6

"Ya awas saja kalau dia kabur setelah seenaknya megang-megang," kata Rita dengan galak.

"Iya ya harus tanggung jawab. Oh iya tempat penginapan kita nanti akan dekat dengan tempat kegiatan. Dapurnya di luar," kata Bu Dian membuat semua guru kaget.

"DI LUAR!?" Seru mereka semua. Terbayang kalau lapar bagaimana, wah masak dengan ditemani angin malam.

"Apa tidak salah bu?" Tanya Mona.

"Maunya yayasan begitu katanya supaya kalian kuat," kata Dian.

"Ya Allah," kata semuanya tidak ada yang protes.

"Siasatnya kalau masak, agak banyak kan. Kalian bawa tempat nasi kan? Nah bagi tugas yang bawa nasi siapa, sayur, kerupuk, dan lainnya.

Jadi kalau saat kalian lapar, bisa makan dari situ tidak perlu keluar lagi," kata Bu Dian.

"Bu Ika ini seberapa seringnya berganti pacar?" Tanya Koma.

"Ya dalam satu hari dia bisa punya enam pacar lah," jawab Ira.

Semuanya kaget. Mirip seseorang yang telah berlalu.

"Hyper sepertinya ya?" Tanya Asmi.

"Mungkin juga ada guru lelaki namanya Nunu, kata dia Ika ini memakai susuk," kata Lilac membuat semuanya menganga.

Penuh kejutan bukan.

"Untuk apa juga? Orang dia imut begitu," kata Mona.

Guru angkat bahu.

"Entahlah, untuk gadai diri kali pokoknya hati-hati saja kalau dia mendekati kalian," kata Arsah.

Beberapa menit kemudian, sampailah mereka di tempat tujuan, yang sangat luas dan pemandangan serba rumput.

"Waaaaah," seru semua orang dan langsung turun dengan sabar.

"Keren tempatnya," kata Rita menggeliatkan badannya yang pegal. Mereka semua juga sama.

"Ayo ibu-ibu segera turun, angkot akan menetap disini juga sampai pukul tiga sore.

Kita semua akan menuju ke atas berjalan kaki, bawa semua tas. Bus sudah ada di atas mengantarkan perlengkapan kita," seru yayasan menggunakan toa.

Mereka semua berjalan kaki sambil berlarian, udara sejuk menyambut mereka. Ada yang berfoto dengan latar pemandangan.

Setelah berjalan cukup dekat, guru lelaki berlarian mendekati dan menawarkan membawa tas mereka. Rita pun sama, dibantu oleh Pak Qori.

"Mari Bu, biar saya yang bawakan. Pasti lelah kan," kata Pak Qori yang menghindari kontak tangan.

"Iya pak, lumayan. Wah sudah siap ya," kata Rita melihat tenda-tenda.

"Alhamdulillah, silakan berkumpul dulu di tengah lapangan," kata Pak Qori kemudian berlari menuju penginapan.

"HAAATCIHHHH!!" Teriak Alex yang memiliki perasaan tidak enak. Ingusnya keluar padahal dirinya tidak merasa sakit.

"Tumben. Flu?" Tanya ayahnya memeriksa kening.

"Entahlah, dad bulu kudukku merinding sepertinya ada yang mendekati Rita," kata Alex.

"Hahaha bucin sekali kamu!" Kata ayahnya memukul keras bahunya yang membuat Alex guling-guling kesakitan.

Choco datang memeriksa Alex dan Bubu memastikan keningnya apakah panas atau tidak. Alex senang sebagai pengganti Rita, ada dua binatang berbulu yang selalu di sampingnya.

Bubu memukul kaki ayahnya Alex dan tertawa. Ayah Alex lalu menggendongnya dan membawa Bubu jalan-jalan.

Choco ingin ikut juga tapi Jasmine membawanya entah kemana juga.

"Heeei mau dibawa kemana mereka? Huuuh mereka ada kan sebagai ganti Rita," kata Alex mengejar keduanya dan mengambil Choco dari kakaknya.

Kembali ke tempat Rita. Mereka akhirnya berkumpul dan melihat dapur outdoor membuat mereka mengeluh.

"Menjaga apinya pasti susah nih," kata Koma.

"Yah," kata Rita garuk kepalanya.

Tampaklah seorang lelaki berisi, wajahnya lumayan ganteng, kulit putih agak pucat. Memakai kacamata hiasan.

"Beliau bernama Pak Kule bukan Sule ya. Beliau yang akan menjadi pembimbing kita disini," kata kepsek TK Mentari.

"Selamat datang para guru-guru TK, senang sekali saya bisa hadir dan menjadi pembimbing kalian di sini.

Silakan semuanya mulai memasuki kamar sesuai kelompok, dan kalian bisa mengiri daftar yang di depan.

Jadwal kegiatan bisa diambil beserta tanda nama kelompok ya," kata Pak Kule berjalan menuju resepsionis.

"Pak Kule ganteng ya," bisik guru lain.

"Ramah juga,"

Rita dan guru lain ikut berjalan di belakang. Tiba-tiba menoel sahabatnya mengarah ke guru yang tadi disebutkan oleh TK Makmum.

Penampilannya memang lain dari yang lain, tampak tidak peduli bagaimana para guru mencemooh dan membicarakannya.

"Ri, itu bukan orangnya?" Tanya Dina.

"Iya yang itu," jawab Rita pelan.

Penampilannya sangat berani dengan baju atasan kaos berlengan pendek, memperlihatkan mulusnya kulit kuning langsat.

Serta celana jeans berwarna jingga yang mencolok. Dia menyentuh salah satu guru lelaki dan tersenyum manja. Guru yang disentuhnya langsung istighfar lalu pergi, guru itu kesal.

Kalau Alex pasti senang didekati yang seksi dan biasanya sengaja membuat Rita cemburu. Tapi kadi karma untuknya saat tanpa berusaha membalas, Rita dihampiri banyak lelaki.

Buah dadanya agak menonjol, para lelaki agak malu melihatnya dan memilih menghindar. Setiap berjalan, buahnya itu tampak seperti menari atau melambai.

Mereka memasuki penginapan yang sangat luas dengan memiliki dua lantai dan kamar yang berjejeran.

Rita, Dina, dan Komariah terpisah menjadi tiga kelompok, mereka pun langsung menuju kamar masing-masing.

"Woh lumayaan," kata Sasmi duduk di kasur itu.

"Hufff syukur deh kita bisa istirahat dulu," kata Rita memilih kasur tengah.

Mereka lalu berganti pakaian menyamakan dengan jadwal, dan Rita memfoto semua ruangan dan mengirimkan pada Alex.

Alex sudah tidak pernah lagi cerewet apalagi banyak bertanya, dia mulai belajar untuk mempercayai Rita.

"Wow keren juga," balas Alex.

"Kamu sedang apa sekarang? Bubu dan Choco sehat?" Tanya Rita.

Alex mengirimkan foto dimana Bubu dan Choco sedang bergaya. Rita rindu pada anak-anaknya.

"Lagi makan ditemani krucil ribet! Aku tidak mau memikirkan apapun soal kamu," kata Alex.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!