dompet dia itu kosong. Tiba-tiba dia mengeluarkan uang dong pesulap juga bukan.

Nah dari situ aku mulai tidak mau lagi deh main sama dia. Kalau main juga, aku hanya bawa uang 50k saja," kata Rita.

"Dia memang punya toyol tapi bukan peliharaannya. Semacam diikuti, dia tahu tapi tidak diusir dan itu banyak sekali.

Terus pernah kamu tidak hilang uang?" Tanya Alex sangat geram.

"Oh seperti ketempelan ya tapi dia tidak membersihkan? Ya ada, aku mencoba bawa buku juz amma yang kecil itu dalam tas.

Dan alhamdulillah tidak ada lagi uang yang hilang. Dia sempat agak penasaran begitu karena dia suka cek dompetnya," kata Rita.

"Hah!? Lalu?" Tanya Alex.

"Ya aku penasaran ada apa begitu. Dia bilang pelan, "Kok masih tidak ada ya?" lalu melihat ke arah aku dengan pandangan aneh," kata Rita.

"Kamu polos ya. Dia ada periksa tas kamu?" Tanya Alex.

"Pernah," balas Rita.

Alex berwajah datar. "Terus?"

"Dia pernah melihat kan ada juz amma dan agak kaget. Nanya kenapa aku bawa buku gituan?

Ya kan aku baru selesai kuliah dan setiap hari harus selalu bawa untuk setor hapalan. Lalu ya dia marah-marah secara aneh.

Aku bilang saja, "Kenapa? Toyol kamu tidak bisa ambil uang aku ya. Kasihan," dia kaget dan hanya diam terus pergi," kata Rita membuat Alex kaget.

"Kamu langsung ya diutarakan begitu," kata Alex.

"Ya langsung saja kalau tidak benar pasti dia membantah tapi dengan kepergiannya itu, berarti benar kan.

Jadi aku kemana-mana selalu bawa juz amma atau Al Qur'an kecil. Ya kita tidak pernah bisa melihat kan siapa-siapa saja yang menempel," kata Rita membuat Alex salut.

"Setelah lama dia ada ajak main lagi?" Tanya Alex.

"Ada tapi aku selalu menolak karena selalu PAS waktunya, aku ada tugas kuliah, tugas kelompok, diajak geng nonton, selalu banyak halangan untuk menerima ajakan dia," kata Rita.

"Alhamdulillah, Allah membantu untuk masalah kamu," kata Alex senyum.

"Alhamdulillah. Jadi aku lebih memilih untuk kembali ke teman-teman yang sudah ada.

Yang seperti dia, aku tinggalkan saja dan tidak permah juga sih ada yang sekedar menyapa," kata Rita.

Terpopuler

Comments

Ara Julyana

Ara Julyana

iya Rita jangan mau di remehkan, kadang kita selalu mengalah malah di pijak

2024-02-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!